-18-

121 17 6
                                    

"Nih, mungkin lo butuh," Renjana memberikan selembar kertas pada Kuncara.

Entah kapan mulanya, sekarang setiap apa yang sedang Renjana kerjakan, ia selalu ingat pada Kuncara. Bahkan ia tak segan harus menyisakan satu pekerjaan di luar pekerjaannya untuk jaga-jaga jika Kuncara terlupa. Kuncara jadi sering menghubungi Renjana menanyakan tugas-tugas yang harus dikerjakan. Renjana tentu sangat senang bisa membantu Kuncara. Tanpa Kuncara suruhpun Renjana mau melakukan apa saja yang penting Kuncara bahagia.

"Makasih Jan. Lo tahu aja gue kelupaan kalau ada tugas ini. Sekali lagi makasih ya," balas Kuncara dibalas dengan sebuah senyuman oleh Renjana.

Nilai-nilai Kuncara belakangan ini juga ikut mengalami kenaikan. Kuncara sudah tak lagi jadi murid yang nolep atau tidak punya kehidupan. Kini Kuncara ada yang memperhatikan. Tanpa berat hati Renjana selalu ada, berusaha mengajari Kuncara atas pelajaran-pelajaran yang kurang Kuncara kuasai. Memberikan tugas-tugasnya untuk meringankan pekerjaan Kuncara. Semua itu ia lakukan dengan hati senang. Rasa sayang yang tumbuh di hati Renjana membuat ia ingin selalu melakukan segala hal hanya untuk meringankan hidup Kuncara, hanya untuk membuat Kuncara merasa gembira.

.

Sebentar lagi Renjana berulang tahun. Tahun ini Renjana genap berusia 17 tahun. Masa-masa termanis anak remaja menurut kebanyakan orang, sehingga hari ulang tahun ke 17 sering dirayakan. Namun tidak untuk Renjana. Perayaan ulang tahun hanya membangkitkan luka lama. Segala bentuk perayaan sudah terlalu sering dialaminya di masa lalu. Masa-masa yang ia kira indah tetapi ternyata semu. Kado terindahnya di usia 17 tahun ini cukup dengan Tuhan yang memberikan kesempatannya mengenal makhluk istimewa yang bernama Kuncara. Seseorang manusia baik yang berhasil menghangatkan hati Renjana yang begitu dingin. Seseorang yang berhasil membuat Renjana jatuh cinta.

Puluhan pesan tiba di ponsel Renjana saat Renjana baru saja bangun tidur. Sahabat dan teman-temannya sudah ramai mengirimkan berbagai ucapan, harapan, dan doa di hari ulang tahun Renjana. Renjana membalasnya satu persatu dengan ucapan terima kasih. Satu hal yang harus kembali Renjana syukuri bahwa seburuk apapun dirinya tetapi masih banyak manusia yang mau menjadi temannya.

Saat turun dari kamarnya, Renjana melihat bundanya sedang sibuk sendiri menyiapkan makanan. Makanan yang punya aroma begitu nikmat hingga membuat perut Renjana keroncongan.

"Masak apa Bun?" tanya Renjana tak sabar ingin cepat sarapan.

"Eh anak gadis bunda sudah cantik. Masak nasi kuning buat anak manis yang sedang berulang tahun," jawab bundanya sambil mengambilkan Renjana sepiring nasi kuning lengkap dengan seluruh lauk-pauk yang begitu lengkap. Ada orek tempe, telur, ayam goreng, mie goreng, timun, abon, dan masih ada beberapa lauk yang lain. Renjana makan dengan begitu lahap. Semua makanan yang dimasak dari tangan bundanya tak pernah tidak enak.

Setelah kegiatan sarapannya usai, bundanya mendekati Renjana. Memeluk anak gadisnya yang semakin tumbuh dewasa itu. Satu persatu doa dan harapan disuarakan oleh bundanya. Tak terasa mata Renjana sudah basah. Renjana sayang sekali dengan bundanya. Satu harapan yang selalu ia langitkan setiap waktu adalah ia ingin bundanya terus diberi kesehatan dan umur yang panjang oleh Tuhan sehingga Renjana bisa terus bersama bundanya. Sehingga Renjana bisa membuat bundanya hidup bahagia selamanya.
.
Dari puluhan pesan ucapan tersebut tidak ada nama Kuncara di salah satunya. Ucapan paling ia tunggu di momen ulang tahunnya saat ini. Banyak lelaki yang mengirimkan pesan padanya bahkan beberapa diantaranya tak dikenal Renjana tetapi masih belum ada pesan dari Kuncara. Kuncara mungkin tidak mengetahui hari ulang tahun Renjana.

Sampai di sekolah teman-temannya masih ramai menggoda Renjana yang sedang berulang tahun. Tak jarang mereka mencoba meminta traktir makanan sebagai pajak ulang tahun Renjana.

TEMARAM (COMPLETED)Where stories live. Discover now