[46] UJIAN NASIONAL

3K 347 27
                                    

Jangan lupa untuk vote dan coment!

Jangan lupa untuk vote dan coment!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PLAK

Stella yang baru saja membuka pintu rumah, gadis itu langsung dihadiahi tamparan keras di-pipinya oleh ayahnya sendiri.

"Papa kenapa tampar Stella? Apa salah Stella?" tanya Stella sembari memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari Kenan, ayahnya. Dia benar-benar terkejut atas perilaku Kenan karena sebelumnya ayahnya itu tidak pernah bermain tangan padanya.

"Dasar anak tidak tahu diri! Gara-gara kamu, perusahaan Papa mengalami kerugian besar. Hampir sebagian rekan kerja Papa angkat kaki dari perusahaan karena kamu," bentak Kenan membuat Stella kaget.

"Ta–tapi, Stella salah apa, Pa? Stella nggak berbuat apapun yang ngerugiin Papa," ucap Stella dengan tubuh yang bergetar. Dirinya kaget bukan main mendengar bentakan Kenan.

"Nggak berbuat apapun kamu bilang?" Mata Kenan berkilat marah membuat Stella semakin takut. "Papa tahu semua kelakuan kamu di sekolah. Karena kelakuan kamu itu, perusahaan Husein yang merupakan ayah dari Leo membatalkan kerjasamanya dengan perusahaan Papa secara sepihak. Tidak mudah bagi Papa bekerjasama dengan perusahaan Husein, tapi kamu menghancurkan semua harapan Papa."

Stella berlutut di kaki Kenan sambil menangis. "Ma–maafin Stella, Pa. Stella nggak tahu, hiks .... "

Kenan menghempaskan tangan Stella yang memegangi kakinya dengan kasar.

"Sekali lagi kamu membuat masalah, Papa tidak akan segan-segan mengusir kamu dari rumah. Camkan itu!" bentak Kenan sambil menunjuk ke arah Stella. Setelahnya laki-laki paruh baya itu masuk ke dalam kamarnya diakhiri dengan bantingan pintu.

Maya, ibu dari Stella yang sedari tadi melihat kejadian tersebut pun segera menghampiri anaknya. Dia membantu Stella berdiri, kemudian menuntunnya untuk duduk di sofa ruang tamu. Maya memperhatikan pipi anaknya yang memerah karena bekas tamparan suaminya. Pasti rasanya sangat sakit karena Maya pernah berada di posisi Stella.

"Tunggu di sini, Mama ke dapur sebentar," ucap Maya dibalas anggukan kepala oleh Stella.

Tak lama kemudian Maya datang sambil membawa baskom yang berisikan es batu untuk mengompres pipi Stella.

"Sudah Mama bilang sama kamu Stella, jangan terlalu terobsesi dengan laki-laki. Dan sekarang kamu merasakan akibatnya," ucap Maya sambil mengompres pipi Stella menggunakan es batu. "Mama mohon sama kamu, buang jauh-jauh obsesi kamu sama Leo. Kamu pasti bisa mendapatkan lelaki yang jauh lebih baik daripada Leo."

Stella menggelengkan kepalanya, "Nggak bisa, Ma. Stella bener-bener cinta sama Leo! Sampai kapanpun, Leo harus jadi milik Stella."

"Dengar Mama, Stella. Kamu harus sadar bahwa Leo tidak menyukaimu. Seharusnya kamu tahu itu, bukannya malah berbuat yang tidak-tidak pada kekasih Leo."

Stella berdecak, "Tidak peduli Leo mencintaiku ataupun tidak, Stella akan tetap buat Leo jadi milik Stella. Apapun caranya, Stella akan lakukan. Mama urusin hidup Mama sendiri, jangan ikut campur urusan Stella!"

Setelah mengatakan itu, Stella bangkit dari duduknya dan langsung berjalan memasuki kamarnya.

Melihat kelakuan Stella membuat Maya menghela nafas, selalu seperti ini jika dia menasihati Stella. Memang benar, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Stella benar-benar keras kepala dan penuh ambisi, sama seperti Kenan.

***

Tidak terasa, satu minggu telah berlalu. Hari ini adalah hari di mana kelas XII akan melaksanakan Ujian Nasional. Banyak siswa-siswi  yang datang lebih pagi dari biasanya untuk mengulang materi dan mempersiapkan diri menghadapi soal ujian nanti, termasuk Lea.

Sejak tadi Lea tampak fokus membaca materi yang ada di buku tanpa menyadari Raskal yang sedari tadi memperhatikan gadis itu.

Sebenarnya Raskal ingin kembali dekat dengan Lea seperti dulu, tentunya tidak lebih dari teman. Namun Raskal sadar bahwa saat ini Lea butuh waktu sendiri dan hanya Zia satu-satunya teman yang gadis itu percaya.

Semenjak putusnya hubungan antara Lea dan Leo, Lea menjadi pribadi yang lebih tertutup. Selama di sekolah, gadis itu cuma menghabiskan waktunya di kelas. Tidak hanya itu, Lea pun hanya berinteraksi dengan Zia karena dia sadar bahwa siswa-siswi yang ada di sekolah ini membencinya.

Jika di kelas, Lea berusaha menjaga jarak dengan Stella dan tidak mau berinteraksi dengan mantan sahabatnya itu. Stella pun tampak tidak peduli setelah mengetahui bahwa Zia lebih memihak kepada Lea, bukan dirinya.

Bel pertanda akan segera dimulainya ujian pun berbunyi. Tak lama kemudian, seorang guru yang bertugas menjadi pengawas memasuki ruangan. Ujian dimulai dengan suasana hening.

Lea mengerjakan soal-soal tersebut dengan teliti. Dia ingin hasil ujian di hari pertamanya ini mendapatkan nilai yang memuaskan.

***

"Bangsat, soalnya susah-susah semua. Sia-sia gue belajar semalaman," maki David setelah membaca beberapa soal yang ada di layar komputer. Sayang sekali, apa yang dia pelajari semalam, tidak ada satupun yang keluar. Rasanya David ingin menangis sekarang juga. Bisa-bisa nanti David dimarahin habis-habisan oleh ayah dan ibunya lantaran nilai hasil ujiannya jelek.

Lain halnya dengan David yang bernasib buruk, Aldo malah tersenyum lebar setelah membaca soal yang ada di layar komputer. Tidak sia-sia semalam dia belajar dengan keras karena ancaman Ruslan dan Ainun, beberapa soal yang dia pelajari ternyata keluar. Tanpa pikir panjang Aldo segera mengisi soal-soal tersebut dengan cepat dan teliti. Dia bertekad untuk mendapatkan nilai bagus agar Ruslan dan Ainun tidak menyita fasilitas yang selama ini mereka berikan kepadanya. Selain itu, mereka menjanjikan Aldo hadiah membuat pemuda itu semakin semangat mengerjakan soalnya.

Leo mengerjakan soal dengan tenang. Laki-laki itu tampak tidak kesulitan mengerjakan soal karena Leo termasuk ke dalam golongan orang yang pintar, sedangkan Bobby terlihat santai mengerjakan soal sambil memakan yupi secara diam-diam agar tidak ketahuan oleh pengawas yang bertugas.

Nakula, si laki-laki cerdas dan kesayangan guru itu mengerjakan soalnya dengan cepat membuat semua orang yang ada di ruangan terkejut. Hal tersebut dikarenakan hanya dalam waktu 30 menit, Nakula sudah selesai mengerjakan soalnya dan langsung laporan ke meja pengawas.

Pengawas yang bertugas tidak heran jika Nakula mengerjakan soalnya dengan cepat lantaran Nakula memang salah satu murid SMA Garuda yang cerdas dan berprestasi di sekolah ini.

TBC

HOREEE, AKHIRNYA UPDATE.

sabar ya gaesss, bentar lagi tamat kok. happy atau sad ending nih?

NEXT?

ANTALEO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang