PROLOG

911 38 2
                                    

Menjadi seorang TNI merupakan cita-cita banyak orang di seluruh Indonesia. Bagaimana tidak, memakai seragam PDH, memiliki tubuh yang tegap nan kekar,serta memakai baret kebanggaan, merupakan nilai lebih bagi seorang anggota TNI.

Namun disamping itu semua, ada tugas berat yang harus diemban dan dipikuloleh seorang anggota TNI. Seperti selalu siap sedia jikalau Ibu Pertiwi membutuhkan jasanya,menjadi garda terdepan untuk seluruh rakyat,menjadi pelindung serta memberikan rasa aman untuk rakyat dan keluarga nya . Dan tak jarang mereka harus siap berpisah jauh dari keluarga yang mereka cintai untuk waktu yang tidak ditentukan.

Semua itu mereka lalui dengan perasaan ikhlas tanpa pernah mengeluh, karena mereka tau jika Ibu Pertiwi telah memanggil maka tidak ada penolakan untuk tidak melaksanakan tugas yang diberikan. Meskipun mereka tau bahwa nyawa bisa jadi taruhannya.

Ini adalah kisah dari salah satu prajurit TNI Angkatan Laut,ia bernama Kapt. Arsa Rahandika Ramadhan. Di usia nya yang baru menginjak 26 tahun ia telah mendapatkan pangkat sebagai Kapten satuan Elit TNI AL yaitu Detasemen Jalamangkara atau biasa disingkat Denjaka, ia sekarang ditempatkan di Armada Timur yang terletak di Tanjung Perak Surabaya. Kapt. Dika adalah anak pertama dari dua bersaudara, adiknya bernama Aisyah Maharani yang sekarang tengah menempuh pendidikan disalah satu pondok pesantren di Jawa Timur.Ia barusaja menyelesaikan misi dan pendidikan nya selama 3 tahun di Amerika, selama itu juga ia berkesempatan bisa berlatih dengan pasukan Angkatan Laut Amerika yang namanya sudah sangat populer dikalangan masyarakat, siapa lagi kalau bukan pasukan Navy Seal.

⚓⚓⚓

Bandara Internasional Djuanda

Bandara yang berada disalah satu kota besar di Indonesia ini tak pernah sepi pengunjung domestik atau pun manca negara. Mungkin karena letaknya yang cukup strategis menjadikan bandara ini masuk dalam kategori bandara yang tersibuk di Indonesia.

Banyak pesawat yang terparkir dilandasan, mulai dari yang berbadan kecil sampai yang besar. Setiap harinya lebih dari 30 pesawat melintas di bandara tersebut.

Dari arah jam 2 terlihat seorang gadis berjalan santai sambil menggendong tas ransel hitam di punggung nya dan sepasang Earphone hitam bertengger di kedua telinganya. Ia lah...

Maya Kartika...

Gadis berpostur tinggi dengan sepasang mata elang adalah anak kedua dari pasangan  Laksamana TNI Teguh Erlangga dan Indah Fatimah. Ayahnya adalah seorang pemimpin tertinggi di Markas Besar Angkatan Laut (MABESAL) dan ibunya memiliki beberapa butik muslim yang cukup terkenal.Ia juga memiliki seorang kakak laki laki yang berprofesi sama seperti ayahnya, yang bernama Ridho Bayhaqqi.

Maya adalah seorang peretas handal, bahkan saking hebatnya ia sampai mendapatkan kesempatan untuk bisa bergabung dengan badan intelejen Amerika, CIA selama beberapa tahun.

Namun dibalik kesuksesan nya, ia justru harus berurusan dengan salah satu organisasi terlarang. Bahkan sampai sekarang ia belum saja bisa keluar dari lingkaran hitam itu, sudah banyak cara yang ia lakukan, namun semuanya tak membuahkan hasil yang memuaskan.

Tap... Tap...

Langkahnya terhenti didepan sebuah mobil bercat Hijau Lumut. Seorang laki laki berbadan tegap dengan rahang kokoh keluar dari mobil itu. Dan langsung menghampiri Maya dengan senyum manis miliknya.

"Welcome to Surabaya, Anonymous ku" ucap laki laki itu yang masih mempertahankan senyuman nya.

Maya langsung menjitak kepala laki laki itu. "Muji apa ngejek nih".

setelah mengucapkan kata itu, maya langsung menghamburkan diri dan memeluk laki laki itu. Yang tak lain adalah sahabat Maya sejak kecil - Ardiansyah Pratama. keluarga Maya sudah menganggap Ardi sebagai bagian dari keluarga nya, begitu pula keluarga Ardi. Makanya tak heran jika mereka berdua sangat akrab melibihi sebatas sahabat.

"Gue kangen banget sama lo May" ucap Ardi lirih.

Maya melepaskan pelukannya, "lo kira gue gak gitu?"

Ardi tersenyum,"Yaudah yok gue anter lo, keburu jam istirahat gue abis nih"

"Siap pak Lettu" ucap Maya sambil bersikap hormat.

"Eh May, lo kok bisa sih lo gagal ngeretas keamanan markas. Padahal itu lo sendiri loh yang bikin?" Tanya Ardi, saat mereka berdua sudah berada di dalam mobil Ardi

"kepo kek dora" jawab Maya seenaknya.

"Emang dora kepoan ya!" balas Ardi dengan polosnya.

"Gak tau. Tanya aja noh sama rumput yang bergoyang" tawa Ardi seketika pecah. Sedangkan Maya hanya memutar kedua bola mata malas.

"Oh ya, data yang om Arif minta udah siap kan. Besok datanya mau dibahas sama satuan soalnya."

"udah" jawab Maya. "nih" Maya menyodorkan sebuah map berwarna Navy ke Ardi, dan langsung disimpannya di loker mobilnya.

Sesampainya dirumah...

"May, gue langsung balik ya"ucap Ardi.

"Gak mampir dulu" ajak Maya.

"Gak deh keburu telat nih".

"Oke, makasih ya"

"Oke, jangan lupa tugas dari Om Teguh selam lo disini" peringat Ardi.

Maya menghela nafas panjang. "Oke"

Ardi hanya tertawa melihat ekspresi kecut Maya, dan ia langsung tancap gas menuju markas nya.

Maya mengingat kejadian beberapa hari lalu, saat ayahnya mengetahui bahwa ia lah yang membobol sistem keamanan markas TNI angkatan laut di Armada Timur. Ayahnya sangat marah besar dan akhirnya ia harus mendapatkan hukuman berupa mengabdikan diri di markas Armada Timur selama 4 bulan. Untungnya ia tak dijatuhi hukuman pidana karena ulahnya.

Hantu LautWhere stories live. Discover now