DUA PULUH SEMBILAN - DADDY MARAH, GYEOM MENANGIS

7.8K 1.1K 166
                                    

Jika empat anak Jungkook dan Jihye sudah berkumpul, itu tandanya akan ada keramaian di dalam ruang keluarga.

Kali ini, Jihye melihat Chloe sedang duduk bersama Gail. Sang putri memeluk Gail seraya menatap layar ponsel Gail untuk menonton cuplikan-cuplikan kisah horor. Sementara Gyeom bersama Gukie sedang bermain game di ponsel mereka masing-masing. Sangat serius sebab Gukie dan Gyeom kini sedang menjadi musuh.

Lalu Jihye dan Jungkook duduk di kursi halaman belakang. Jungkook meminum kopi buatan sang istri, dan Jihye sesekali ikut menyeruput kopi pahit tersebut.

"Belanja apa saja dengan Seolbi hari ini, Mom?"

"Tas!" jawabnya antusias. "Tukar uangku ya, Daddy?" Jihye lalu meringis ke arah sang suami yang sedang melirik malas.

"Kau itu curang sekali. Bisnis sudah aku modali. Penghasilanmu seutuhnya punyamu. Kebutuhan anak-anak dan sekolah anak-anak sudah aku cukupi. Dapur dan kebutuhan rumah juga aku. Gaji bulanan selalu aku berikan lebih. Sekarang beli tas juga kau minta diganti uangnya, Mom?"

Jihye lalu berdiri dan duduk di pangkuan Jungkook. Duduk miring dan memeluk leher Jungkook sebelum mengecup bibir sang suami berkali-kali.

"Daddy tampan, deh!"

"Beli beli sendiri, sekarang aku yang disuruh membayar," celetuk Jungkook membuat Jihye terkekeh.

"Kemarin aku membayar modifikasi motor barumu!"

Jungkook menarik sebelah alisnya. "Minta ganti juga, 'kan?" Jihye kembali terkekeh. "Bersyukur suamimu itu aku, Mom! Kalau saja kau tetap mempertahankan mantan kekasihmu itu, bagaimana nasibmu sekarang?"

Jihye menarik teling Jungkook jengkel. "Kau yang seharusnya bersyukur punya istri sepertiku! Enak saja! Diselingkuhi berkali-kali, aku masih mau menerimamu."

"Tapi boros."

"Dad!"

Jungkook tertawa renyah. Kemudian mengusap paha dalam sang istri. "Turun, Mom. Nanti anak-anak lihat. Malu."

Jihye segera menuruni paha Jungkook. Memilih untuk berdiri di hadapan sang suami dengan pose berkacak pinggang.

"Seolbi mengajak keluarga kita liburan, Dad. Ayo, liburan ... sudah saatnya mencari kesenangan setelah sibuk bekerja, Dad."

"Ke mana?"

"Ke mana saja, deh. Yang penting 'kan kita bisa liburan bersama. Tidak kasihan dengan anak-anak? Kelihatannya mereka sangat lelah setelah sibuk dengan sekolah."

"Kasihan anak-anak atau kau?" tanya Jungkook dengan tatapan curiga.

Jihye tertawa. "Keduanya!" jawab Jihye keras. "Omong-omong, kalau aku melamar untuk menjadi caddy golf bagaimana? Masih pantas atau tidak, ya? Mereka mau menerima ibu empat anak sepertiku? Tapi aku masih seksi 'kan, Dad?"

Keduanya memang sering sekali melontarkan kalimat acak dan terlalu percaya diri. Entah Jungkook atau Jihye, keduanya sama saja.

Jungkook bergerak menampar pipi pantat Jihye. "Kuhajar kau lebih dulu kalau kau akan melamar pekerjaan menjadi caddy," katanya jengkel.

Membayangkan Jihye dengan pakaian ketat dan melayani para tamu yang mayoritas adalah seorang pria sudah cukup membuat kepala Jungkook panas.

Ketikan bermain golf pun, Jungkook sering melihat teman-temannya menggoda pekerja tersebut. Bahkan beberapa di antaranya berhasil mendapatkan nomor.

Tidak. Tentu Jungkook tidak melakukannya sebab Gail akan selalu mengikutinya bermain golf. Sekali pun Gail tidak ikut dengannya, Jungkook barangkali tidak akan tergoda atau menggoda sebab ia sudah cukup sadar sekacau dan sesakit apa jika ditinggalkan oleh Jihye. Jungkook tidak mau lagi menyakiti sang istri. Apalagi anak-anaknya sudah tumbuh besar.

Euphoria IIWhere stories live. Discover now