28 : Paham betul

1.3K 92 0
                                    

-Kalian baca ini jam berapa?

-Siap buat ngasih Vote?

Happy reading

28 : Aku tau siapa yang menang

Sekolah dipulangkan ternyata lebih awal dari yang seharusnya, ini lebih baik sebenarnya agar Moza bisa beristirahat sebelum berangkat nanti sore. Tapi Agra malah meminta dirinya untuk menunggu dia sampai selesai latihan basket. Moza sebenarnya ingin menolak tapi ngerasa gaenak gitu gara-gara Agra udah ngejaga Moza waktu tidur di kelas sampai jam pelajaran habis. Jadi disinilah Moza sekarang, duduk di tempat anak-anak basket biasanya kumpul sebelum masuk lapangan. Ruangan eskul basket.

Heran aja Moza tuh sebenarnya karna setiap Moza punya niatan buat pulang secepatnya pasti banyak banget hambatannya. Padahal Moza udah nanti buat tidur sama boneka Upin & Ipin yang baru saja dia beli atau paling tidak bisa nonton televisi sambil malas-malasan itu lebih baik di banding harus berlama-lama disekolah seperti ini.

Agra baru saja datang dan masuk ke ruangan basket mungkin dia dan Devan baru selesai mengganti pakaian. Agra menggenggam tangan Moza lalu mengajaknya segera ke lapangan.

"Kita duluan ke lapangan." izin Agra pada Devan.

Devan mengangguk mengerti, "Iya gue izinin." jawabnya kembali fokus pada ponselnya.

"Fatih mana Gra, kok gue gak liat yah?" Tanya Moza

"Nganterin dulu gebetannya." jawab Agra.

Moza mengangguk saja kemudian pasrah di seret Agra menuju lapangan luar. Ah disana pasti panas melihat jam masih pukul dua siang matahari pasti terik-teriknya nih."Lo duduk di sana biar gak kepanasan." ujar Agra sambil menunjuk tempat duduk yang dimaksudnya.

Agra mengambil bola basket yang ada di pinggir lapangan lalu memainkannya. Sesekali mendribble atau shooting lalu mencetak poin cukup banyak. Moza masih setia memerhatikan Agra yang bermain di tengah lapangan sendirian, jujur saja Moza kagum dengan cara main Agra. Mempesona. Kata itu tidak pernah hilang dan selalu melekat dalam diri Agra mungkin untuk selamanya. Moza mengambil satu snack yang tadi ia bawa lalu dimakannya sambil memperhatikan Agra, Agra yang merasa terlalu lama diperhatikan akhirnya menghampiri Moza dan mengajaknya bermain basket bersama. Mumpung anak eskul basket belum pada datang ke lapangan, Agra bisa leluasa dekat dengan Moza.

"Lawan gue." tantangnya dengan tangan yang masih asik mendribble bola basket.

Moza menaikan satu alisnya lalu mengangguk lantas turun dari kursi dan menghampiri Agra.

Dibanding hanya berdiam diri dan hanya melihat Agra bermain mendingan dia ikut bermain meski sebentar kan? Tak apalah Moza wajahnya kepanasan dibanding dia kebosanan karna menunggu.

"Ayo!" Balas Moza tertantang.

***
"Agra aku bareng kamu yah?"

"Sorry Ren. Gue bareng Moza"

"T-tapi.."

"Please aku bareng kamu yah." sambung Shiren lagi tak mau kalah.

Selepas habis latihan tadi ternyata gadis itu belum pulang, Shiren anak eskul Pramuka seperti Shopi. Moza pikir kenapa tidak bareng dengan Shopi saja?

Moza memutar bola matanya malas kemudian dia turun dari atas jok motor Agra lalu berteriak memanggil Fatih.

"Fatih! Bareng!" Moza berteriak.

Saat hendak berlari tangan Moza di cekal oleh Agra dia menggeleng menyuruhnya untuk diam, "Lo bareng gue." ucapnya dengan penuh penekan.

Moza kembali menggelengkan kepalanya lalu melepas cekalanya cukup kasar, "Lo anterin dulu gadis lo, gue gak suka denger tuh cewe ngomong, gak enak di denger. Gue ngalah bukan berarti kalah. Bye gue duluan bareng Fatih." bisiknya sedikit menjinjit.

Salah Mantan (End)Where stories live. Discover now