🐾 Insiden

180 15 2
                                    

HAPPY READING ❤️

-
"Nyatanya hanya Aku yang terus mencintai nya, sedangkan dia tidak"
-

Besok nya Aku benar-benar melakukan saran dari Sinta. Aku terus saja mondar-mandir di ruangan Pak Satria layaknya penguntit. Terhitung sudah sepuluh kali Aku masuk keruangan nya, Buat nawarin kopi lah, pinjam pulpen lah, buang sampah lah dan masih banyak lagi. Maklum gak ada alasan lain yang muncul di otak imut ku.

Saat ini kesebelas kali nya Aku masuk keruangan nya.

Saat melihat ku yang membuka pintu ruangan. dia yang dari tadi menahan kesal menghela nafas gusar.

Aku masuk menutup pintu ruangannya kembali.

"Selamat sore pak"

Dia mengacak rambutnya layak nya orang stress

"Mau kamu apa sih?"

"Mau saya bapak" ucap ku spontan lantas menutup mulut ku. Dasar mulut durjana.

"Hekhem.. maksud saya, saya nanti akan berkunjung ke rumah bapak sesuai dengan janji saya dengan Elsa. Jadi..." Aku menarik nafas panjang sebelum melanjutkan ucapan ku

"Saya nebeng ya pak" sambungku sambil memelas dengan puppy eyes ku.

Dia yang bingung hanya melihat ku dengan mulut yang sedikit terbuka

"Mingkem pak" mendengar itu dia kembali ke posisi sok cool nya.

"Yasudah jika itu mau kamu"

Pas pulang kemudian

"Ya sudah jika itu mau kamu" Kata-kata yang membuat ku terbang ke langit lalu persekian jam dihempaskan kebumi. jadi diatas di biarin ngambang dulu sampai masuk angin.

Bagaimana tidak disini juga ada Jenifer. Dia sedang mengobrol manja dengan pak Satria sedangkan aku bagaikan nun mati diantara idgham billaghunnah, terlihat tapi tak ditanggap.

****

Sesampainya di rumah Pak Satria Aku masuk dan orang yang pertama Aku cari adalah eyang. Rindu juga sama eyang. Tapi nanti gimana ya ekspresi eyang saat melihat Jenifer yang notabene nya adalah tunangan pak Satria dan Aku yang di kenalkan sebagai pacar oleh pak Satria. Apa pak Satria sudah menceritakan semuanya.

"Selamat sore eyang" sapaku pada eyang yang sedang sibuk merajut pakaian

"Eh, Ana sini Nak" Aku lantas mendekat lalu menyalami eyang.

"Apa kabar eyang"

"Eyang baik, kamu gimana?"

"Seperti yang eyang liat"

"Maksud eyang hati kamu?"

"Eh?" Aku tak mengerti maksud eyang

"Becanda, jangan terlalu serius Ana"

"Hehe, hati Ana baik-baik aja eyang kan waktu kecil dikasih batrai ABC, sehat kuat dan tahan lama." Ucap ku sok tegar, balik memberikan lelucon pada eyang.

Eyang terkekeh

Dan aku terus saja bercerita dengan Eyang sampai Elsa datang dan kami mengobrol di kamar nya.

Aku juga ikut makan malam bersama. Agak canggung karena sekarang juga ada Jenifer tapi Aku berusaha untuk senormal mungkin.

Lalu malam nya Aku diantar pulang oleh Elsa, bukan Pak Satria lagi karena dia sudah ada orang yang harus diantar.

Bang (SAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang