[BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM BACA]
Namanya Antaleo Wijayakusuma, laki-laki tampan yang menjabat sebagai ketua geng KANSAS. Sifatnya yang kejam dan bengis membuat Leo ditakuti banyak murid dan musuh, termasuk para guru di sekolahnya.
Sua...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Lea mengernyitkan dahinya ketika Leo memberhentikan motornya di parkiran pasar malam. "Leo kenapa bawa Lea kesini?"
Leo yang telah melepaskan helm full-face nya pun terdiam. Benar, mengapa dirinya membawa Lea ke pasar malam?
"Turun," titah Leo tanpa menjawab pertanyaan Lea.
Lea mendengus lalu turun dari motor Leo dengan menampilkan raut wajahnya yang kesal. Mata Lea menatap sekeliling. Mungkin dikarenakan saat ini malam minggu membuat pasar malam ramai pengunjung. Seketika mata Lea berbinar saat melihat seorang pedagang menjual arum manis berbentuk panda.
Tiba-tiba Lea langsung menarik tangan Leo menghampiri pedagang itu.
"Leo, beliin Lea arum manis itu," pinta Lea seraya menarik-narik tangan Leo seperti anak kecil yang merengek ingin dibelikan mainan oleh ibunya. Tidak lupa juga Lea menampilkan raut wajah memelasnya membuat Leo tidak tega.
Pada akhirnya Leo menganggukkan kepalanya membuat Lea memekik senang.
"Makasih Leo," ucap Lea pada Leo lalu tersenyum manis.
"Berapa Pak?" tanya Leo seraya mengeluarkan dompet dari saku celananya.
"Cuma dua puluh ribu aja Mas," jawab pedagang itu.
Leo memberikan pedagang itu uang seratus ribuan.
"Nggak ada uang pas Mas?"
Leo menggelengkan kepalanya. "Buat Bapak kembaliannya."
"Leo, ayo naik bianglala!" Tanpa menunggu persetujuan Leo, Lea menarik tangan Leo menuju wahana bianglala.
Wahana tersebut masih berputar. Hingga tidak lama kemudian bianglala berhenti dan beberapa penumpang di dalamnya keluar.
"Leo, ayo naik sekarang," rengek Lea menarik-narik tangan Leo membuat si empunya gemas terhadap Lea.
Leo hanya berdeham saja sebagai jawaban membuat Lea memekik senang.
"Bang, kita mau naik bianglala," ucap Lea pada seorang laki-laki yang ada dihadapannya saat ini.
"Boleh Mba, mana tiketnya?"
Lea mengernyitkan keningnya lalu bertanya balik, "tiket apa?"
"Kalo mau naik wahana apapun di pasar malam ini harus beli tiket dulu Mba. Tempatnya ada disana," jelas laki-laki itu seraya menunjuk ke arah orang-orang yang sedang mengantri membeli tiket.
"Ribet," gumam Leo seraya mengeluarkan dua lembar uang seratus ribuan dari dalam dompetnya lalu memberikannya pada laki-laki itu.
Tidak menolak rezeki, laki-laki itu mempersilahkan Lea dan Leo naik bianglala. 3 menit kemudian, bianglala mulai beroperasi.