Pekerjaan yang melelahkan

28 4 0
                                    

"Aku terima tawaran kemarin. Setelah itu tepati janji mu!" Maya mengetikkan pesan singkat kepada seseorang.

Tok!!! Tok!!! Tok!!! Suara ketukan pintu kamarnya bersamaan dengan suara lembut bibi ART. "Sarapan sudah siap Nona"

Maya hanya membalasnya dengan gumaman, kakinya melangkah menuju meja makan besar yang tak jauh dari kamarnya.

Disana Diego sudah menunggunya, sembari melemparkan senyuman hangat. Suara dentingan dari sendok dan garpu yang beradu menjadi sebuah alunan di pagi hari.

Matahari terus bergerak naik, aktifitas sudah mulai dilakukan oleh beberapa orang. Entah dengan alur yang sama atau berbeda. Bisa juga yang baru memulai sebuah rencana.

Maya terdiam di depan sebuah jendela kaca besar, ia dapat melihat beberapa orang sedang bekerja di bawah sana. "Apa kau yakin akan ikut dengan ku?" Suara Diego menggema di ruangan yang cukup kecil itu.

Sorot mata Maya beralih pada seseorang yang sedang duduk di belakangnya. Ia berjalan mendekat pada Diego, ia mengangguk perlahan sebagai tanda mengiyakan pernyataan Diego.

Koran yang sedari tadi Diego baca kini ia lipat dengan rapi, "Aku tak tahu apakah ini dibenarkan atau tidak, tapi aku percaya padamu". Setelah berucap demikian, Diego menyerahkan sebuah kertas kecil yang barusaja ia keluarkan.

"Bawalah ini, siapa tau kau butuh"

Diego melenggak pergi meninggalkan ruangan tersebut. Maya meraih kertas tersebut setelah bayangan Diego menghilang di balik pintu. Selembar kertas tersebut berisikan sebuah nama dan nomor telepon yang Maya tak asing dengan orang tersebut. Ia hanya tersenyum kecil sebelum menyimpan kertas tersebut dalam saku celananya.

Jari jemari Maya menari diatas layar ponselnya, mengetikkan sebuah pesan pada seseorang. Tak hanya satu orang saja ia mengirim pesan, tapi kepada beberapa orang berbeda.

Ting...
Sebuah pesan masuk, dengan segera ia langsung membacanya. Seutas senyuman terlukis diwajahnya. Dengan segera ia bangkit dari duduknya berjalan keluar ruangan.

Mengendarai mobil sendirian dengan alunan musik dari Linkin Park membuat sang supir terus tersenyum sepanjang jalan. Entah apa yang membuatnya begitu senang hari ini.

Mobil hitam berjalan membelah jalanan yang begitu rindang, pohon pohon disepanjang jalan seolah bergoyang diterpa hembusan angin. Alam seolah mengirimkan kabar baik untuk setiap insan yang berbahagia di dunia ini.

Sampai lah Maya ditempat tujuan, setelah memarkirkan mobil ia mulai berjalan masuk ke sebuah restourant.

"Reservasi atas nama Maya" ucapnya pada pegawai restourant tersebut. Dengan ramah sang pegawai mengantarkan Maya kesebuah ruangan VVIP, disana sudah ada yang menunggunya disana.

Pegawai restourant tersebut mempersilahkan Maya masuk, pintu pun ditutup saat Maya sudah duduk dengan posisi ternyamannya. "Maaf untuk keterlambatannya", sapanya ramah pada sang tamu.

"Tak masalah, sudah biasa terjadikan disini?" Jawab nya dengan tertawa kecil.

Maya membalasnya dengan senyuman, "baiklah kalau begitu langsung pada intinya saja."

Tamu tersebut mengangkat wajahnya menatap Maya, ia membersihkan mulutnya dengan sebuah sapu tangan kecil.

"Akan ada sebuah pengiriman besar yang akan terjadi minggu depan, anda bisa memanfaatkan kesempatan ini!"

Kedua orang dalam ruangan tersebut saling melempar tatapan serius. "Apakah itu menguntungkan ku?"

Pertanyaan yang dilontarkan sedikit membuat Maya merasa diremehkan, pasal nya ia disini menjual informasi yang bisa membahayakan nyawanya. Tapi apa yang dia dapat? Orang dongo macam apa tamu nya ini?

Maya menarik nafas berat, "Aku bukan orang bodoh yang mempertaruhkan nyawa untuk sebuah informasi yang merugikan? Kalau anda rasa informasiku tidak menguntungkan, maka kita akhiri saja kerjasama ini!" Tegas Maya dengan sedikit sulutan emosi.

"Hahaha" gemuruh tawanya begitu mengelegar seisi ruangan, "maaf, aku hanya bercanda. Baiklah aku akan menyusun strategiku sendiri."

Kesabarannya seakan di uji dengan sesosok tamu nya kali ini, dari pertama kali ia bertemu sudah terselip amarah dihatinya. Kini dengan terpaksa ia harus menjalin kerjasama demi sebuah aset masadepan yang cerah.

Sebuah map berwarna hijau dengan logo garuda disodorkan oleh sang tamu, "ini gaji pertama mu, tanda tangan disini agar cepat kering cuciannya"

Senyuman tipis tergurat di wajah Maya, ia mengambil bolpoin dan mebubuhkan tanda tangan diatas sebuah materai.

Transaksi sudah selesai dilakukan, kini keduanya menikmati makanan yang tersaji di atas meja. Dengan sedikit senda gurau yang dilontarkan oleh sang tamu, namun Maya hanya membalasnya dengan senyuman, karena ia rasa leluconnya tidak masuk dengan selera humornya. Ia hanya mencoba menghargai sang tamu saja.

Tak berselang lama, sang tamu pamit undur diri. Mereka berjabat tangan layaknya partner kerja. Pintu pun terbuka, muncul lah seorang ajudan yang berdiri disana seolah menunggu tuannya.

Sang tamu pun mulai berjalan meninggalkan ruangan, berbarengan dengan Maya yang sedikit membungkukkan badan kedepan sambil berkata, "Hati hati dijalan Tuan".

Ditempat lain

"Apa kalian dengan percakapan tadi, ini sudah cukup bukti. Mari segera kita selesaikan misi ini!" Ucap seseorang yang wajahnya tak begitu jelas karena tak tersorot oleh lampu.

Semua mata tertuju pada orang tersebut, mereka serempak menganggukkan kepala.

"Mungkin ini sudah waktunya untuk kita bersatu demi negara ini". Salah seorang menambahi.

Diruangan minim cahaya ini para pria itu menyusun strategi, semua sibuk mengusulkan ide ide terbaik mereka. Beberapa dari mereka ada juga yang sibuk menghubungi beberapa orang di belahan bumi lainnya.

Hari ini sungguh hari yang sibuk untuk semua orang, tak terkecuali untuk Maya dan Dika. Maya yang sedari pagi sibuk bertemu dengan tamu nya, membahas kerja sama yang tiada henti nya, mengurus bisnis Tuan Frank dan miliknya sendiri.

Dika yang sibuk berpatroli menjaga keamanan Negri ini. Beban berat yang harus ia pikul sebagai garda terdepan negara. Namun seringkali dipandang rendah akibat ulah beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab.

Setiap pekerjaan pasti memiliki resikonya sendiri. Jalani dan syukuri apa yang jadi jalannya, jika di rasa sudah terlalu berat dan letih lebih baik berhenti sejenak untuk beristirahat. Setelah itu lanjutkan lagi apa yang sudah dimulai.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 14 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hantu LautWhere stories live. Discover now