-34-

104 11 0
                                    

Tak terasa sebentar lagi Renjana sudah tak lagi menjadi gadis putih abu-abu. Beberapa bulan ke depan, ia akan menyandang status baru sebagai mahasiswa. Saat ini Renjana dan anak-anak kelas 12 lain sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan diri untuk menjalani serangkaian ujian demi mendapatkan sebuah kertas bernama ijazah. Selain itu, mereka juga sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan diri untuk mengikuti berbagai seleksi masuk perguruan tinggi.

"Ayo Jana buka sekarang aja," perintah Miranda.

Hari ini jadi salah satu hari bersejarah bagi mereka. Hari ini adalah hari pengumuman kuota siswa yang memiliki kesempatan untuk bisa mendaftarkan diri ke Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur rapot.

"Gue nggak berani ah Mir. Entar aja di rumah. Gue nggak mau sepanjang pelajaran nanti jadi bete gara-gara dapet merah," balas Renjana. Renjana tidak begitu yakin dapat kesempatan itu. Walaupun hatinya sangat-sangat berharap. Akan begitu menyenangkan jika bisa masuk PTN tanpa harus kembali berjuang keras untuk ikut jalur tes.

.
Teman-teman Renjana sudah ribut sendiri. Ada yang terharu karena ternyata mendapat kesempatan untuk bisa masuk seleksi SNMPTN, ada juga yang kecewa karena hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Dan ada juga manusia seperti Renjana yang tidak punya keinginan untuk tahu nasibnya sekarang. Ia masih duduk tenang mengamati teman-temannya. Sesekali mengucapkan selamat dan juga berusaha menghibur mereka yang gagal.

Tiba-tiba saja Laura terbesit ide. Laura yakin sekali kalau Renjana lolos, karena dia yang nilainya jauh di bawah Renjana saja bisa mendapatkan hijau apalagi Renjana. Maka ia ingin memberikan kejutan untuk Renjana lewat Kuncara agar seru.

"Kun, lo bukain deh ini pengumuman  Renjana," ucap Laura diam-diam mendekati Kuncara.

Laura tahu username dan password Renjana karena Renjana pernah meminjam hp Laura untuk memfoto kertas yang berisi username dan passwordnya saat mereka sedang di ruang BK. Kebetulan foto itu sampai sekarang masih ada di galeri Laura.

"Hah?" tanya Kuncara tidak mengerti.

"Renjana nggak mau buka sendiri, dia takut kalau malah jadi bete. Dia maunya dibukain mamanya nanti di rumah. Padahal gue yakin kalau dia tuh lolos. Jadi daripada nunggu lama-lama, sekarang aja coba lo bukain. Sekalian ngasih kejutan buat dia." Laura memperjelas kalimatnya.

Setelah mendengar penjelasan Laura, tanpa kata, Kuncara mensetujui ide tersebut. Ia langsung memindahkan username dan password Renjana di ponselnya.

.

"Hei Jana," sapa Kuncara mendekati bangku Renjana.

Renjana sedang duduk sendirian karena Miranda dan Laura baru saja pergi ke kamar mandi. Akhirnya Kuncara duduk di bangku sebelah Renjana. Kuncara duduk dengan menghadap Renjana, menatap lekat gadis cantik itu. Renjana yang sedang diamati begitu lekat menegang.

'dilihatin Kuncara kaya gini lebih menyeramkan daripada dilihatin hantu' batin Renjana dalam hati.

Kuncara meyodorkan mengajak Renjana bersalaman.

"Selamat ya Jana," ucapnya sambil tersenyum manis.

"Ha?" tanya Renjana bingung.

Kuncara langsung menunjukkan layar ponselnya yang berisikan pemberitahuan bahwa Renjana lolos pemeringkatan. Wajah Renjana langsung berbinar. Ia masih setengah tidak percaya kalau dirinya bisa lolos. Dan lucunya pengumuman itu ia dapatkan dari Kuncara. Kuncara sudah seperti malaikat pembawa kebahagiaan hari ini. Ah bukan hari ini saja tepatnya tapi setiap hari bagi Renjana.

Renjana ingin teriak sekarang, Renjana ingin memeluk Kuncara saking bahagianya. Tapi rasanya tubuhnya tidak bisa bergerak. Seluruh tubuhnya terkunci di tempatnya berada.

TEMARAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang