🐾Masalah omset

205 16 0
                                    

HAPPY READING
-
"Kamu adalah kesuksesan sejati jika kamu dapat mempercayai diri sendiri, mencintai diri sendiri, dan menjadi diri sendiri"

-Bang (SAT)-
-

Masih Ana POV ya

"Selamat pagi semua" sapa ku memasuki ruangan. Ya seperti hari-hari sebelumnya aku kembali bekerja

"Pagi na" balas Sinta akan sapaan ku

"Eh na lu kok beda sekarang?" Nah ini Rama, ternyata di ngeh dengan perbedaan ku

"Hehe. Coba yang beda Ram" jawab ku sambil cengengesan, memang hari ini aku memakai baju yang tak seperti biasanya. Bukan bermaksud apa-apa Aku hanya memakai apapun yang membuat ku nyaman jadi aku memakai pakaian berbeda.

"Btw na, Kamu tau gak omset kantor bulan ini lagi merosot. Karena kurang nya konsumen yang beli produk kita. Kalo gini terus bisa ngerusak nama kantor pusat atau kantor cabang lain na, Gimana menurut kamu?"

Benar juga, Aku melihat omset kantor yang makin bulan makin merosot, memang kantor ini salah satu cabang bukan kantor pusat.

"Eh guys ada meeting mendadak sama pak Satria ayo ke ruang meeting" intrupsi Mbak Raina bahkan saat baru datang.
Kami pun bergegas menuju keruang meeting

Diruangan meeting seluruh divisi sudah berkumpul.

" Assalamualaikum,
Selamat pagi semua, semoga tak ada masalah saat saya meminta kalian hadir di meeting mendadak ini."

"Walaikumsalam, selamat pagi juga pak" jawab kami bersamaan

"Seperti yang kita tau, omset kantor makin lama makin merosot, Saya tak meragukan kerja keras kalian, Tapi Menurut saya operasi perusahaan kita seperti jalan di tempat.
Jadi biar saya jelaskan,
Kantor cabang ini baru saja ber operasi selama 6 bulan dan saya lihat kinerja kita untuk pengembangan usaha kita seperti itu-itu saja, tak ada inovasi terbaru. Apa kalian tak memiliki inspirasi untuk perusahaan ini? Kalau begini terus bagaimana perusahaan kita bisa maju. dan satu lagi ini akan berpengaruh dengan kantor pusat. Kalian membutuhkan saya dan saya membutuhkan kalian. Apakah harus seperti ini apresiasi kalian terhadap perusahaan?!"

Pak Satria menjelaskan dengan begitu panjang, di akhiri dengan suara yang tegas, Nada suara nya juga terkesan lelah. Apakah dia menyerah secepat ini? Oh ayolah ini belum akhir dari segalanya kan.

"Pikir kan pendapat kalian masing-masing.
Seluruh tim divisi harus hadir saat meeting besok dan silahkan salurkan satu-satu ide kalian menurut devisi masing-masing. Saya akhiri meeting siang ini dengan wasalam
Assalamualaikum wr.wb"

"Walaikumsalam" Jawab kami serempak

Lantas kami kembali ke ruangan masing-masing mempelajari apa yang harus kami lakukan untuk meeting besok.

"Ahh..Capek" aku mendesah pelan sambil meregangkan otot yang kaku karena duduk sedari tadi.

Aku dan tim divisi lain baru saja melakukan diskusi tentang Promosi untuk produk yang di luncurkan di kantor ini. Ya..kami sepakat untuk saling bekerja sama untuk melakukan pemasaran melalui proses promosi yang menurut kami unik dan beda dari yang lain. Semua boleh mengemukakan pendapat masing-masing tentang promosi yang unik. dan aku? tentu saja dengan otak yang cerdas ini sudah mendapatkan ide yang lumayan bagus untuk promosi kantor ini. Ssttt, Tapi ini masih rahasia kalian bisa mengetahui jika ide ku terpilih nanti.

Aku bersenandung ria berjalan menuju parkiran kantor untuk menemui pak Satria seperti yang kami obrolkan semalam.

Aku memilih tak memikirkan dan masih bersenandung riang hingga sampai diparkiran.

Aku melihat pak Satria yang bersandar di samping mobil nya sambil terus memperhatikan jam tangan nya. Aku lantas menghampiri nya sambil menyiapkan telinga ku dengan amukan nya. Spesies maung emang.

"Dari mana pak?" Ujar ku masih sempat basa-basi.

"Dari tadi" jawab nya kelewat Nyolot
Aku nyengir memperlihatkan gigi putih nan bersih ku sambil mengucap maaf pada nya.

"Hehe. Maaf ya pak. Ini bukan di sengaja pak. Bapak kan tau kami sedang berusaha keras untuk dipilih" ujar ku layak nya Anggota dewan yang ingin di pilih, iya.. dengan posisi tangan di kepal di udara dan senyum mengembang. Malah membuat ku kekanak-kanakan sekali di depan nya. Oh ayolah Ana dimana sifat kalem kamu selama ini di depan dia.
Hati ku menyoraki. Lantas aku kembali berdiri tegak sambil bergumam dalam hati "stay calm Ana"

"Jadi kemana kita sekarang" ujar ku sambil melirik pak Satria yang sedang menahan tawa, tentu saja sebelum tawa mengejek nya itu lepas.

"Ayo makan siang dulu, kamu belum makan bukan?"

"Tentu saja belum, Bapak yang bayar ya. Karena nanti jika saya ingin membayar bapak akan berbicara seperti ini hekhem"

aku sedikit mengetes suara ku lantas melanjutkan ucapan ku

" 'Sebagai Satria biar saya yang bayar ya' "

ucap ku di akhiri dengan tawa seolah aku yang melawak dan aku juga yang tertawa.

"Ck. Gak lucu" ucap nya mengacak rambut ku gemas. Hati ku apa kabar?

Aku berhenti tertawa saat dia membuka kan pintu mobil untuk ku
Dia mengisyaratkan dengan dagunya untuk masuk.

Aku masuk, menggunakan seatbelt lantas memegang dada ku yang bergemuruh. Sudah seperti petir saja.
Aku menggeleng pelan mengusir rasa yang menganggu hati ku.

"Kenapa kamu?"

"Gak kenapa-kenapa pak" jawab ku sambil cengengesan

"Wanita gitu ya, ditanya kenapa bukan di jawab karena malah jawab GPP. Ck"

Mobil melaju kami menempuh perjalanan yang tak terlalu jauh untuk makan siang. Tak ada yang bersuara selain lagu dari Radio mobil.

Tepat saat dia memarkir kan mobil di parkiran cafe, Aku melepaskan seatbelt Ku.

"Hari ini kita makan disini tak apa. Disini lumayan tenang jadi kita bisa leluasa" ucap nya yang mengandung banyak ke ambiguan. 'Hari ini' itu bisa bermaksud jika ada kemungkinan untuk kami makan siang bersama lagi dan 'leluasa' maksud?

"Hemm Anuu-- itu--" Aku menggaruk tengkuk ku yang tak gatal.
Seolah mengerti dia meneruskan ucapannya

"Ahh. Maksud Saya membicarakan hal penting yang saya maksud semalam"

Aku masih tak paham tapi memilih turun dan mengikuti nya.
Cafe dengan terdiri dari beberapa bilik bambu sepanjang 2½ meter menghalangi bilik yang lain. Tak ada yang tau apa yang kita lakukan di bilik tersebut kecuali sengaja mengintip.

Coba katakan siapa yang tidak semakin ambigu jika dibawa ke tempat seperti ini.

Kami duduk melirik setiap menu yang sudah di pesan pak Satria terpampang di meja. Dan itu membuat aku lapar

"Tunggu apa lagi? yo makan" Aku nyengir lagi dan lagi. meraih sendok dan garpu lantas menikmati menu yang ada, tapi sebelum nya aku mengucapkan terimakasih terlebih dahulu sambil tersenyum lebar.

Sudah 20 menit berselang dan kami sudah selesai dengan makanan masing-masing lima menit yang lalu.

"Jadi begini" pak Satria memulai pembicaraan terlebih dahulu, tentu aku menyimak Sambil Aku yang masih sibuk minum karena kepedesan.

Blurrs

Aku menyemburkan air dari dalam mulut ku mendengar ucapan pak Satria yang membuat ku terkaget-kaget.

"Apa?"

To be continue

Gantung dulu ya mumpung gak musim hujan😂

Berikan rasa apresiasi kalian untuk diriku yang fakir teman ini.

Jika ada typo atau tanda baca yang tak sesuai silahkan tandai ya❤️

Oke sampai bertemu di part selanjutnya 😘

Bang (SAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang