26 : luka & hujan

1.7K 96 0
                                    

"Aku diam aku kira kamu mengerti, aku bergerak lebih dahulu aku kira kamu peduli, nyatanya yang sepertiku selalu kalah oleh dia yang pandai bermuka dua."

26 : di tinggal pergi

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

26 : di tinggal pergi

Bulan sepertinya sudah mulai masuk musim penghujan jelas hal ini sengat merepotkan untuk beberapa murid yang hilir mudik menggunakan angkutan umum atau jemputan, termasuk Moza. Gadis dengan model rambut sebahu berponi ini tengah menunggu angkutan umum atau taksi secepatnya. jika saja Johan mengabarinya lebih awal mungkin ia tidak akan terjebak hujan di depan gerbang sekolah seperti ini, Johan harus secepatnya membeli mobil baru, Ferrari hitam kesayangannya sudah terlalu sering mogok dan itu menyebalkan atau paling tidak Moza harus meminta supir pribadi pada Bunda Salamah.

"Ya Allah udah sore gue pulang naek apa?" ujar Moza frustasi saat melihat jam di pergelangan tangannya sudah sore, tanpa pikir panjang Moza berlari kecil menuju lapangan basket yang terbuka luas.

Anak-anak basket sepertinya sedang suka bermain basket sambil hujan-hujanan ya kayanya? Tapi untungnya masih ada tetangga serbagunanya yang belum pulang, Agra masih asik bergulat dengan bola oranye bersama satu tim-nya. Agra menyadari kehadiran Moza di pinggir lapangan dengan bajunya yang ikutan basah karna berlarian di tambah dia berdiri di tempat yang tak ada atapnya sekali, niat membuat basah kuyup kah?. Agra menghampiri Moza lalu mengajaknya berteduh di kursi atas tempat penonton yang lebih tertutup dan tidak terkena hujan.

"Jangan hujan-hujanan entar sakit. Kenapa belum pulang?" Ucap Agra kemudian membuka tasnya mencari Hoodie hitam yang bisanya ia bawa, "Pake gih dingin." perintah Agra memberikan Hoodie hitam berukuran cukup besar.

Moza mengangguk lantas menggunakan Hoodie milik lelaki bertubuh jangkung itu sesuai perintahnya, "Bang Johan mobil nya mogok, motornya rusak. Gue kesini mau minta pulang bareng." ujarnya.

Agra mengangguk mengerti memang kebiasaan Johan selalu ngaret dan jika ada sesuatu suka lupa mengabari mungkin hal itu pula kembali dialami oleh Moza.

"Tunggu 15 menit lagi gue selesai, kalo laper di tas gue ada nasi goreng Mama. Makan aja,"

"Gue latihan lagi, lo tunggu sebentar." lanjutnya.

Agra merapihkan rambut Moza terlebih dahulu yang berantakan tak tentu arah kemudian berlari ke tengah lapangan kembali ikut bermain bersama teman-temannya. Moza mengangguk patuh saja setidaknya ia ada teman pulang kata lain ada kendaraan untuk pulang, ia yang memang dasarnya merasa lapar sedari tadi kemudian membuka tas Agra dan mengambil satu kotak makan yang tadi Agra bicarakan. Isinya tinggal setengah mungkin telah di makan oleh Agra tapi tidak sampai habis.

Nasi goreng udang masakan favorit Moza dan Agra di tambah kerupuk dan telur mata sapi pasti enak, sayangnya hanya tinggal nasi gorengnya saja dan Moza yakin telur mata sapi dan kerupuk pasti di lahap habis oleh Agra, "Buset padahal gue pengen telornya malah di habisin." cercanya jelas tak tahu diri udah di kasih ngelunjak lagi.

Salah Mantan (End)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن