Angkasa bingung ketika ada satu wanita tak dikenalnya meminta dirinya untuk menjadi pacarnya. Di tengah kebingungannya ia memutuskan untuk menerima wanita tersebut, ingin melihat seberapa jauh wanita itu bisa menghadapi sifatnya yang kata kebanyakan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nama lo lucu ya? Unik gitu. Putri Cantik. Tapi sesuai, sih. Lo cantik soalnya."
Putri mendongak. Ia yang tengah sibuk membuat coretan pembagian kerja untuk tugas kelompoknya di atas kertas buram, mengangkat wajah ketika mendengar perkataan lawan bicara di hadapannya.
Putri baru saja dipuji.
Pujian yang sudah seringkali ia dengar akan keunikan nama yang ia miliki.
Selain dipuji ada juga beberapa cibiran atau bahkan sindiran yang dilontarkan secara terang-terangan dengan mengatakan kalau nama Putri Cantik itu berlebihan dan terdengar norak.
Well, bagi Putri tak masalah. Nama itu adalah sebuah doa. Asal tidak mempunyai arti yang jelek. Putri cukup bangga menyandang nama dengan akhiran kata sifat seperti itu.
Tak tahu harus membalas apa, Putri hanya tersenyum kecil. Kemudian menganggukkan kepala. Lalu melanjutkan kembali kegiatannya mencorat-coret kertas buram.
"Oh, iya, chat gua kemaren kenapa nggak dibales?"
Putri kembali mendongak. Keningnya mengernyit.
"Jeff chat Putri?" kali ini ia bertanya sebagai bentuk respon dari pertanyaan yang Jeff ajukan.
Ya, orang itu adalah Jeffrey. Yang sedari tadi ada di hadapan Putri dan merupakan orang yang dipilih oleh dosen untuk menjadi teman sekelompok di salah satu mata kuliah.
"Chat apa?" lanjut Putri sebelum Jeff menjawab pertanyaan yang ia ajukan sebelumnya.
Jeff mengeluarkan ponsel. Lalu menunjukkan ruang obrolan miliknya dengan Putri.
Yesterday
Hai | Ini bener nomor Putri Cantik kan? | 06:32 PM ☑☑
"Kok nggak dibales kemaren?" tanya Jeff untuk kesekian kalinya setelah ia meletakkan ponsel di atas meja karena Putri sudah selesai melihat layar gaway miliknya.
"Jeff tahu nomor Putri dari mana?"
Lagi.
Putri tak menjawab dan malah balik bertanya. Dari nada bicaranya, ada kesan tak senang yang tersirat.
Terlebih tatkala tak ada senyum yang menyiratkan candaan sama sekali. Bisa Jeff lihat keseriusan air wajah Putri dalam mengajukan pertanyaan.
Di detik itu, Jeff tahu kalau ia telah berbuat satu kesalahan.
"Eh? Sorry. Lo keberatan kalau gua punya nomor lo dan chat lo begitu aja?"
Putri mengangguk. Tak ada alasan baginya untuk berkata tidak. Terserah kalau lawan bicaranya berpikir yang tidak-tidak akan responnya. Yang penting ia bicara jujur, begitu menurut Putri.
