Angkasa bingung ketika ada satu wanita tak dikenalnya meminta dirinya untuk menjadi pacarnya. Di tengah kebingungannya ia memutuskan untuk menerima wanita tersebut, ingin melihat seberapa jauh wanita itu bisa menghadapi sifatnya yang kata kebanyakan...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Loh? Angkasa mau belanja?" tanya Putri ketika memasuki toko dan Angkasa langsung memilih mengambil troli ketimbang keranjang kecil.
Angkasa menganggukkan kepala sembari mendorong troli tersebut masuk ke dalam arena toko.
Tujuan pertama Angkasa jelas tempat eskrim. Angkasa tak berbohong ketika ia bilang mau membeli eskrim. Setelah memakan makanan yang gurih dari Putri, ia butuh makanan manis untuk menyeimbangkan rasa yang ada di dalam mulutnya.
"Lo suka rasa apa put?" tanya Angkasa setelah mengambil satu eskrim stik dengan varian rasa stroberi.
"Ehm, Vanilla, Sa."
"Mau yang stik apa cup?"
"Cup aja."
Angkasa mengangguk, kemudian mengambil satu cup kecil eskrim rasa vanilla. Dan langsung memberikannya pada Putri.
"Eh? Langsung dimakan?" tanya Putri sembari menerima eskrim tersebut.
"Iya, keburu cair kalau nanti-nanti, Put," balas Angkasa seraya merobek plastik eskrimnya tersebut. "Nanti bungkusnya tetep taro di sini, biar discan sama kasirnya," sambung Angkasa lagi.
"Oh oke." Putri menurut.
Keduanya kembali melanjutkan kegiatan belanja mereka. Angkasa mendorong satu troli dengan tangan kirinya, sementara tangan kanan lainnya ia gunakan untuk memegang stik eskrim. Putri sendiri turut berdiri di samping kiri Angkasa. Memindai setiap produk yang ada di etalase, terlebih ketika mereka mulai sampai di bagian sayur dan buah-buahan.
"Ambil, Put," ucap Angkasa sembari menghentikan langkahnya. Membuat Putri langsung menoleh ke arah Angkasa.
"Ambil apa, Sa?"
"Ambil bahan makanan yang mau lo beli."
"Eh? Putri nggak mau belanja kok," jawab Putri sambil menyilangkan kedua tangannya.
Satu alis Angkasa terangkat.
"Lah? Katanya lo mau masakin lagi?"
"I-iya sih, tapi-"
"Gua nggak mau ya kalau gua dapet makanan gratis. Makanya sekarang lo pilih bahan makanannya."
Putri mendengus kesal. Ia memalingkan wajahnya ke arah sayur-mayur yang berjejer rapi di etalase.
Angkasa selalu saja begini.
"Lo kesel?" tanya Angkasa ketika melihat reaksi Putri akan perkataannya barusan.
"Iya," jawab Putri tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Angkasa. Putri tak mau berpura-pura tidak kesal. Toh, Angkasa selalu mudah mendeteksi kebohongannya.
