-40 [END]-

431 19 13
                                    

Renjana sudah selesai kelas sejak 1 jam yang lalu. Sore ini Renjana dan Aksara berencana untuk pulang kampung bersama. Jadi rencananya, sepulang dari kampus Aksara langsung menjemput Renjana dengan mobilnya dan langsung menuju ke kampungnya agar tiba disana tidak terlalu malam. Kebetulan sore ini Aksara tidak ada jam kelas.

Tapi sejak dering telepon pertama Renjana kirimkan ke ponsel Aksara hingga sekarang sudah dering ke 15 kali, sama sekali tidak mendapatkan jawaban apapun. Bahkan yang Renjana dengar daritadi hanyalah suara operator yang mengatakan bahwa nomor Aksara tidak aktif.

'kemana sih anak itu, apa Aksara ketiduran? tapi nggak biasanya hpnya dimatiin segala. Ih nyebelin banget sih tuh anak' batin Renjana dalam hati.

Sampai 30 menit selanjutnyapun masih belum ada kabar. Hingga akhirnya Renjana memilih naik grab lebih dulu ke kosnya. Mengecek Aksara siapa tahu dia beneran ketiduran.

Sampai di kos Aksara, Renjana justru terkejut melihat bahawa Aksara tidak ada disana. Bahkan mobilnya juga tidak ada di garasinya. Renjana mencoba bertanya pada teman-teman kos Aksara. Jawaban mereka sungguh membuat Renjana semakin cemas. Mereka bilang Aksara sudah pergi keluar sejak 2 jam yang lalu, katanya mau pulang kampung bersama pujaan hatinya, jadi dia pantang untuk membuatnya menunggu. Berbagai perasaan buruk menjalari hati Renjana. Sampai akhirnya ponsel Renjana berbunyi. Ia sangat berharap itu adalah Aksara.

Tapi sepertinya semesta sedang tidak berpihak padanya. Dering telepon itu bukan dari Aksara. Tapi dari nomor yang tidak dikenal. Tanpa menunggu lama, Renjana langsung mengangkatnya. Dan detik selanjutnya, Renjana terjatuh dengan tangisan sendu.

Aksara kecelakaan, dan sekarang sedang dalam keadaan koma.

Renjana langsung datang ke tempat Aksara berbaring. Air matanya tak pernah berhenti mengalir. Ia sudah tak menghiraukan siapapun. Ia hanya ingin Aksara membuka matanya. Ia hanya ingin manusia itu kembali seperti semula. Ia lebih suka Aksara bertingkah menyebalkan, membuatnya emosi dan marah daripada diam seperti.

Sore itu setelah menunaikan sholat ashar. Renjana berdiri sendirian di depan mushola dengan mata yang tak pernah kering. Berbagai memori dan kenangan bersama Aksara seperti kaset, berputar silih berganti disana tanpa henti. Bagaimana Aksara membuatnya tertawa. Bagaimana Aksara dengan tingkah sok dewasa memberikan petuah. Bagaimana Aksara memeluknya saat ia menangis karena Kuncara. Aksara tak pernah meninggalkannya. Aksara selalu ada di setiap Renjana butuh teman. Aksara tak sekalipun membiarkan Renjana sedih dan terluka sendirian.

Segala tingkah konyol Aksara yang kadang membuat Renjana sebal. Pukulan, jiwitan, dan segala amarah yang Renjana keluarkan tak pernah membuat Aksara marah ataupun benci pada Renjana. Semua itu berputar hebat dalam ingatan Renjana saat ini. Bedanya semua itu justru membuatnya semakin tenggelam dalam tangis yang luar biasa hebat.

Hingga akhirnya ingatan itu berhenti pada saat momen dimana Aksara mengungkapkan perasaannya pada Renjana. Bagaimana Aksara akhirnya bisa bicara begitu serius dengan kata-kata begitu indah padanya. Aksara yang tengil dan konyol berubah menjadi Aksara dengan seluruh kata-kata indahnya. Sayangnya Renjana saat itu tak menganggapnya serius. Renjana hanya menganggap semua itu angin lalu karena perasaannya untuk Kuncara terlalu besar dan terlalu menguasai hatinya hingga ia lupa bahwa ada manusia lain di dekatnya yang jauh lebih indah dan istimewa daripada manusia yang ia cinta. Dia adalah Aksara.

Renjana masih terus menangis. Renjana terus berdoa dalam hati agar Aksara bisa sadar kembali. Renjana ingin memeluk Aksara saat ini. Renjana menyesal sangat menyesal telah begitu tega pada Aksara. Di saat Renjana merasa bahwa manusia paling tersakiti adalah dirinya ada manusia lain bernama Aksara yang jauh lebih terluka karena harus melihat manusia yang ia sayang setiap waktu bercerita tentang manusia yang dicintainya. Aksara begitu kuat masih terus bertahan, masih terus tertawa, masih terus berupaya ada dan menjaga Renjana hingga detik ini. Padahal sudah tak terhitung lagi banyaknya, Renjana menyakiti dirinya.

TEMARAM (COMPLETED)Where stories live. Discover now