35 : sebenarnya ini apa?

1.1K 70 2
                                    

Happy reading

35 : bagaimana?apa yang terjadi?

Hari ini Moza telah pulang bersama Johan di sampingnya yang telah menyeret dua koper besar milik keduanya, Moza ngibrit langsung ke kamar mandi untuk membersihkan badannya setelah selesai bersalaman dengan kedua orang tuanya.

Setelah selesai mandi berhubung masih sore Moza berniat akan main kerumah Agra, tapi baru saja ia keluar rumah yang dilihat adalah Agra yang baru pulang malam-malam begini entah dari mana. Mukanya tampak kusut dibawah matanya pula tampak menghitam. Moza berfikir apa se-stress itu ditinggal tiga hari oleh dirinya?

"Agra!" Teriak Moza sambil melambaikan tangannya, Agra melihatnya tanpa ekspresi lantas langsung masuk kedalam rumah tak menghiraukan sapaan darinya.

Moza menyercit aneh lantas mengejar Agra yang langsung nyelonong masuk kedalam kamar, Moza mengetuk pintu yang dikunci dari dalam bermaksud agar Agra mau membukanya.

"Agra buka, gue mau bicara." teriak Moza.

"Pergi Za gue cape!" Balas Agra tak kalah kencang.

Moza menghela napas lalu berjalan untuk kembali pulang tapi Mama Lina menahannya dan membawanya duduk ke kursi di ruang tamu.

Mama Lina menelisik wajah Moza yang kebingungan lantas memgusap punggung tangan Moza, "Sayang kamu lagi ada masalah sama Agra?" tanya Mama Lina hati-hati.

Moza menggeleng perlahan bahkan ia tidak mengerti kenapa Agra tiba-tiba bersikap seperti tadi, berteriak dan mengacuhkannya bukan. Moza pikir mungkin hanya masalah biasa, OSIS mungkin?

"Agra beberapa hari ini tempramental banget, dikit-dikit marah. Tong sampah di marahin pintu juga di marahin Mama kira kalian lagi berantem" jelas Mama Lina.

"Mungkin ada masalah sama OSIS ma, Moza sama Agra bahkan baik-baik aja kok. Besok pagi aku coba tanyain deh sama dia." ucap Moza menenangkan Mama Lina.

Mama Lina hanya mengangguk lalu pamit untuk kembali ke dapur, Moza terdiam sendiri di kursi sambil memikirkan beberapa hal jika diingat lagi bahkan Agra tidak ada barang sedikitpun memberinya kabar satu hari setelah pulang dari Bogor, sebenarnya ada apa?

Tak berselang lama lagi Agra kembali turun dari kamarnya sepertinya hendak keluar lagi, pakaiannya pula telah berganti lebih santai rambutnya pula basah sepertinya habis mandi. Moza mendekat lalu mencekal pergelangan tangan Agra menyuruhnya untuk berhenti sebentar.

"Lo kenapa?"

"Minggir Za, bukan urusan lo." Agra menghentakkan lengan Moza kasar, pupil mata gadis itu membesar sebentar lalu mengerutkan dahinya seperkian detik Moza mengangguk mengerti dengan apa yang terjadi dengan Agra.

"Gue tunggu di lapangan rumah belakang sekarang!"

Moza berjalan terlebih dahulu ke area taman kecil rumah Agra yang disulap menjadi tempat latihan basket ala kadarnya, Moza duduk di tengah lapangan sambil sesekali melihat kearah langit-langit, tak berselang lama Agra datang menghampiri sambil memyampirkan jaket jeans nya di pundak kanan lalu ikut bergabung duduk di tengah lapang di samping Moza.

Moza memerhatikan muka Agra, kusut tak teratur mungkin cukup mendeskripsikannya. Moza merapihkan rambut Agra yang sedikit basah berantakan, Agra sendiri tak mempermasalahkannya memilih memejamkan mata dan menikmati beberapa sentuhan dari tangan mungil diatas rambutnya itu.

Moza berhenti lalu duduk menghadap Agra, sorot matanya serius tidak seperti biasanya yang tengil banyak tingkah.

"Gue lebih suka lo yang nyablak dibanding mendam masalah kayak gini."

Salah Mantan (End)Where stories live. Discover now