Angkasa 9 | Bisa?

587 131 5
                                    

Putri menahan napas, tatkala dengan tiba-tiba Angkasa mengambil dan menggenggam tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Putri menahan napas, tatkala dengan tiba-tiba Angkasa mengambil dan menggenggam tangannya. Matanya tak bisa menolak untuk tak bergerak ke arah tangan yang tergenggam tersebut. Hangat kulitnya beradu dengan dingin dari kulit tangan Angkasa, menimbulkan sensasi aneh yang sulit Putri jelaskan dengan kata-kata.

Perlahan dagu Putri terangkat. Melihat Angkasa yang fokus dengan apa yang ada di hadapannya. Memandang lurus ke depan.

Belum sempat Putri mengikuti kemana arah pandang Angkasa pergi, sebuah sapaan masuk ke dalam indera pendengaran Putri.
 
 

"Hai, Pian!"
 
 

Putri menoleh.

Sepasang muda mudi seperti mereka berada tepat di depan Angkasa dan Putri.

Seorang wanita bertubuh sedang, tidak terlalu pendek ataupun tinggi dengan balutan blouse berwarna biru muda dan jeans biru tua, ditemani oleh seorang laki-laki yang tingginya hampir setara Angkasa, memakai kaos putih dengan celana jeans biru muda. Bisa Putri tebak bahwa keduanya adalah teman dari Angkasa.

Angkasa memilih diam dan tak membalas sapaan dari temannya itu. Namun bisa Putri rasakan genggaman di tangannya semakin mengerat. Membuat Sang Penyapa turut melirik ke arah tangan yang tengah menggenggam tersebut karena pergerakan yang sangat kentara.
 
 

"Sama siapa, Yan? Kenalin dong. Hai, gue Bina, temen Pian!" ucap Bina pada Putri sembari melemparkan senyum termanisnya.

"Putri," jawab Putri sembari membalas senyuman yang dilemparkan Bina.

"Ah, ini Mahatma," ucap Bina turut memperkenalkan kekasihnya.

"Putri," ucap Putri lagi sembari tersenyum ke arah Mahatma. Yang turut dibalas senyuman pula oleh Mahatma.

"Piannya boleh kita pinjem sebentar nggak, Put?"

"Eh?"

"Lo kira gua barang?"
 
 

Angkasa akhirnya membuka mulut meski yang keluar adalah kalimat sarkas seperti biasanya. Ia berkata demikian pada Bina, namun pandangan sengitnya terarah pada Mahatma.

Membuat kening Mahatma mengerut, sementara Bina dan Putri merasa canggung akibat perkataan sinis Angkasa barusan.

Dengan tangan terus menggenggam tangan Putri. Memberikan kode pada Putri bahwa Angkasa ingin menahan Putri supaya tidak pergi.
 
 

"Ngomong sini aja. Ada perlu apa?" lanjut Angkasa lagi.

"Oke," ucap Bina ketika melihat gelagat Mahatma yang mulai emosi. Terlihat oleh Putri dan Angkasa, pergerakan tangan Bina yang menahan tubuh Mahatma.

"Gue sama Mahatma mau minta maaf soal kejadian kemarin. Gue udah jelasin ke Mahatma kalau dia salah paham dan Mahatma ngaku salah. Mahatma mau minta maaf, Yan."

Rahasia Angkasa; kim taehyung ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang