🐾Latihan ketemu mertua

218 20 0
                                    

HAPPY READING
-
"Aku tak tau kapan dan dimana, saat kamu sudah menjadi orang yang aku butuhkan di hidup ku"

-Bang (SAT)-
-

"Jadi dengan adanya promosi ini kita juga bisa membantu anak-anak yatim tersebut dengan usaha kita. Sekian dari saya. wasalam."

Aku menarik nafas panjang setelah selesai mempresentasikan ide hasil diskusi tim divisi kami. Yap Aku memilih untuk mempromosikan produk perusahaan ini kepada panti asuhan di kota ini, ku pikir ini bukan ide yang buruk karena selain bisa promosi, secara tak langsung kita juga beramal bukan.

Aku kembali duduk dan diam menyimak ide-ide dari divisi lain yang tak kalah unik.
Sampai akhirnya kami sampai pada penghujung meeting.

"Ide kalian semua menarik, jadi kita akan pakai seluruh ide kalian untuk pemasaran produk. Dan Kamu!"
Aku menunjuk diriku sendiri saat pak satria menunjuk ke arah ku.

"Iya kamu, Silahkan pelajari kembali sistem promosi kamu dan berikan kepada saya berkas-berkas tentang promosi itu, saya pikir bulan ini kita akan mempromosikan sesuai dengan ide divisi keuangan"

"Baik pak" aku mengiyakan dengan senang hati.

"Baik, meeting hari ini kita akhiri sampai disini. Kalian bisa lanjutkan pekerjaan kalian. Akhir kata
Wasalam."

"Walaikumsalam wr. wb"

Kami bertos ria. Bagus lah rencana kami berjalan lancar.

"Keren na"

"Thanks Ram, kamu juga keren" ucapku sambil mengacungkan dua jempol ku

"Hekhem, jadi Rama doang yang keren ni" intruksi Mbak Raina

"Eh kalian semua keren" ujar ku sambil mengangkat kedua jempol lagi tentu saja dengan senyum mengembang. Kalo bisa dibilang mungkin dari tadi gigi ku sudah kering karena tersenyum terus.

Kami kembali menuju ruangan masing-masing melanjutkan pekerjaan yang tertunda.

*
*

"Jadi kamu yang namanya Ana? Sudah berapa lama berhubungan dengan anak saya? Kamu memang Cantik, tapi kamu gak mengincar harta anak saya saja kan?"

Aku duduk di sofa ruang tamu rumah pak Satria. sesuai dengan kesepakatan sebelumnya kalau aku harus bertemu keluarga nya.
Bukan main semua keluarga nya berkumpul disini ibu,ayah bahkan kakek dan nenek pak Satria pun juga, tapi bukan nya pak Satria punya adik ya kok gak keliatan.

Aku diam merasa risih dengan tatapan semua orang di tambah lagi risih dengan pakaian ku, ini semua karena pak satria dia me make over ku saat sebelum kesini. Aku disuruh memakai dress yang panjang nya diatas lutut, untung saja kaki ku gak korengan.

"Heyy kenapa diam?" Ayah pak satria mengintruksi ku, aku melirik pak Satria sebentar, Sumpah demi apapun aku sudah seperti tersangka maling ayam yang sedang di interogasi sekarang.

Dengan nafas tercekat aku berusaha menjawab pertanyaan beruntun dari orang tua pak Satria.

"Ngg- saya-" belum selesai aku angkat bicara pak satria menyela perkataan ku

"Ma, jangan seperti ini, Kasihan Pacar Aska. Liat dia jadi takut gitu"
Aku melirik pak Satria sebentar. Dia merangkul ku, Aku yang risih berusaha melepaskan rangkulannya.

"Dia Ana, Karyawan bagian keuangan, ilmu kwantansi nya bagus loh mah" ucap pak Satria mengacungkan jempol nya

"Kamu benar cinta Aska?" Kali ini nenek pak Satria yang angkat bicara. Tampang nenek pak Satria memang terkesan seperti ibu tiri, tapi tidak dengan perkataan nya, dia berbicara dengan nada lembut seperti tissue.

Bang (SAT)Where stories live. Discover now