TIGA PULUH SEMBILAN - KEKASIH GUKIE

3K 372 72
                                    

Ketakutan terbesar seorang Jungkook setelah menjadi seorang ayah adalah saat di mana putra sulungnya menjalin hubungan dengan gadis yang disukainya.

Hari ini, untuk pertama kalinya Jungkook mendengar sang putra meminta izin kepadanya. Dengan penuh keberanian, Gukie berkata, “Daddy, Goo ingin pergi bersama teman Gukie. Hanya sebentar. Goo janji, tidak akan pulang terlalu malam.

Keberanian itu sontak membuat Jungkook berbesar hati untuk mengizinkan Jeon Gukie pergi bersama gadis yang anak itu suka.

Namun, ketakutan Jungkook muncul setelah satu jam kepergian anaknya. Pria itu bahkan bergerak resah di sebelah Jihye yang sedang mengupas apel untuk Gail.

“Kenapa bergerak terus?” Jihye menoleh, menatap sang suami yang kini tengah sibuk menggigit bibir bawahnya seraya menyandarkan punggung pada kursi. “Ada apa?”

Jungkook lantas meletakkan kepalanya di area bahu Jihye. Tanpa malu, pria itu memeluk tubuh istrinya kendati ada putra keduanya, Jeon Gail yang sedang menopang dagu menunggu potongan apel tersebut.

“Iyel tahu!” Gail yang biasanya cenderung diam, kini ikut bersuara. Jungkook dan Jihye refleks menatap putra keduanya tersebut. “Daddy sedang memikirkan hyungie, kan?”

Jihye melongo. Wanita Park itu kemudian menoleh ke arah sang suami yang masih bergelayut manja di tubuhnya.

Jihye terkekeh. “Gukie-mu itu sudah besar. Dia bukan anak kecil lagi yang harus dikhawatirkan,” tutur Jihye pelan.

“Aku tidak mengkhawatirkan Gukie, Mom ...” Jungkook melirik Gail yang tengah tertawa meledek ke arah ayahnya. “Aku hanya tidak ingin dia bertingkah yang tidak-tidak.”

“Sama saja,” ucap Jihye. “Tenanglah. Kita hanya perlu memberitahunya secara pelan-pelan. Goo pasti mengerti, apa yang tidak seharusnya dia lakukan.”

Jungkook mengerucutkan bibirnya. Ia masih risau meskipun Jihye sudah menenangkannya. Tetap saja, bagi Jungkook, Gukie masihlah anak kecil berusia delapan tahun.

Sejujurnya, Jungkook tidak rela melepas Gukie. Ia tidak siap anak sulungnya tumbuh menjadi laki-laki remaja.

“Memang kenapa kalau hyungie punya kekasih?” Gail mendadak melempar tanya lantaran bingung dengan sikap risau sang ayah saat ini. “Kenapa tidak boleh? Hyungie, kan, sudah masuk SMA.”

“Boleh. Daddy yang tidak boleh,” Jihye menjawab. Wanita itu meletakkan pisau ke atas meja, lantas menyerahkan apel potong ke arah Gail.

Gail menggigit apelnya seraya kembali melirik ke arah sang ayah. Anak itu terkekeh lagi sebelum berdiri dari duduknya, kemudian berjalan menjauhi ruang makan lantaran Gail ingin bergabung bersama adik-adiknya di ruang tengah.

Jihye menatap suaminya setelah Jungkook menegakkan punggungnya. Jihye mengembuskan napas dalam, lalu menggenggam jemari Jungkook.

“Sudahlah. Gukie berhak mendapatkan kebebasan darimu, Dad. Selama ini, Gukie selalu mematuhi perintahmu. Jangan seperti ini.”

Jungkook mengerucutkan bibirnya lagi. Pria itu bahkan kembali memeluk tubuh istrinya dan meletakkan dagunya di bahu Jihye.

“Bukan itu yang aku resahkan, Jiya ...”

“Jadi, apa? Apa keresahanmu?” Jihye mengusap puncak kepala sang suami, bermaksud untuk menenangkan Jungkook. “Bilang padaku. Tidak perlu menegur Gukie.”

“Bagaimana jika Goo jarang di rumah? Bagaimana jika Goo lebih mencintai kekasihnya daripada keluarganya sendiri? Chloe bagaimana? Dia pasti kehilangan kakaknya.”

Euphoria IIWhere stories live. Discover now