Wedding nya Abang

360 24 1
                                    

Di teras dekat kolam renang rumah Maya, terlihat Bay sedangkan berdiri sambil bercengkrama lewat telepon seluler miliknya.

"Mantaps! Udah dulu ya, pulsa mahal bro! Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" Suara perempuan diseberang sana.

Tutttttt....

Bay mematikan ponselnya, memasukkan nya kedalam saku celana jens selutut berwarna hitam yang ia kenakan.

Ia membalikkan badannya sambil mulai melangkah kakinya memasuki rumah megah milik kedua orangtuanya.

Hingga sampailah ia diruang keluarga, Bay langsung merebahkan tubuhnya di sofa panjang berwarna hitam yang langsung menghadap televisi besar.

Didepannya, terdapat dua makhluk yang akhir akhir ini tak asing dimatanya. Mereka adalah Ardi dan Danie yang sedang asyik bermain Play Station.

"Masoookkk!!!" Teriakan Daniel menggelegar diseluruh penjuru ruangan.

"Ya elah, kalah lagi. Dah lah males gue main, kalah Mulu!" Kesal Ardi sambil membuang stik Play Station ke sembarang tempat.

"Emang noob Lo Di" Bay terbahak bahak puas mengejek kawan kecilnya itu.

"Terus aja hina gue, Lo semua pro gue noob sendiri" Ucap Ardi masih dengan raut wajah sebal.

Bay dan Daniel tertawa terbahak bahak melihat raut wajah sebal Ardi.

Ardi menatap kedua orang itu dengan malas, ia lalu menyandarkan punggungnya di tepian sofa yang sedang Bay tempati.

"Ayo main lagi Di" Daniel memberikan stik PS yang tadi Ardi lempar.

"Ogah, dah males gue!" Jawab Ardi ketus, seperti anak perempuan yang sedang marah.

Lagi lagi Bay dan Daniel tertawa terbahak bahak.

"Ya udah,sini main sama gue aja El" Bay menerima Stik PS yang Daniel berikan.

Ardi mengeluarkan ponselnya, menscroll beberapa pesan yang masuk. Sedangkan Daniel dan Bay sudah mulai bermain dan beradu tak tik permainan Play Station.

"Bang, Maya gimana? Udah bisa dihubungi belum?" Ardi menatap Bay dengan wajah penuh pertanyaan.

"Udah, Dia sekarang ada di Cordoba, lusa balik kok dia!" Bay tak menoleh ke arah Ardi, dia masih fokus dengan permainannya.

"Lah pamitnya ke Bali sekarang di Cordoba, gimana sih tuh bocah? Demen amat bikin orang bingung!" Celoteh Ardi panjang lebar.

Bay merubah posisinya menjadi duduk, "Tau ah, gue sebagai Abang nya juga bingung."

Ardi menghela nafas berat, ia bangkit dari duduknya dan berjalan kearah dapur. Baru beberapa langkah dari tempat nya tadi, tiba tiba Bay memanggilnya.

"Di dapur gak ada makanan, mbok Jum udah seminggu gak pulang kesini! Mending Lo pesen online aja?"

Ardi kembali duduk sambil mengerucutkan bibirnya, "Yak elah, rumah gede tapi miskin makanan"

Ardi membuka ponselnya, menekan aplikasi berwarna hijau yang biasa digunakan para warganet memesan makanan, ojol atau sebagainya. Ia mulai memilih milih foto makanan yang terpajang dengan rapi di aplikasi tersebut.

"Eh Di, gak usah pesen makanan. Tadi Dika bilang mau kesini, pasti dia bawa makanan" Ucap Daniel.

"Alhamdulillah, voucher gue aman" Ardi mengelus dada pelan.

Tak lama setelah Ardi memasukkan ponselnya, terdengar suara deru mobil masuk kedalam pekarangan rumah Bay, selang beberapa detik terdengar suara salam menggema di seluruh rumah Bay.

Hantu LautWhere stories live. Discover now