Angkasa bingung ketika ada satu wanita tak dikenalnya meminta dirinya untuk menjadi pacarnya. Di tengah kebingungannya ia memutuskan untuk menerima wanita tersebut, ingin melihat seberapa jauh wanita itu bisa menghadapi sifatnya yang kata kebanyakan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Angkasa?"
Putri terkejut ketika mendapati sosok tak terduga berdiri di depan pintu kamarnya saat ini.
"Gua denger-denger lo sakit?" tanya Angkasa.
"A-ah, iya. Sedikit."
Hari demi hari berlalu. Angkasa mulai terbiasa dengan kehadiran Putri yang seringkali datang ke fakultasnya hanya untuk mengantarkan siang.
Pun dengan kehadiran Putri selepas pulang kuliah dan menemaninya mencari makan malam.
Makanya ketika hari ini Putri absen menampakkan batang hidungnya di depan Angkasa, Angkasa merasa ada yang aneh dan berinisiatif mencari tahu.
"Boleh gua masuk?" tanya Angkasa yang merasa tak nyaman karena harus berdiri di depan pintu kamar Putri.
"Maaf, Angkasa, nggak boleh," ucap Putri dengan rasa tak enak hati. Kalau bukan karena aturan di kosannya yang melarang lawan jenis untuk masuk ke kamar, Putri pasti sudah mempersilahkan Angkasa masuk sedari tadi.
Sayangnya, Putri masih betah dan tak mau diusir dari tempat tinggal sementaranya ini. Makanya ia mengatakan tidak kepada Angkasa.
"Bentar ya, Sa, Putri ambil cardigan dulu. Kita ngobrol di depan aja," katanya sembari langsung masuk dan mengambil cardigan yang tersampir di bangku meja belajarnya. Lalu berjalan keluar dan menghampiri Angkasa.
"Ayo, Sa!" ajak Putri yang tanpa aba-aba langsung mengambil tangan Angkasa untuk digandeng dan diajak pergi.
"Put?"
"Iya, Sa?"
Angkasa melepaskan tangan Putri di lengannya. Kemudian meraih telapak tangan Putri untuk ia genggam. "Ayo," ucapnya kemudian membuat pipi Putri bertambah hangat.
'KayaknyademamPutri makin parah,' batin Putri tanpa bisa didengar oleh Angkasa.
༶•┈┈⛧┈♛♡♛┈⛧┈┈•༶
"Udah ke dokter?" tanya Angkasa pada Putri setelah mereka mulai duduk di salah satu tempat yang memang disediakan untuk para tamu dari penyewa yang menempati gedung kosan tersebut.
"Belum."
"Mau ke dokter sekarang? Gua temenin."
Putri menggelengkan kepalanya.
"Nggak usah, Sa. Putri kalau kecapean sedikit ya begini. Dibawa istirahat bentar juga bakal sembuh kok."
"Ya tetep aja, Put. Lo butuh obat biar lebih cepet sembuhnya."
