DUA - ULANG TAHUN GOO HYUNG!

9.8K 1.3K 230
                                    

Hari ini Gail, Gyeom, dan Chloe terlihat sangat bahagia. Balon warna-warni ada di mana-mana memenuhi lantai rumah besar mereka. Pun kue ulang tahun dengan gambar Thor membuat Gail tak berhenti mengaguminya dan tak sabar ingin buru-buru memotong dan melahapnya.

Jihye sedang sibuk menyiapkan menu-menu makanan ke atas meja makan. Ada sekiranya sebelas masakan yang wanita itu masak dibantu oleh Bibi Han dan ibunya serta ibu mertua. Lalu Jungkook sibuk menghubungi beberapa tamu undangan seperti Kim Taehyung, Jung Jaehyun, Kim Namjoon, Kim Mingyu, serta rekan kerjanya yang paling dekat dan sering bertemu.

Sementara itu, sang tokoh utama masih berada di dalam kamarnya. Duduk di atas sofa sambil memainkan ponselnya. Gukie tak berhenti membalas puluhan ucapan selamat dari teman-temannya, hal itu yang membuat dirinya enggan pergi dari dalam kamar.

Namun, ada yang berbeda dengan dirinya saat ini. Hari bahagia yang turut dirasakan oleh seluruh keluarga apalagi ketiga adiknya, justru tak bisa Gukie rasakan. Air mukanya nampak masam dan sesekali mendengus hingga suara pintu yang terbuka membuat laki-laki itu mendongak dan menjauhkan ponselnya.

"Hyung, tahu di mana letak sepatu Daddy yang beli waktu ada promo kemarin?" Jungkook masuk, tapi tidak mendekati sang anak—hanya berdiri di belakang pintu dengan kedua lengan berkacak pinggang. "Daddy sudah cari di rak tapi tidak ada."

Gukie menurunkan kakinya dari atas sofa. "Kemarin Goo pinjam." Anak itu meringis hingga gigi kelincinya terlihat. Beranjak dari sofa, Gukie kemudian berjalan ke arah lemari besar yang digunakan untuk menyimpan sepatu-sepatunya. Gukie meraih sepatu milik sang ayah dan memberikannya. Lalu sang ayah meninju perutnya. "Aw! Sakit, Dad!"

Jungkook memajukan kepalanya. Satu tangannya memegangi box sepatu, maka satu tangannya menepuk pipinya sendiri. "Cium Daddy," pintanya. Gukie lekas mengecup pipi sang ayah. Kemudian satu alis Jungkook mengedik lantaran mendapati tatapan masam anaknya. Jemarinya lantas mengapit dagu sang anak. "Kenapa? Ada apa? Kenapa cemberut begini, huh?"

Gukie menggeleng. "Tidak ada."

Mengembuskan napas dalam, Jungkook lekas meninggalkan anaknya. Memang setelah Gukie beranjak remaja, anak itu memiliki perubahan sikap dan sifat. Jungkook sadar bahwa anak sulungnya itu lebih pendiam dan sering menyendiri. Itulah kenapa ia harus lebih memahami dan tidak boleh tersulut emosi dengan mudah saat menghadapi Gukie. Namun, anak itu tak benar-benar berubah sebab Gukie masih saja manja dan minta tidur bersama saat malam.

"Kenapa?" Jihye menghampiri sang suami yang masih setia berdiri di depan pintu kamar anaknya. Mengusap punggung sang suami, wanita itu kemudian mengernyit bingung. "Marah dengan Goo?" tanyanya sekali lagi.

Jungkook merangkul bahu Jihye dan berjalan menuju ruang santai. "Kau sudah selesai?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan."

Pria itu terkekeh. "Dia terlihat tidak senang. Apa karena tidak ada perayaan ulang tahun seperti yang dia inginkan setahun yang lalu?"

Wanita Park itu kembali mengernyit. "Tidak—kurasa tidak. Gukie yang memintaku untuk dirayakan di rumah saja. Apa dia tidak mengatakan sesuatu?" Gelengan dari Jungkook menimbulkan kekhawatiran dari Jihye. Ia segera bangkit dan masuk ke dalam kamar anaknya saat suara letusan balon terdengar. Tentu saja ulah dari Gyeom yang menduduki salah satu balon tersebut.

Memasuki kamar Gukie, mata Jihye langsung menemukan Gukie yang fokus pada ponselnya. Akan tetapi, Gukie lagi-lagi menjauhkan ponselnya. Anak itu tahu kalau sang ayah dan sang ibu tidak menyukai dirinya yang terlalu lama memainkan ponsel, apalagi terlalu lama berdiam diri di dalam kamar.

"Kenapa, Oppa?" Anak itu mengulum bibir sambil menggeleng. Jihye terpaksa duduk di samping Gukie dan menangkup pipi anak sulungnya. "Tidak senang karena tahun ini cuma di rumah?" Gukie kembali menggeleng.

Euphoria IIWhere stories live. Discover now