🐾Terjebak bersama

346 17 0
                                    

HAPPY READING❤️
-

"Ternyata benar kita berbeda Dimata orang yang tulus"

-Bang (SAT)-

Kantor 18.00wib

Sudah  1 jam aku melewatkan jam pulang kantor karena siapa lagi kalau bukan karena manusia menyebalkan satu ini. Dia menyuruh ku untuk tak pulang sebelum laporan keuangan, laporan pemasukan, dan laporan pengeluaran dana sudah selesai dia periksa dan pelajari.

Dasar manusia aneh, bukan kah didalam laporan keuangan sudah tersedia berapa dana yang keluar dan berapa dana yang masuk? lah dia menyuruh ku untuk membuat terpisah tapi tetap saja laporan keuangan tetap sama semuanya lengkap. titisan apa nih yang begini.

"Apakah masih lama pak? saya belum sholat Maghrib" seru ku yang dari tadi hanya diam, tak ingin melewatkan ibadah hanya demi menemani nya disini.

"Hah iya. Sebaik nya kamu sholat sekarang diruangan khusus ibadah"

Dari tadi kek

eh btw dia gak sholat dia kan juga muslim.

"Bapak tak sholat?"

"Nanti setelah kamu"

Aku hanya ber oh ria.

"Bapak tetap disini. Jangan tinggalkan saya ya" ujar ku menunjuk-nunjuk nya bisa saja kan saat aku sholat dia malah langsung pulang.

"Saya tak sejahat pikiran kamu!"

"Oke kalau begitu saya permisi"

"Heem"

Aku langsung berwudhu dan langsung sholat magrib.

Setelah mengakhiri doa ku aku melipat mukenah dan meletakkan nya seperti semula. Memang diruangan khusus beribadah untuk muslim ini sudah menyediakan mukena dan lainnya itulah kenapa aku nyaman juga disini.

Saat hendak berbalik aku melihat pak satria berdiri didepan pintu tentu saja aku terkejut melihat nya, untung saja jantung ku masih normal.

Aku melihat muka nya yang sudah basah karena berwudhu. Memang yah kalo cowok selesai wudhu itu damage nya gak ngotak. Astaghfirullah...yok istighfar.

"Sudah berapa lama bapak disitu?" Tanya ku sambil menatap nya curiga

"Baru saja" jawabnya langsung berlalu

Benarkah? Ah Sudah lah terserah dia saja.

Memilih tak memikirkan nya,
Aku langsung meninggalkan ruang ibadah membiarkan pak satria untuk sholat.

Aku memutuskan untuk kembali ke ruangan pak bos. Tapi saat aku melewati pintu gudang aku jadi penasaran apa sih isi gudang ini. Gudang nya terang sekali. Memang semua ruangan disini terang terdapat lampu dimana-mana makanya aku tak takut.

Lantas aku masuk dan kembali menutup pintu. Aku melihat ada banyak buku tebal dan juga kertas-kertas yang tersusun didalam kardus.

Meskipun namanya gudang tapi isinya jauh dari ekspektasi ku semua nya rapi dan tersusun seperti ruangan ini tetap terawat, terdapat sofa juga disudut ruangan tepat dibelakang sofa ada jendela kaca yang mengarah ke ruangan ku. mungkin sofa yang tak terpakai pikirku.

Setelah 10 menit aku melihat-lihat aku memilih untuk keluar, tapii kenapa pintu nya tak bisa dibuka. Oke aku jadi panik sekarang.

aku mencoba berteriak tapi nihil hanya ada pak satria dan aku di lantai ini kebetulan juga diluar sedang hujan deras, suara ku teredam dengan hujan. Aku hanya berdiri di dekat jendela gudang ini berharap pak satria melihat ku, tapi tiba-tiba dari lorong dekat lift lampu ruangan lantai tiga satu persatu padam di sepanjang lorong. Demi apa aku takut

"Pak...pak tolong saya" aku berteriak kencang berharap pak Satria mendengar ku, untung saja lampu gudang belum padam.

"Ana kau dimana?" aku mendengar suara itu lantas aku menoleh ke arah luar jendela.

"Pak tolong saya saya disini" teriak ku sambil memukul pelan jendela kaca.
Dan ya dia melihat ku aku bisa bernapas lega sekarang.

Tepat saat dia membuka pintu lampu gudang padam dan gelap tak ada lagi lampu yang menyala.

"Kyaaaa..!!"

Mendengar teriakkan ku. Aku mendengar langkah pak satria yang berlari kearah ku tanpa tahu bahwa pintu gudang itu rusak.

"Pak pintunya!" ujar ku. Karena gelap aku tak tahu apa reaksi nya saat aku berkata begitu.

  blam

pintu itu tertutup sempurna.

"Pintu nya tak bisa dibuka dari dalam" ujar ku memberi tahu nya

"Sial"
Aku mendengar umpatan lirih dari nya

Tak ada harapan lagi seiring dengan suara petir yang bergemuruh ingatan demi ingatan malam itu terlintas kembali di benak ku.

Aku langsung membekap kedua telinga ku dan bergumam lirih air mata ku sudah pecah.

"Malam gelap"
"Dua preman"
"Tolong jangan sakiti aku"
"Hiks hiks"

"Ana kau baik-baik saja?"
Aku bisa mendengar suara nya yang makin mendekat ke arah ku

Tapi bayangan itu seperti berjalan layaknya rol film di pikiranku, aku memeluk lutut ku dan terus menutupi telinga ku.

"Malam gelap"
"Jangan sakiti aku"
"Hikks hikss" aku meraung keras saat teringat kembali malam itu

"Kau phobia gelap?" Ujar nya masih saja sempat menanyai ku.

"Ibuu tolong aku hikks"

"Tenang lah kau akan baik-baik saja"
Detik itu juga Dia membawa ku ke pelukan nya

Hangat dan nyaman itu yang kurasakan

Namun Rasa hangat dan nyaman itu tak mampu menghilangkan rintihan ku.

Aku terus menggumam kalimat yang sama seiring dengan petir yang menggelegar.

Suara rintihan ku makin lama semakin lirih. Aku melihat dia menulis sesuatu di layar hp membuat ku sedikit bernapas lega.

Seiring dengan rasa sakit yang menjalar di kepala ku aku mendengar nya berguman di telinga ku.

"Tenanglah bantuan akan segera datang"

Mata ku makin lama makin terpejam  setelah itu aku tak mengingat apapun lagi.

TBC
-
-

Oke see u next part

Sarange ❤️

Bang (SAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang