🐾Frojen

178 16 4
                                    

HAPPY READING❤️
-
"Aku bukan hanya mengagumi mu, aku juga memiliki perasaan untuk mu"

-Bang (SAT)-
-

Krik-krik

Bahkan bunyi jangkrik pun mendukung suasana yang mencekam ini. Aku melirik Adik pak Satria yang sedari tadi hanya memperhatikan ku tanpa berkata apapun.

Duh bagaimana jika dia tak suka kepada ku, atau dia gak mau aku di sini, mana dia cantik lagi.

"Sampai kapan kamu mau ngeliat Ana gitu Ca, liat tuh dia jadi takut gitu" ujar ibu pak Satria mengintrupsi

Satu detik

Dua detik

Detik ketiga

"Huwaaaa, Abang.. kenapa pacar nya lebih cantik dari Eca, cari pacar yang burikan dikit kek, biar Eca gak kalah saing" dia berteriak kencang sampai semua orang harus menutup kuping nya kecuali aku tentunya.

"Isst ngaco kamu, kamu aja lebih cantik dari mama kok, gak bersyukur ya kamu"

"Alhamdulillah Alhamdulillah" ucap adik pak Satria sambil mengurut dada nya

"Eleh siapa yang mau cari pacar yang burik kek lo"

"Abang.. belum juga nanti ikan kesayangan Abang aku bakar ya"

"Eitt bawa-bawa Ara, uang jajan potong 100%"

"Itu bukan Abang potong tapi memang gak ada di kasih, papa liat Abang tuh"

Aku memperhatikan interaksi adik kakak ini, memang keluarga yang unik, keluargamablle sekali.

"Kenalin kak nama Aku Elsa, Elsa rain Bagaskara. bisa di panggil Eca, Elsa atau cantik juga boleh"

Aku menyambut uluran tangan nya

"Ana kejora, panggil kak aja jangan panggil kek ya" aku balik memperkenalkan diri dengan sedikit candaan walau garing.

"Wuahh, kak Ana, Kita udah mirip sama film Frojen aja kak.
Le it go ke it go" ucap nya sambil meniru gaya Elsa saat bernyanyi.

"Eh bocah, mandi sana, bau Lo"

"Hidung abang kali yang bau"

"Udah, Ca sana mandi, ajak kak Ana sekalian gih. Pinjamin baju kamu juga"

"Siap ma"

"Ayo kak. Aku mengangguk sebagai jawaban

"Le it go ke it go" dia berjalan duluan sambil menari-nari tak jelas menyanyikan lagu frojen. disini ku yakini bahwa dia hanya hafal kata le it go doang. Aku mengikuti nya dari belakang menuju kamarnya di lantai atas.

*

Kami semua sudah berkumpul di meja makan

Memulai makan malam dengan hikmat. Tak ada yang berbicara karena memang saat makan Papa pak Satria tidak menyukai kebisingan.

Makan malam berakhir.
Sesekali mereka memuji masakan ku yang katanya enak, padahal bukan hanya aku yang memasak, Aku hanya tersenyum serta mengucapkan terimakasih.

"Biar saya bantu" aku berdiri dari duduk ku saat ada seorang Art yang hendak membersihkan meja makan

"Eh Ana, gak usah ini kan udah tugas Art, kamu kan tamu dirumah ini"

Bang (SAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang