Angkasa 8 | Bentuk Perhatian

583 131 1
                                    

"Akun lo diprivate?" tanya Angkasa pada Putri dalam sambungan videocall via Instagram

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Akun lo diprivate?" tanya Angkasa pada Putri dalam sambungan videocall via Instagram.

"Hehe iya," jawab Putri sekenanya.

"Kenapa?" tanya Angkasa penasaran.
  
 

Sampai saat ini sebenarnya Angkasa belum mengikuti akun Putri. Beruntung ada riwayat obrolan mereka di direct message, sehingga Angkasa masih tetap bisa menghubungi Putri meski akun Putri sekarang dikunci.
 
 

"Serem banget soalnya."

"Serem kenapa?"

"Jadi banyak yang follow, terus ada beberapa orang yang Putri nggak kenal juga kirim pesan, nanyain..."

"Nanyain apa?"

"Nanyain Angkasa."

"Nanyain gua?"

Putri menganggukan kepalanya.

"Kayaknya gara-gara tadi Angkasa bales komen Putri pake emoji deh."

"Aahhh," Angkasa langsung paham maksud Putri. "Jangan ditanggepin, Put," ucap Angkasa kemudian.

"Tetot! Angkasa telat!"

Angkasa menaikan satu alisnya.

"Tadi udah ada beberapa pesan masuk yang sempet Putri buka dan bales, cuma karena tiba-tiba pesan yang masuk makin banyak. Putri langsung waswas dan kunci akun."

"Mereka nanyain apa emang?"

"Hmmm rata-rata sih nanya Putri siapanya Angkasa."

"Termasuk orang-orang yang lo sempet buka dan bales pesannya?" tanya Angkasa.

Putri menganggukan kepalanya.

"Terus lo jawab apa?"

"Hehe, nggak Putri bales lagi."

"Oh, bagus deh."

"Tahu nggak, Sa? Tadi ada nomor nggak dikenal masuk juga ke WA Putri, nanyain Angkasa juga coba. Aneh banget kan???"
 
 

Kening Angkasa mengerut. Sudah hampir 2 minggu jalinan mereka terajut namun keduanya masih belum saling memiliki nomor telepon masing-masing. Bisa-bisanya ada orang lain yang mendahului Angkasa.

But well, Angkasa memang sengaja tak meminta nomor telepon Putri. Ia sudah terlanjur nyaman berkomunikasi dengan Putri melalui direct message instagram. Putri pun juga sengaja tak meminta nomor telepon Angkasa. Selain karena takut Angkasa mengiriminya pesan untuk putus sewaktu-waktu nanti, Putri juga tidak mau meminta sebelum Angkasa yang memberikannya sendiri.

Aneh, tapi begitulah hubungan mereka berjalan selama dua minggu belakangan ini.
 
 

"Block aja, Put."

"Iya udah Putri block kok. Putri juga udah matiin connection sharing data ke WA. Jadi meskipun internet nyala, nggak bakal ada pesan masuk ke WA."

"Lah? Lo nggak takut ada pengumuman dari dosen masuk ke group atau apa?"

"Enggak," jawab Putri cepat. "Kan ada Shania. Kalau ada pengumuman apa-apa, Shania pasti kasih tahu Putri. Putri udah bilang ke Shania soalnya kalau Putri mau nonaktifin WA dulu."
 
 

Angkasa hanya diam mendengar penjelasan Putri. Satu hal lagi yang Angkasa mulai sadari akan Putri adalah gadis itu selalu punya persiapan lain sebagai bentuk antisipasi dari hal yang akan terjadi.
 
 

"Angkasa tangannya gimana?" tanya Putri membuka topik lain.
 
 

Angkasa tak terlihat akan memutuskan sambungan. Tapi Angkasa juga malah diam seperti ingin memutuskan sambungan mereka. Makanya Putri berinisiatif membuka topik obrolan baru.
 
 

"Mendingan," jawab Angkasa sembari mengangkat tangannya untuk ditunjukan kepada Putri.
 
 

Sudah dua jam sejak kepulangan Angkasa dari kosan Putri. Seharusnya ya keadaan luka di tangan dan wajah Angkasa masih sama.

Ah dan Putri hanya menanyakan perihal tangan karena melihat update-an Angkasa yang ia komentari tadi.
 
 

"Kalau besok masih sakit, kita coba ke klinik kampus aja, Sa. Biar diobatin yang bener sama dokternya."

"Ini juga bener."

"Mana ada :( itu Putri ngebalut tangan Angkasanya aja berantakan gitu."

"Nggak apa-apa, Put. Yang penting lukanya ketutup."

"Tapi-"

"Besok gua ada kuliah dari pagi sampe sore juga. Nggak ada waktu buat ke klinik," ucap Angkasa memotong perkataan Putri yang belum selesai diucapkan.

"Oh oke," sahut Putri kemudian. Tak seperti Angkasa, Putri tidak terlalu suka berdebat.

"Besok lo kelar kelas jam berapa?" tanya Angkasa kemudian.

"Jam tiga. Kenapa, Sa?"

"Langsung balik ke kosan apa mau pergi lagi?"

"Hmmm, langsung ke kosan sih, mau nyicil tugas juga."

"Oh."

"Angkasa mau ngajak Putri pergi?"

"Atas dasar apa lo ngira begitu?"

"Eh?"
 
 

Putri langsung menutup mulutnya. Ucapan Angkasa barusan membuat pipinya memerah karena malu.
 
 

"Kalau ditanya itu dijawab Putri."
 
 

Tegas.

Sifat tegas Angkasa kadang membuat Putri takut. Takut salah bicara atau salah tingkah. Seperti barusan.
 
 

"Atas dasar pertanyaan Angkasa sebelumnya, yang nanyain jam pulang Putri."
 
 

Sudut bibir Angkasa terangkat sedikit. Ia paling senang menggoda Putri yang memang mudah terpancing dan pintar menjawab pertanyaannya.
 
 

"Jadi bisa?"

"Maksudnya?"

"Lo bisa pergi sama gua nggak besok?" tanya Angkasa lagi. "Jam tujuh-an tapi. Soalnya gua baru kelar kelas jam setengah tujuh," jelas Angkasa sebelum Putri sempat menjawab. "Sekalian makan lah."
 
 

Bisa Angkasa lihat wajah Putri yang masih memerah.
 
 

"Put?"

"Eh iya, Sa, bisa."

"Tapi gua yang nentuin tempatnya ya, Put."

"Oke."

Rahasia Angkasa; kim taehyung ✔️Where stories live. Discover now