🐾 Kacau

210 15 0
                                    


HAPPY READING ❤️


Seharusnya part ini tu bahasa Minang but kutulis bahasa indo aja ya biar gak capek translate

-

-

"Bagus, Ayah kira kamu kesana emang serius ingin bekerja tapi kenyataannya malah 'tidur' dengan bos kamu, cih"

Aku menatap ayah ku tak percaya bagaimana dia bisa bicara seperti itu.

"Yah-"

"Seharusnya Ayah gak mengizinkan kamu pergi ke sana, ini salah Ayah salah Ayah mendidik kamu hingga kamu jadi seperti ini"

Aku berlari menuju ayahku yang duduk dikursi nya. Aku sudah besimpuh dikaki nya. Air mataku sudah tak bisa lagi ku bendung.

"Maafin Ana Yah hiks, ini semua bukan keinginan Ana. Semua terjadi begitu saja"

Beliau diam, bisa kulihat matanya yang berkaca-kaca. Tatapan kecewa itu tertuju padaku.

Aku meraung lalu terus saja mengucapkan kata maaf berkali-kali. Selain kejadian yang tak sengaja menimpa ku waktu itu, Aku juga memiliki kesalahan lain yaitu menyimpan semua masalah itu sendiri tentu saja Ayahku marah, beliau kecewa bisa tau dari orang lain.

"Lalu kamu tetap saja berhubungan dengan laki-laki itu bukan walau kamu sudah tau perbuatan dia"

"T-tapi"

"Na Abang kecewa banget sama kamu, Abang gak pernah ngajarin Begini ke kamu, apalagi semua masalah itu kamu pendam sendiri. Seolah-olah kamu gak menganggap Abang keluarga kamu yang akan ngerti masalah kamu"

"Bukan gitu bang Ana --hiks- gak mau kalian kecewa, Ana mendam sendiri karena takut kalian Akan sedih begini. Ini semua juga berat buat Ana tapi Jauh lebih berat melihat kalian semua begini"

"Bu bilang ke ayah Bu Ana menyesal, Ana -hiks- Ana minta maaf Ana cinta Satria"

"Cinta kata kamu?"

"Yahh" ucap ibuku

Ibuku datang memeluk, ku tumpahkan semua air mataku dipelukan ibu, dengan sesegukan Aku terus mengucapkan kata maaf berharap mereka mendengarkan ku.

Satu persatu dari mereka pergi dari ruang tamu menuju kamar masing-masing kecuali ibuku.

Ibuku membekap kedua pipiku menghapus jejak air mataku.

"Ibu Maafin Ana"

Ibuku tersenyum dan menatap teduh padaku

"Ibu sudah memaafkan kamu Na, Dan ibu yakin kakak kamu dan ayah juga sudah memaafkan kamu cuma mereka kecewa aja melihat wanita yang selama ini mereka jaga tertimpa masalah seperti ini"

Aku tersenyum namun dengan air mata yang menetes.

"Aku sayang ibu sungguh" Aku memeluk nya lagi. Kukira ibuku juga akan marah namun dia lah yang mendukung ku. Kupikir Aku akan sendiri menghadapi masalah ku namun ibu disini bersamaku.

"Perjalanan kamu melelahkan bukan? istirahat ya, Nanti ibu masakin makanan kesukaan kamu"

"Tapi ayah?"

"Ibu akan coba bujuk ayah kamu, kamu gak usah khawatir lagi ya"

Aku mengangguk ku angkat koper ku menuju lantai dua kamar ku.

Ceklek

Ku hela nafas kasar lalu menenggelamkan diriku ke bantal, dada ku sesak, hati ku sakit untuk kesekian kalinya Aku menangis. menangis hingga tubuhku lelah dan Aku tertidur dengan mataku yang sudah membengkak.

Malam nya Aku terbangun saat mendengar suara pintu kamar ku yang diketuk.

"Ana Makan dulu Nak ini ibu bawa makanan kesukaan kamu"

Itu ibuku, Aku ingin keluar namun melihat bagaimana penampilan ku sekarang itu tidak memungkinkan. Mata ku sembab ditambah lagi pakaian ku yang urak-urakan.

"Letakin di situ aja Bu nanti Ana ambil"

Aku mendengar bunyi sesuatu yang diletakkan.

"Jangan lupa dihabisin ya"

"Hmm"

Kudengar helaan nafas seorang lalu bunyi langkah yang kian menjauh.
Setelah kurasa ibuku tak ada lagi kubuka pintu itu lalu mengambil nampan yang berisi Makanan kesukaan ku.

Kuletakkan nampan itu di meja samping tempat tidur ku. Sebenarnya Aku tak memiliki selera untuk makan namun Aku tetap memakan makanan itu.

Suapan pertama membuat Dadaku sesak lagi, Air mata ku tak bisa kutahan. Sendok yang masih bertengger dibibir ku ku gigit untuk meredam isakan yang mungkin akan didengar semua orang.

***

"Ana"

"Satria, itu kamu"

Aku yang sebelumnya dari kamar mandi terkejut mendapati Satria yang duduk di ranjang ku.

"Sedang apa kamu disini?"
Ucapku lalu melihat keadaan diluar. Semoga saja tak ada yang melihatnya.

"Anaa"

Aku mendongak

"Yaa"

"Saya rasa Sampai disini saja hubungan kita! ternyata kamu benar Saya hanya terlibat rasa tanggung jawab pada kamu. Buktinya saat kamu tak ada saya bisa hidup dengan lebih tenang"

"T-Tapi kenapa? bukan kah waktu itu kamu bilang Kamu juga mencintai Ku"

"Waktu itu memang begitu tapi sekarang tidak lagi setelah keluarga saya melarang untuk berhubungan dengan kamu"

Aku bisa merasakan hatiku yang patah, Dadaku sesak air mataku tumpah saat itu juga.

"Jangan bercanda, perasaan ku tak sebecanda itu hingga kamu bisa berbuat semau mu"

"Ini hak saya memutus hubungan ini, jika kamu tak setuju itu bukan masalah saya"

"TIDAK! Aku Anggap Aku tak pernah mendengar ini. Aku Anggap kamu tidak pernah ada didepan ku, Sekarang PERGI!"

"Kamu harus sadar diri, kamu tak pantas untuk saya"

Mendengar ucapan nya Seperti ada ribuan jarum yang menghantam hatiku. Sadar diri katanya seharusnya jika Aku perlu sadar diri dia harus berkata seperti itu dari sebelumnya bukan sekarang saat semuanya sudah terlalu jauh.

"Kenapa harus begini, kenapa kamu memberi Aku harapan lalu kamu sendiri yang memutus harapan itu hah, kenapa hiks"

"Itu keputusan saya"

Lalu dia pergi begitu saja dari kamar ku.

"SATRIA!"

Aku berteriak memanggil namanya.

"SATRIA HIKS"

melihat tubuhnya yang menghilang membuat Aku terduduk dilantai, Aku menangis meraung sekeras nya

"BANGSAT KEMBALI!"

TBC

Bang (SAT)Where stories live. Discover now