51 : promnight (End)

3.8K 134 9
                                    

Baca pelan-pelan gausah buru-buru

Ah ya jangan lupa tandai kalo ada typo

Happy reading

51 : Promnight

Dua hari lalu ia telah melewati hari-hari santainya dengan tenang, tidak ada Bang Johan yang mengganggunya, tidak ada Agra yang dikit-dikit menempel padanya, dan tidak ada para Ibu yang menyuruhnya mengajarkan masak-masak. Benar-benar selama tiga hari dirumah tanpa melakukan apapun Moza bisa hidup bahagia dengan serial animasi upin-ipin kesukaannya.

Moza telah bersiap dengan dress putih dengan rambut yang digerai indah, tak lupa wajahnya yang dipolesi sedikit make up oleh bantuan tangan Bunda Salamah yang handal. Moza tengah menggenakan high heels berwarna senada dengan dress yang dikenakannya. Setelah selesai menggunakannya Moza hanya berdiam diri di depan gerbang rumah menunggu Agra yang sedang memanaskan mobilnya, Lamborgini hitam terparkir di depannya.

Agra keluar dari dalam mobil dan membuka pintu untuk menyambut Moza masuk, tak lupa mengucapkan terimakasih terlebih dahulu lantas kemudian masuk dan duduk nyaman di mobil ini.

Lamborghini Aventador hitam milik Agra jarang sekali digunakan kemana-mana karna pemiliknya sendiri yang lebih nyaman menggunakan CBR dibanding benda lebar, apalagi semasa sekolah yang suka dilanda macet Jakarta duh yang ada malah makin lama durasi di perjalan.

Agra tampak tampan malam ini, kemeja hitam dan jas yang melekat di badannya membawa kesan laki-laki dewasa berkarisma belum lagi rambut hitam legam ya yang terlihat lebih tertata rapi, ah benar-benar definisi lelaki tampan idaman.

Mobil akhirnya sampai di parkiran sekolah yang telah di sediakan, Agra turun terlebih dahulu lalu membawa Moza keluar dan menggenggam tangannya erat, Agra cukup posesif malam ini takut-takut malah banyak yang menatap lapar kearah gadis kesayangannya.

Di depan sana ada Devan dan Fatih yang tengah asik berbincang ria sambil memegang gelas yang isinya tinggal setengah lagi, Moza berjalan menghampiri keduanya lantas memeluk keduanya bergantian.

"Happy graduation Za." Devan mengucapkan itu sembari memeluk erat Moza, "Happy graduation Devan, semoga selalu sukses ya kedepannya."

"Dan semoga lo selalu bahagia Za kedepannya." ucap Devan menyahuti sambil mengecup singkat puncak kepala sahabatnya yang tingginya sebanding dengan dagunya.

Moza melepas pelukannya lalu menjabat tangan Fatih, "Happy graduation Za." Moza mengangguk "Happy graduation Fath."

Devan dan Fatih merangkul Agra bersamaan, saling menepuk bahunya sambil mengusap selamat "Happy graduation " ucap mereka bersamaan.

Devan orang yang pertama melepaskan pelukannya ia menggeleng sambil terkekeh, "Gue bakal kangen nih kayaknya sama lo pada, apalagi drama sekolah." Moza tertawa, "Pasti anjir, gue kangen kalo praktek di lab tapi gak ada yang bener hasilnya."

"Udah itu semua disuruh bikin makalah sebejibun sama Bu Miranha, terus waktu lo masuk BK" Moza mengangguk, "Beuh berdamage banget gue mah masuk BK juga." ucapnya sambil terkekeh ringan.

"Rencana kuliah dimana lo pada?" Agra bertanya pada kedua temannya

"Gue di UNPAD bareng sama Elang, si Fatih keterima di Oxford anjing!" Devan bertepuk heboh lalu menepuk bahu Fatih cukup keras, Fatih tak membalas hanya sekedar menatap tajam pelakunya.

Devan sengaja masuk ke unpad yang notabennya dekat dengan Bandung, karna niatnya ia akan menghabiskan waktu dewasanya disana bersama kedua orang tuanya yang memang memilih menetap tinggal di kota kembang, sebenernya ini keputusannya masih baru-baru di buat beberapa minggu lalu tapi hasil kesepakatan bersama akhirnya Devan masuk universitas Padjadjaran dan masuk fakultas ilmu hukum.

Salah Mantan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang