Angkasa bingung ketika ada satu wanita tak dikenalnya meminta dirinya untuk menjadi pacarnya. Di tengah kebingungannya ia memutuskan untuk menerima wanita tersebut, ingin melihat seberapa jauh wanita itu bisa menghadapi sifatnya yang kata kebanyakan...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Yan, lo putus sama Putri?"
Tak ada angin, tak ada hujan, Angga yang baru saja datang masuk ke laboratorium komputer, lalu duduk di samping Angkasa, tiba-tiba bertanya demikian. Membuat Angkasa menoleh dengan kening mengerut membuat alisnya hampir bertaut.
Angkasa lemparkan sebuah pandangan dengan maksud bertanya pada Angga.
"Udah cek base kampus belom? Rame. Ada foto lo sama si Nadia, Putri Kampus yang sempet ikutan Pemilihan Putri Indonesia tahun lalu itu."
Angkasa menggeleng. Tanda bahwa ia tak mempunyai clue sama sekali akan kejadian yang Angga bicarakan.
Fotoberduadengan Nadia? Gimana bisa?
"Nih," ucap Angga sembari menyodorkan ponselnya pada Angkasa, menunjukkan postingan yang dimaksud.
Di sana, Angkasa melihat foto dirinya yang tengah memandangi lukisan di salah satu art exhibition. Lalu di sampingnya; masih di dalam foto yang sama, ada seorang wanita turut melakukan hal yang sama seperti Angkasa.
Wajah keduanya tak total terlihat, tapi dilihat dari perawakan serta dari cara berpakaian, semua yang melihat bisa langsung mengenali. Terutama Nadia, si anak kebanggaan kampus.
"Coba lo baca komentarnya." Angga menyerahkan ponselnya pada Angkasa, supaya laki-laki itu bisa leluasa memegang dan membaca apa yang ia pinta.
Angkasa memang tidak sepopuler Nadia, tapi Angkasa masih cukup dikenal. Setidaknya oleh teman-teman satu fakultasnya, baik yang seangkatan, di bawah, ataupun di atasnya. Juga oleh orang-orang yang masih satu organisasi dengannya, seperti di UKM Micro misalnya. Tak hanya itu, karena termasuk orang yang memiliki kepribadian social butterfly, satu atau dua orang di setiap fakultas pasti ada yang mengenalnya.
Meski tetap saja Angkasa masih di bawah Nadia dalam hal dikenal.
"Yang kayak gini bisa dihapus nggak, Ga?" tanya Angkasa setelah membaca beberapa komentar.
Banyak yang salah paham mengira Angkasa tengah dekat dengan Nadia. Bahkan jadi menjodohkan-jodohkan karena dianggap cocok dan satu selera.
Sama-sama menyukai seni, maksudnya.
Ada pula yang dengan sok tahunya mengatakan bahwa ini kesekian kalinya mereka melihat Angkasa dan Nadia di tempat yang sama.
"Bisa aja kalau lo kontak salah satu adminnya buat takedown itu postingan."
"Adminnya siapa?"
"Salah satunya, sih, Bina."
Wajah Angkasa langsung berubah datar. Kemudian berubah menjadi jengah. Membuat Angga tertawa.
"Ya lain?" tanya Angkasa lagi. "Nggak mungkin admin base kayak gini cuma satu orang."
