-30-

160 9 0
                                    

"Janaa, temenin gue ke pos satpam bentar dong," ajak Laura menghampiri Renjana yang sedak sibuk membaca novel.

"Sama Miranda aja Lauraa," jawab Renjana tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas penuh tulisan.

"Miranda belum ngerjain PR kimia tuh. Ayo deh sama lo aja, bentaran doang," bujuk Laura.

"Gue juga sedang sibuk baca buku. Lo nggak lihat apa?" balas Renjana.

"Lo baca novel Renjana bukan baca pelajaran. Nanti lagikan bisa. Ini darurat Renjana, hidup dan mati gue ada disana," ucap Laura mendramatisir keadaan.

Hari ini ada mata pelajaran paling mengerikan dengan guru paling menyeramkan di kelas XII IA 5. Matematika peminatan sepaket dengan Bu Rosa adalah mimpi buruk bagi mereka. Sialnya Laura bisa-bisanya lupa untuk membawa buku tugas lengkap dengan PR hari ini. Untungnya hari ini ayahnya masih cuti sehingga bersedia mengantarkan buku Laura ke sekolah.

"Hm ya deh iya. Yuk cepat, nggak pakai lama. Pangeran gue gak bisa disuruh nunggu lama-lama." Renjana menutup novelnya, bangkit dari duduk lalu berdiri di samping Laura.

"Jana Jana. Cantik-cantik gini, pacarnya makhluk fiksi," ucap Laura geleng-geleng kepala.

"Masih mau ditemenin nggak nih? Apa gue duduk lagi aja?" tanya Renjana songong.

"Eh iya iya. Ayoo Renjana baik, temani Laura menuju pos satpam," ucap Laura sok manis.

Renjana memutar bola matanya mendengarkan Laura bicara.
.

"Eh Jana, itu bukannya kelas Aksara ya yang lagi olahraga?" tanya Laura saat mereka semakin dekat dengan lapangan utama.

"Emang iya?" Renjana balin bertanya sambil menajamkan penglihatannya.

"Eh iyaa beneran. Itu ada Aksara juga lagi pemanasan," ucap Renjana saat berhasil menemukan anak laki-laki yang belakangan ini ia repotkan atas seluruh kegalauannya dengan Kuncara.

"Gue emang pembawa keberuntungan. Coba aja lo nggak ikut gue, pasti lo nggak bakalan bisa lihat maskulinnya Aksara saat lagi olahraga gini." Laura berbicara angkuh.

"Ih apaan deh lo. Nggak perlu kemana-mana, cukup di kelas aja, gue udah bisa lihat pemandangan lebih indah dari ini kali WKWKWK," ucap Renjana membayangkan indah senyum Kuncara.

"Udah mulai confess nih bun?" tanya Laura jail. Laura tahu yang dimaksud Renjana adalah Kuncara.

"Eh eh. Udah deh yuk cepetan." Renjana mempercepat langkahnya untuk menutupi rasa malunya akibat salah bicara.

"Pelan-pelan dong Jana. Lo mau sprint apa gimana sih," ujar Laura sedikit kelelahan mengimbangi langkah Renjana.

.

Renjana semakin dekat dengan posisi Aksara melakukan pemanasan. Ia sedang ingin menjahili anak itu. Aksara terlihat lucu sekali kalau sedang kesal. Renjana sedikit mendekat dengan posisi Aksara yang sedang berdiri.

"Semangat pemanasannya anak manis. Kalau pintar, nanti mama beliin coklat payung 2 biji," bisik Renjana tersenyum ke arah Aksara.

Aksara yang sedang fokus mengangkat satu kakinya ke atas, otomatis oleng ke kanan ke kiri. Lalu berakhir jatuh di tempat.

Seluruh teman-teman Aksara yang menyaksikan itu langsung tertawa terbahak-bahak.

Aksara merutuki dirinya. Renjana yang tiba-tiba mendekat ke arahnya membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Sialnya, bukan hanya berhenti sampai disitu. Renjana juga membisikkan kata-kata manis dengan potensi melemahkan jantung Aksara. Rasanya tubuhnya langsung lemas. Lalu ia kehilangan fokus dan justru terjatuh.

TEMARAM (COMPLETED)Where stories live. Discover now