Angkasa 20 | Keegoisan

602 122 9
                                    

Putri Cantik bukanlah seorang yang penakut. Tapi bukan berarti dia tidak memiliki ketakutan di dunia ini. Putri mempunyai banyak ketakutan. Takut dengan suara air hujan pada malam hari misalnya, atau takut dengan serangga yang bisa terbang dan hinggap di badannya secara tiba-tiba.

Namun dari sekian banyak ketakutan yang ia miliki, salah satu yang paling ia takuti saat ini adalah takut dibenci oleh Angkasa.
 
 
 

Putri Cantik bukanlah tipe orang serba bisa yang mampu dan ahli dalam melakukan banyak hal. Tapi ketika Putri melakukan sesuatu, ia akan berusaha melakukannya sebaik mungkin.

Putri tidak pernah main-main terhadap sesuatu yang sedang ia jalani atau usahakan. Termasuk soal hubungan. Hubungannya dengan Angkasa.

Makanya ketika Angkasa memintanya untuk menunggu. Putri dengan senang hati melakukannya. Meski berjam-jam dan tanpa kabar, sama sekali tak ada rasa curiga atau rasa tak percaya kepada Angkasa. Bagi Putri, di detik pertama ia menaruh hatinya pada Angkasa, maka di detik itu juga ia berikan semua rasa percayanya pada Angkasa.

Mungkin terkesan naif. Tapi begitulah dirinya. Putri tak akan malu bila ada orang yang mengatainya terlalu naif atau polos.

Namun sekarang, Putri tidak bisa menunggu lebih lama. Jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh malam. Putri memiliki tugas untuk diselesaikan, perutnya juga sudah mengeluh sedari tadi minta diisi karena merasa lapar. Makanya Putri memilih untuk pergi dari tempatnya menunggu Angkasa, setelah sebelumnya berniat mengerikan sebuah pesan untuk mengabari Angkasa bahwa Putri tak bisa menunggu lebih lama dan harus pulang saat itu juga.

Sayang, pesan tersebut tak sempat terkirim karena ponsel milik Putri mati akibat dayanya yang berstatus 0%.

Putri lupa membawa powerbank.

Biar begitu Putri tak terlalu memikirkan. Toh setelah membeli beberapa makanan ringan di minimarket, rencananya ia akan langsung pulang.

Ya, rencananya begitu. Sampai setengah jam kemudian, rencana tersebut berubah dikarenakan secara tiba-tiba Angkasa muncul di depan Putri ketika dirinya baru saja keluar dari minimarket dekat kampus dengan satu kantong plastik berwarna putih berisi beberapa barang belanjaan.
 
 

"Eh, Angkasa?" ucap Putri yang tubuhnya langsung ditarik ke dalam dekapan hangat seorang laki-laki setinggi 178 sentimeter tersebut.

"Angkasa kenapa?" tanya Putri ketika tangan Angkasa memeluk erat tubuhnya. Membawa kepala Putri lebih dekat dengan dadanya.

"Maaf, Put, maaf banget. Gua lupa," katanya yang terus-terusan merapalkan kalimat yang sama.

Putri bukan orang bodoh, ia tahu maksud perkataan Angkasa. Makanya Putri hanya tersenyum, tanpa bisa dilihat oleh Angkasa. Lalu membalas pelukan Angkasa sambil berkata, "iya Sa iya. Nggak apa-apa kok."

 
 
 
 
 

༶•┈┈⛧┈♛♡♛┈⛧┈┈•༶
 
 
 

 
 

"Lo marah?" tanya Angkasa kepada Putri.
 
 

Kini keduanya berada di salah coffeeshop yang berada tak jauh dari tempat mereka bertemu tadi. Niatnya ingin menghangatkan badan sembari membicarakan perihal hari ini.

Angkasa merasa kalau mereka perlu berbicara. Setidaknya dirinya. Ia perlu meminta maaf dan menjelaskan kekhilafannya dengan benar.
 
 

"Engga," begitu jawab Putri sembari terus memandang ke depan. Diakhiri sebuah senyuman dan arah pandangnya yang kini beralih ke arah Angkasa. "Kecewa iya, sempet sedih juga. Tapi Putri nggak marah."

Rahasia Angkasa; kim taehyung ✔️Where stories live. Discover now