23 : Anyer sore

1.3K 91 1
                                    

Vote yu.

Happy reading

23 : Kacau

Sesuai permintaan Mama Lina kemarin, sore ini Agra berniat menjemput Moza yang masih berada di apartemen sepupunya, Kejora.

Ditemani dengan Devan di sampingnya mereka berniat langsung pergi ke Anyer setelah menjemput Moza untuk memenuhi janji Agra beberapa waktu lalu.

Waktu Agra berjanji pada Moza di festival kala itu, bukan sekedar janji. Hari ini mereka bertiga akan benar-benar pergi kesana. Tadinya Agra akan mengajak Shopi atau Fatih tapi dua-duanya sering sibuk dengan kegiatannya masing-masing, alhasil Devan saja lah yang menemani. Terlebih lagi Devan memang dekat dengan keduanya, mau Moza atau Agra dua-duanya sangat dekat dengan Devan.

Kedua lelaki jangkung ini berdiri tanpa obrolan sedikit pun di depan pintu apartemen, mereka berdiam diri sambil menunggu pintu itu terbuka dan memunculkan sosok yang mereka tunggu beberapa menit ini. Dengan mengenakan pakaian simple yakni hanya kaos putih di baluti kemeja tanpa di kancingkan membuat mereka menjadi pusat perhatian. Risih sebenarnya bagi Agra yang kurang suka di perhatikan se intens itu oleh orang-orang sekitar, meski ini bukan pertama kalinya tapi tetap saja Agra tidak menyukainya. Berbeda dengan Devan yang malah tebar pesona tidak jelas.

Tak lama menunggu di depan pintu apartemen akhirnya Moza muncul dengan menggunakan stelan kaos putih kebesaran dan celana jeans selutut, sudah bisa di duga Moza meminjam baju milik Kejora. Ukuran badan yang sama setidaknya tidak membuat Moza harus mengeluarkan uang banyak untuk membeli baju ganti.

"Gaya-gayaan ke jalanan liar tau-tau di kejar polisi mampus kan lo." sindir Devan.

Moza memutar bola matanya malas sepertinya Agra membocorkan kejadian kemarin kepada anak tengil ini, malas sebenarnya Moza membalas ucapan Devan. Tapi mau bagaimana pula Moza tau Devan itu sama pedulinya seperti Agra, hanya saja cara menyampaikannya kadang lebih sering membuat Moza naik darah.

"Ya sorry kan gue cuma nyoba-nyoba!"

"Nyoba-nyoba tapi bikin orang lain khawatir, untuk ada Agra noh nyelametin lo," sahut Devan.

"Seenggaknya kalo lo mau kesana kabarin Kejora biar dia bisa jagain lo Za." lanjutnya lagi.

Tak henti-hentinya Devan menasihatinya, pusing sudah kepala Moza sore ini, kemaren Agra terus Kejora nasihatin dia sampe kepalanya panas sekarang nih satu orang ikut-ikutan emang yah merusak banget kebahagiaan Moza di sore hari.

Agra lagi temennya lagi di omelin bukannya bantu ngebelain malah ketawa-ketawa gajelas, nyebelin!

Mood Moza rasanya hancur dari kemarin, baiklah tak apa. Moza mengembuskan napasnya kesal berusaha tidak tersulut emosi. Setidaknya pantai Anyer pasti bisa memenangkanya, mungkin.

"Ish yaudah katanya mau ke Anyer? ayo ih cepetan." sahut Moza.

"Kejora mana?" tanya Agra

Tak sopan rasanya jika pergi tanpa pamit pada pemilik rumah menurut Agra, tapi mendengar jawaban Moza yasudah lah lebih baik mereka secepatnya pergi ke Anyer.

"Main keluar."

Agra mengangguk mengerti kemudian mereka bertiga pergi meninggalkan apartemen Kejora menuju pantai Anyer sesuai janji Agra. Saat masuk mobil, Moza berada di kursi belakang tak ada teman bicara. Bener-bener emang si Devan gak pernah mau ngalah sama cewe, pantesan jomblo terus. Padahal niatnya tadi ingin mengobrol banyak dengan Agra. Devan sialan!

***

Ketiganya asik bermain air bahkan sesekali menjadi pusat tontonan orang banyak, Devan, Moza, dan Agra mereka telah berada di sekitaran pantai Anyer. Berlari sana sini saling mengejar satu sama lain seakan tak ada rasa lelahnya. Hingga akhirnya Moza mendudukkan badannya di hamparan pasir pantai di ikuti oleh kedua temannya.

Salah Mantan (End)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt