14 : Malam panjang

2K 107 3
                                    

Happy reading!

Kasih tau kalo ada typo^^

Sebelumnya karna aku bakal ada praktek ujian di sekolah sekaligus ujian tulis buat kelulusan, aku minta doa kalian biar aku bisa lancar ngadepinnya dan nilai aku bagus juga terjamin, aamiin.

Minta doanya ya💕

14 : malam panjang

Hari sudah mulai masuk larut malam, jam pula sudah menunjukan pukul setengah sembilan tapi belum ada tanda-tanda ibu Agra dan Moza untuk pulang.

Moza tengkurap dikasur bernuansa putih ini, ia tengah menggunakan sheet mask berwarna putih sambil memainkan ponselnya sekedar menonton Upin & Ipin si kartun animasi favoritnya.

Berbeda dengan Moza yang adem ayem serta tenang, di lantai atas tepat di kamar Agra suasananya lebih rusuh, siapa lagi biangnya jika bukan Devan si usil.

Bekas makanan dan botol minum berserakan dimana-mana, seprai dan segala macam alatnya sudah tak tertata rapi lagi, benar-benar seperti kapal pecah!

"Yah gue kalah lagi!" Seru Devan sebari membanting stick PS-nya.

"Payah lo" balas Agra yang kini bermain berdua bersama Fatih.

"Sekata-kata kalo ngomong, eh si Moza nginep disini Gra?" Tanya Devan kembali, Agra hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Awas lo khilaf" Sahut Fatih kemudian meletakkan stick PS-nya dan terlentang di atas kasur seperti yang di lakukan Devan.

"Tuturuti wae sia!" ucap Devan dengan logat Sunda kentalnya. 'ngikutin terus sih lo!'

Fatih menaikkan satu halisnya tak mengerti lalu tak peduli dengan ucapan Devan ia tetap berbaring dan menatap langit-langit, Agra terlebih dahulu merapihkan kamarnya lalu duduk di kursi samping kasur.

"Gue bisa jaga diri kali Fath, lagian yang perlu ko takutin tuh tu anak, agresif takut gue kalo lama-lama" Sahut Agra

"Mantan lo itu, sok-sokan ngejelekin padahal lo sendiri masih suka, najis lo munafik" balas Fatih.

Devan mengguk setuju lalu merubah posisinya menjadi duduk, "Gue kenal Moza lebih lama dari pada lo Gra, lo cocok sama Moza! Jodoh lah kayanya!" Sahut Devan.

"Bisa jadi" balas Fatih

Agra yang sedang memainkan ponselnya hanya bergeleng tak setuju, "Ngaco lo pada!" balasnya.

Ponsel Agra berbunyi nyaring dibukanya aplikasi berwarna hijau berlogo telepon itu. Nampaknya ada pesan masuk.

Mama
Agra, Mama sama Bunda gak bisa pulang. Di Bandung hujan gede takutnya malah kenapa-kenapa, kita besok pulang jam lima shubuh kayanya.

Bunda titip Moza katanya, dia suruh nginep di rumah kita aja ya. Awas kamu jangan macem-macem!!!

Agra membuang nafasnya kasar, malas sekali rasanya mendapati pesan seperti itu dari Mamanya, malam akan panjang dengan segala kerusuhan Moza malam ini, Agra yakin, Yakin sekali!

Agra
Iya Ma, gak ada niat macem-macem.

Agra menutup kembali aplikasi tersebut dan mematikan ponselnya kemudian iya turun kebawah untuk memberitahu pesannya dari Mamanya barusan.

Agra membuka pintu kamar tamu tanpa mengetuknya, yang ia lihat adalah Moza dengan baju warna putih miliknya dan celana hotpans diatas lutut, astagfirullah Moza ini benar-benar!

Salah Mantan (End)Kde žijí příběhy. Začni objevovat