DUA PULUH EMPAT - KEBERSAMAAN

8.5K 1.1K 214
                                    

Hayooo siapa yang belum tidur??? Gulaly semoga bisa mengobati rasa pait setelah baca TWTIA ya haha.

Btw, Fanbook Euphoria sudah tiba di rumah aku. Besok aku mulai packing dan aku kirim mulai dari paket lengkap duluan ya! Untuk restok akan aku upload di Shopee akhir bulan setelah selesai packing pre-order!!!

.

"Mommy, Mommy ... memangnya benar kalau tidak pernah pergi ke gereja nanti tidak disayang Tuhan?" Gyeom berteriak menyampaikan pertanyaan yang sejak siang menghantui kepalanya.

Saat ini, keempat Jeon kecil sedang berkumpul di kamar utama. Chloe sedang bermain salon-salonan dengan sang ayah, kemudian Gukie bermain game di ponsel ayahnya, lalu Gail dan Gyeom bermain play station dan duduk di ranjang bagian bawah.

Sementara itu, Jihye sedang sibuk di dalam kamar mandi untuk mengenakan rangkaian skincare miliknya. Jihye terkekeh mendengar pertanyaan Gyeom, lalu keluar setelah selesai dengan kulit wajahnya.

"Siapa yang bilang begitu, Yeom?" tanya Jihye.

"Tidak tahu. Tadi 'kan daddy mengajak Iyeom makan di kafe, terus Iyeom dengar ada orang bicara seperti itu."

"Tidak baik menguping pembicaraan orang, Gyeomie," ujar Gail dengan kedua manik fokus menatap layar televisi.

Gyeom mengerjapkan mata. "Suaranya keras. Jadi, Iyeom tidak menguping, dong! Memangnya Iyeom harus menutup telinga setiap kali ada orang asing berbicara? Begini?" Gyeom melepas stick di tangannya, lalu menutup telinganya. Kemudian anak itu memekik, "AAA! Hyungie curang! Iyeom sedang tidak pegang stick kenapa malah ditendang bolanya?!"

Kegaduhan akan selalu terjadi ketika anak-anak Jungkook dan Jihye mulai berkumpul di dalam kamarnya. Apalagi Gyeom yang paling sering berteriak; entah itu bercerita heboh, kesakitan, atau yang lainnya.

"Jadi, bagaimana, Mommy? Soalnya Iyel Hyung 'kan malas kalau diajak ke gereja!" adu Gyeom.

Gail menoleh tidak terima. "Hanya satu kali karena waktu itu Hyungie lelah!" bela Gail membalas dengan nada tinggi. "Gyeomie suka sekali berbicara bohong!"

"Gyeomie tidak bohong!"

Astaga, Jihye pusing sendiri. Sedangkan Gukie mendesis jengkel karena suara nyaring Gail dan Gyeom yang beradu karena tak mau kalah. Kemudian Jungkook menjauh dari Chloe dan segera mengecup pipi Gail serta Gyeom bergantian.

"Anak Daddy kenapa, sih, setiap hari marah-marah terus? Memangnya tidak pusing? Katanya kalau marah-marah nanti cepat tua, 'kan?"

Gyeom lekas membekap mulutnya dan segera menatap sang kaka. "Iyel, minta maaf, ya? Eh, Hyungie maksudnya!" koreksi anak itu dengan cepat.

"Daddy, Iyeom sering panggil Iyel tanpa hyung!" adu Gail.

"Ya Tuhan ... kalau masih bertengkar, Daddy bawa ke rooftop! Mau?" ancam Jungkook membuat kedua anaknya terdiam. "Ayo, minta maaf. Dua-duanya salah, tidak ada yang benar!"

Setelah Gail dan Gyeom saling memaafkan, kini Jungkook kembali mendekati Chloe dan membiarkan Chloe menyisir rambutnya. "Daddy sangat cantik!" puji Chloe. "Boleh Uwi coret-coret wajahnya?"

Jungkook melotot. "Tidak boleh, dong, Sayang," katanya halus. "Dicium saja. Kalau dicium boleh, kok."

Chloe segera duduk di atas pangkuan sang ayah dan mengecup pipi, kening, dagu, dan bibir ayahnya. "Gigi Daddy besar, ya? Punya Uwi kecil sekali," katanya.

Euphoria IIWo Geschichten leben. Entdecke jetzt