Perjalanan

309 23 4
                                    

Makan malam kali ini berbeda dari biasanya, biasanya meja makan hanya diisi oleh Maya,Om Arif,Tante Tika dan Candra. Tapi kali ini anggota nya lengkap dengan kehadiran orang yang sangat Maya rindukan kehadirannya, yaitu sang ayah, bunda,dan bang Bay. Anggota keluarga Maya memutuskan untuk tinggal beberapa hari di rumah Kolonel Arif.

Sudah lama Maya tak merasakan hal ini, sejak beberapa bulan lalu ayahnya memutuskan untuk Maya dipindahkan ke Surabaya,lebih tepatnya di titipkan ke omnya. Karena ayah dan abangnya ada tugas di Markas Armabar.

Dari kecil Maya harus rela sering berpisah dan sering kali berpindah pindah dari kota satu ke kota lainnya demi mengikuti tugas sang ayah. Namun semenjak Maya duduk di bangku SMP ia memilih menetap bersama sang kakek di Malang sampai lulus SMK. Di SMK Maya mengambil jurusan teknik otomotif, yang membuat nya semakin jarang bertemu dengan kedua orangtuanya karena kesibukannya di sekolah. Lalu ia melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Surabaya, tepatnya di Institut Teknologi Sepuluh November Bandung, ia mengambil Jurusan Teknik Komputer.

Setelah itu ada beberapa kejadian yang menjadikan nya harus tinggal di luar negeri selama beberapa tahun.

Maka dari itu Maya merindukan suasana seperti saat ini, mungkin bagi orang lain ini terkesan biasa saja. Tapi lain halnya dengan Maya yang merasa bahwa ini hal yang luar biasa baginya.

Makanan pun telah tersaji rapi di atas meja makan. Kali ini Candra yang memimpin doa makan, dengan khidmat semua mengangkat kedua tangan seraya berdoa kepada yang maha kuasa dan bersyukur atas nikmat yang diberikan lewat makan malam ini.

Setelah itu semua nya makan dengan khidmat, sampai ayah membuka suara. "Gimana dengan tugas mu Maya?"

Maya mendongakkan kepalanya "Hmmmmm, ya gitu gitu aja yah. Tapi tenang aja Maya udah perbaikan semua kok" ucap nya sambil tersenyum.

"Emang lu kagak ada kerjaan lain apa selain obrak abrik sistem orang" omel Bay.

"Lah emang itu kerjaan gue, gimana sih Lo bang"

"Lah iya yak" jawab Bay di sertai tawa garingnya.

"Jangan kamu ulangi lagi kesalahan kamu, kalo bisa kamu kembangkan keahlian kamu biar bisa berguna bagi Nusa dan bangsa." Ceramah sang ayah.

"Siap Ndan" jawab Maya.

Setelah itu banyak lagi obrolan dan candaan yang terdengar dimeja makan.

⚓⚓⚓

Tok... Tok... Tok...

"Dek, Abang masuk ya" ucap Bay dari balik pintu.

"Iyoi bang" jawab Maya yang masih sibuk dengan laptop di pangkuannya.

Mendengar mendapat persetujuan, Bay pun masuk kamar Maya lalu merebahkan diri di atas kasur milik Maya.

"Ada apaan bang, tumben nyamperin gue?" Tanya Maya.

"Gak papa sih, biasa gue pingin cerita ama lo"

Sudah menjadi kebiasaan Bay yang selalu bercerita apa pun yang ia alami, mulai dari hal kecil sampai hal besar sekalipun akan Bay cerita kan tanpa ada satupun yang terlewat. Bay memang sangat terbuka pada Maya melebihi kepada kedua orangtuanya, Maya pun juga begitu padanya. Makanya mereka selalu akur di manapun berada, bahkan jarang terlihat mereka bertengkar satu sama lain. Kalau cek-cok masalah sepele mah, mereka ahlinya.

"Ya cerita aja,gue siap dengerin kapanpun kok" jawab Maya yang masih sibuk dengan laptopnya.

"Matiin dulu lah laptop nya, biar enak ceritanya!" Titah Bay.

Hantu LautWhere stories live. Discover now