e m p a t

1.4K 229 27
                                    

_ Sederhana, tapi mampu buat gua suka_
|
|
|
|
[HAPPY READING]

Setelah selesai mengantarkan Aca pulang, Leo segera kembali pulang ke rumahnya.

Leo bukan cowok kuat, dia juga punya titik rapuh, tapi seperti yang dikatakan Aca bahwa Leo menyembunyikannya di dalam topeng cuek dan tak mau tau.

Leo bukan anak broken home, tapi keadaan yang di hadapi Leo mengalahkan anak broken home.

"Asssala---"

"Baru pulang kamu? habis kemana aja? " tanya seseorang yang memotong perkataan Leo.

Leo mengambil nafas panjang, dan membuangnya secara kasar, tidak, dia tidak boleh lepas kendali, biar bagaimanapun, orang yang di hadapan ya sekarang, adalah wanita yang melahirkannya.

"Kalo pulang sekolah itu langsung pulang, ngapain kamu keluyuran, " ucap Sintia selaku ibu Leo.

"Leo ke kamar duluan mah, " balas Leo karena tidak ingin memperpanjang masalah.

"Bener-bener ga tau diri kamu, kamu gak kayak Deo yang nurut semua kata mama dan papa, " ucap Sintia memberhentikan langkah Leo.

Leo berbalik, menatap Sintia dengan senyuman miring, lagi dan lagi, setiap harinya dia harus di bandingkan dengan kakaknya.

"Udah berapa kali Leo bilang, kalo setiap orang itu beda," ucap Leo santai namun terkesan dingin.

Leo bukan anak yang kuat, hanya saja dia memilih di lukai secara fisik dari pada di lukai dengan omongan.

Ketika luka fisik, bisa hilang seiring berjalannya waktu, tapi luka karna omongan kadang bisa menyebabkan trauma tersendiri bagi orangnya.

"Deo itu anak kebanggaan mama sama papa, nilainya bagus, ga malu-maluin, ga kayak kamu bisanya nyusahin, "sindir Sintia yang lagi lagi harus membuat Leo bersabar.

" Just info mah, nilai tidak menentukan kesuksesan seseorang, "balas Leo kemudian melanjutkan langkah nya ke kamar atas.

Leo dan Deo adalah saudara yang hanya beda setahun, sebenarnya sifat Leo sangat baik, penurut, dan ramah, tapi keadaan yang memaksanya untuk lebih tertutup pada siapapun.

Keduanya sengaja berbeda sekolah, karena kemauan Leo yang tak ingin satu sekolah bersama Deo, tapi walaupun begitu, Sintia sang ibu tetap membandingkan keduanya.

"Dimarahin lagi lo? " tanya Deo pada Leo, yang tiba-tiba muncul dari depan kamarnya.

"Ga usah sok baik, " ucap Leo ketus dan langsung berlalu pergi meninggalkan Deo.

Deo adalah tipe kakak yang sangat care, Deo selalu memperhatikan sikap dan tindakan Leo secara diam-diam atau selalu menanyakan kegiatan Leo kepada Farrel ataupun Ferdian.

"Gua sayang sama lo dek, tapi gua bingung, kenapa mamah selalu ngebandingin kita, hal itu membuat kita jadi jauh, " lirih Deo melihat pintu kamar Leo yang tertutup rapat.

Sedangkan di dalam kamarnya, Leo selalu menyalahkan dirinya sendiri atas perlakuan yang diberikan oleh Sintia.

"Gua gak suka di bandingin, anjing! " rancau Leo melempar semua barang yang ada di dekatnya.

"Gua tau, gua gabisa apa-apa, tapi gua gak suka di bandingin, arghhhhh, "

Leo terus merancau tak jelas, jangan tanyakan bagaimana kondisi kamar Leo sekarang, kondisi kamarnya sudah seperti kapal pecah.

Seperti teringat sesuatu Leo langsung mencari tas sekolahnya dan mengambil benda pipih berlogo apel gigit.

Leo
criin nmr Aca, skrng!

Leo mengirimkan pesan singkat itu kepada Ferdian, karena Leo tau, jika pakar cewek atau adik kelas, dia harus bertanya pada Ferdian.

Ferdian
086734××××××

Selang beberapa menit benda pipih yang berada dalam genggaman Leo bergetar menandakan pesan masuk.

Leo segera mencatat dan menyimpan kontak Aca yang diberikan oleh Ferdian.

Calon pacar 🐝

Kira-kira seperti itu nama kontak Aca di HP Leo, bahkan sekarang Leo sudah terkekeh sendiri, Aca memang bisa membuat Leo gila.

Leo segera mengirimkan pesan di nomer itu. Karna kesal tidak ada balasan, Leo akhirnya memutuskan untuk melakukan call dengan nomer itu.

------

Haiiii, jangan lupa vote and komen, bantuin promosi juga ya><

Makasih udah mampirrr, jangan lupa ajak temenmu juga ya><

Nah, yang mau Leo siapa nih?

FAKE SMILE BAD BOY! [End]Where stories live. Discover now