44 : Inhaler

1.4K 94 0
                                    

Happy reading

44 : inhaler

Di tengah terik matahari hari Kamis kebetulan adalah jadwal olahraga kelas 12 IPA yang ditempati oleh Moza dan teman-temannya, dan kebetulan materi dan bahan praktik hari ini adalah basket Moza tidak terlalu kesusahan kecuali jika diajak volly, entahlah sampai sekarang Moza selalu susah belajar volly berbeda jika diajak basket atau badminton yang sudah ia kuasai.

Permainannya lima wanita melawan lima laki-laki, mungkin beberapa dari mereka melawan ini tak adil tapi--- kelas yang merupakan siswa genius ini bukanlah hal sulit untuk melakukan semuanya termasuk pelajaran olahraga. Dan dengan diketuai oleh Moza di dalam tim perempuan pertama yang melawan Agra dan lain-lainnya membuat teman satu kelompok Moza tidak khawatir, toh Moza kan pinter strategi basket.

Peluit ditiup nyaring, bola basket di lempar keatas lalu mulai di kendalikan oleh tim laki-laki tak lama kemudian tim laki-laki mencetak poin lebih dahulu di awal permainan, Agra mengambil alih dia mendribble bola basket hendak di masukkan ke dalam ring namun gagal saat bolanya tergelincir dan hap! Moza mendribble nya beberapa kali sambil menatap Agra dengan senyumnya, "Gue kira lo cuma jago shooting doang ternyata pinter ghosting juga Gra!" ucap Moza lalu memasukkan bola oranye kedalam ring dengan mudah.

Moza dan timnya mengendalikan bola beberapa kali mendapat point entah keberuntungan atau memang laki-laki yang mengalah tapi intinya Moza senang bisa melupakan emosinya dengan keringat olahraga di terik siang ini, Devan terkekeh ia tak sengaja mendengar ucapan Moza, Devan menyenggol lengan Agra yang pemiliknya seakan kurang konsentrasi."Gausah di liatin bro, gue tau sahabat gue cantik bener." canda Devan.

Permainan berganti tim kedua perempuan melawan tim kedua laki-laki, Moza duduk di pinggir lapangan sambil meluruskan kakinya ia meminum air mineral yang sempat dibelinya tadi sebelum bel masuk. Beberapa saat setelahnya seseorang datang menghampirinya dia Adit datang yang entah dari jalan mana Moza tak tau karna tak memperhatikan, "Seneng banget lawan mantan." sindir Adit dibarengi kekehan oleh Moza.

"Kapan lagi malu-maluin mantan."

Adit duduk di sebelah Moza dia memberikan kantung kresek berisikan batagor kepada Moza, "Makan gih pasti cape," Moza menangguk lalu menerimanya tak lupa mengucapkan terimakasihnya.

"Masih cinta kok mau di permaluin sih Za?" Tanya Adit, Moza berhenti melahap batagor yang diberikan oleh Adit, dia menatap Adit lalu bergantian menatap Agra dengan pandangan yang sulit diartikan, "Hmm," Moza hanya bergumam lalu kembali memakan batagornya. Dia tidak punya kalimat atau bahkan alasan kenapa melakukan itu, disebut membenci Agra tidak sama sekali, disebut mulai melupakan Agra bahkan dia masih mempunyai rasa cinta yang amat besar, disebut masih cinta tapi dia sendiri tidak mengerti dengan perasaannya, tapi dia sadar diri Agra punya status dengan orang lain. Intinya untuk posisi Moza ini tidak ada sebutan pastinya seperti apa.

Perihal Moza yang memang masih mencintai dan berniat melupakan Agra itu adalah satu-satunya hal pasti karna memang begitu adanya, tapi dari awal Moza pernah mengatakan dia akan tetap mengejar Agra selagi Agra belum menemukan wanitanya yang baru atau paling tidak memberikan hal pasti pada dirinya, tapi sekarang sudah ada Shiren kan?

Ya meski Moza sedikit sakit dalam relung hatinya, apalagi posisinya dimana Moza yang banyak dekat dengan Agra, Moza merasa dia orang pertama yang diberi janji atau seperti bukti akan terus bersamanya tapi dengan adanya kenyataan yang mendadak sikap Agra mendingin bahkan kembali sinis dan secara tiba-tiba menjalin hubungan dengan orang lain disaat dia sudah sedikit memberi kepastian di sertai bukti pada Moza, apa Moza pantas cemburu? Apa pantas Moza kecewa?.

Moza pantas.

Karna sedari awal semuanya karna Agra, Agra selalu membuat semuanya rumit. Tapi hal rumit itu yang membuat titik awal Moza jatuh pada pelukannya dan mulai mencintainya sampai di titik ini.

Salah Mantan (End)Where stories live. Discover now