EMPAT - GUKIE VS MOMMY DAN DADDY

9.7K 1.3K 349
                                    

Setelah Jungkook mengamuk karena menemukan rokok elektrik di tas sekolah anaknya, sampai acara makan malam selesai pun Jeon Gukie tidak berani menghadap sang ayah untuk meminta maaf dan menjelaskan alasan mencoba barang tersebut.

Gukie masih terlalu dini untuk memakai barang-barang tersebut, pikir Jungkook. Pria itu memberi kebebasan pada anak sulungnya, tapi bukan berarti Gukie bisa memanfaatkan akses kebebasan itu untuk melakukan hal-hal yang tidak baik.

Tidak masalah seberapa parah lingkungan sekolah anaknya asalkan Gukie tidak mengikuti dan tahu apa yang seharusnya anak laki-laki itu hindari. Terlebih lagi, Gukie seharusnya sudah mengerti apa yang boleh dan tidak boleh untuk ditiru.

Sekarang Jungkook bukan hanya malas berbicara dengan anaknya, tapi juga dengan sang istri. Ketahuilah bahwa Park Jihye memang selalu memberikan apa yang Gukie mau—memanjakan anak itu meski Jungkook tak menyukainya lantaran Gukie adalah seorang lelaki yang harus bersikap mandiri.

Setiap kali Jungkook memarahi Gukie karena kesalahan anak itu, Jihye selalu membela anaknya. Bahkan di saat Jungkook menghajar Gukie lantaran ketahuan menonton porno serta Gukie yang ketahuan membolos sekolah ke rumah temannya, Jihye lah yang menjadi pelindung Gukie dan memulai pertengkaran dengan sang suami karena Jungkook terlalu keras terhadap anaknya.

"Daddy, Iyel Hyung memukul kaki Iyeom. Sakit sekali." Saat ini Jungkook tengah berada di halaman belakang bersama anak ketiganya. Gyeom datang secara tiba-tiba, membuat Jungkook sukses menghentikan kegiatan merokoknya. Menjauhkan asbak, kemudian mengangkat Gyeom dan ia letakkan di atas pangkuannya. "Ayo, hukum Iyel Hyung!"

"Nanti Daddy hukum. Coba mana kakinya yang sakit." Gyeom menunjuk kaki kanannya yang dipukul oleh Gail sore tadi. Rupanya Gyeom masih mengingat kejadian tersebut sementara Gail sudah lupa akan apa yang ia lakukan. "Oke, nanti Daddy hukum Iyel Hyung. Sekarang Iyeom masuk, ya? Daddy sedang merokok." Anak itu mengangguk. Penurut sekali.

Jungkook kembali menyalakan rokoknya. Sejenak, pria itu memijat pangkal hidung saat angin berembus meniup tubuh atasnya yang telanjang—karena Jungkook hanya mengenakan celana pendek rumahan berwarna cokelat.

Kepalanya pening lantaran memikirkan anak pertamanya. Jungkook ingin Gukie menjadi laki-laki kuat tanpa harus memanggil nama sang ibu atau ayahnya. Sama seperti Jungkook di masa lalu. Meskipun begitu, Jungkook memanglah remaja nakal sejak SMP.

Sebagai orang tua, tentu saja Jungkook tidak ingin Gukie mengikuti jejak-jejak gelapnya. Sifat memang sudah menjadi bawaan, pun Jungkook tidak akan marah jika orang-orang menyamakan sifatnya yang menurun pada Gukie. Akan tetapi, Jungkook tidak setuju jika orang-orang berpikir sikapnya menurun pada sang anak.

Gukie harus menjadi orang yang jauh lebih baik daripada Jungkook.

"Mommy ..." Gukie memasuki kamar sang ibu yang terlihat sibuk menidurkan Chloe. Setelah memastikan putri kecilnya tertidur, Jihye lekas mengambil posisi duduk dan menatap anaknya.

"Apa?" tanya Jihye mencoba tidak acuh.

Gukie ikut duduk di bibir ranjang; tepat di sebelah sang ibu yang kini memainkan ponselnya. "Maaf," cicitnya.

"Kenapa?"

"Goo minta maaf."

"Kenapa minta maaf?" Jihye sebetulnya masih tidak menyangka bahwa anak sulungnya itu berani mencoba rokok elektrik. Ditambah sebelum makan malam Jungkook sempat menjelaskan kalau pria itu telah melihat rokok elektrik di lemari belajar Gukie sejak satu bulan yang lalu. Akan tetapi, Jungkook berusaha diam karena masih menunggu bukti yang lain. Pikir Jungkook, bisa saja itu milik teman Gukie yang tertinggal sebab teman-teman Gukie selalu berkumpul di dalam kamar Gukie.

Euphoria IIWhere stories live. Discover now