🐾 FAKTA?

277 16 1
                                    


HAPPY READING ❤️

Hotel

Aku menaiki lift menuju kamar yang tertulis di kertas pemberian Adik ku. Semoga saja benar Ana ada disini.

Ku ketuk pintu di depan ku hingga mendengar orang yang mendekat menuju pintu.

Saat pintu terbuka Aku melihat Sinta disana, karyawan ku sekaligus Anak dari CEO cabang 3.

Saat dia melihat ku yang ada didepan pintu dia kembali menutup pintu tapi Aku lebih dulu menahan nya dengan tangan.

"Dimana Ana?"

"Maaf pak, Ana gak mau ketemu bapak"

Heran, semua orang betah sekali memanggil ku 'pak' padahal Aku tak setua itu.

"Tolong bantu saya, cuma kamu yang bisa membujuk Ana untuk bisa mendengar penjelasan Saya"

Dia menghela nafas panjang lalu mengizinkan ku masuk.

"Siapa Sint?"

Saat ku masuk Aku mendapati Ana yang datang menuju ruang tamu. Tatapan mata kami bertemu. Sungguh itu dia. Jika saja tidak ada Sinta disini Aku ingin menangis saja rasanya, tapi tidak Aku tak ingin terlihat lemah.

Sinta menghampiri Ana lalu mereka berbicara Aku hanya bisa diam di tempat ku.

"Na jangan lari lagi, Aku rasa sekarang waktunya kamu untuk menyelesaikan masalah kamu" ucap Sinta yang masih bisa kudengar jelas. Namun Ana hanya terus melirik ku dengan mata berkaca-kaca nya.

"Tapi Sint-"

"Semua keputusan ada ditangan kamu Na, Aku bakal dukung apapun keputusan kamu" ucap Sinta lalu berlalu

Kurasa ini waktu yang pas untuk ku. Aku tak ingin diam lagi dan kehilangan segalanya.

Kami masih saling menatap. Aku memberanikan diri untuk mendekat ke arahnya dengan dia yang masih diam. Air mata nya sudah mengalir entah sejak kapan.

Aku berdiri dihadapannya

"Ana"

Aku berniat memegang tangan nya namun dengan cepat dia menghindari tangan nya dari ku.

"Untuk apa kesini lagi? Jika hanya untuk menambah luka saya silahkan pergi"

"Saya mohon tolong dengarkan penjelasan saya"

"Namun bagi Saya semua sudah jelas"
Setelah nya dia menghapus air matanya dengan kasar.

"Menurut saya tak ada yang perlu dijelaskan"

"LALU MENURUT KAMU SAYA AKAN MENERIMA SEMUANYA? SAYA AKAN PERGI LAGI? SAYA AKAN DIAM SAJA? TIDAK SAYA AKAN TETAP MENJELASKAN SEMUANYA MESKI KAMU TAK INGIN MENDENGAR PENJELASAN SAYA" ucapku dengan nada naik satu oktaf

"LALU JIKA BAPAK TAU SAYA TAK INGIN MENDENGAR PENJELASAN BAPAK UNTUK APA KESINI?"

"Ingin menagih janji kamu" ucapku cepat. Aku tau sampai kapanpun dia tak ingin mendengar penjelasan ku namun dia masih memiliki janji dengan ku. Janji untuk memenuhi 3 permintaan ku.

"Janji?"

"Iya, ingat saat kamu bersedia memenuhi 3 permintaan saya? Saya akan melakukan satu permintaan itu hari ini"

Kudengar helaan nafas darinya yang membuat harapan ku kembali datang. Aku tau dia bukan tipikal orang yang suka ingkar janji apalagi hutang budi.

"Saya mohon"

Lalu dengan enggan dia mengangguk membuat ku senang bukan main.

"Semoga penjelasan saya bisa mengubah pandangan kamu"

Bang (SAT)Where stories live. Discover now