e m p a t b e l a s

1K 185 2
                                    

_Hati gua juga bukan mainan_
|
|
|
|
[HAPPY READING]

"Dia masa lalu Leo! " celetuk Ferrel hati-hati agar tidak menyinggung hati Aca.

"Hahahahahhahahaha, "

Tawaan penuh luka yang di perlihatkan oleh Aca membuat mereka yang melihatnya merasa kasihan, terutama Ferdian yang tak tega dengan cewek.

"Ca, are you okay? " tanya Mayang yang berusaha serius.

"Gua sadar! "

"Maksudnya? " tanya Caca.

"Susah ya, mencintai orang yang masih stay sama masa lalunya, "

Ucapan Aca berhasil membungkam para sahabat Leo yang ingin membuka suara membela Leo.

"Kalo lo cinta, harusnya lo pertahanin! " ucap Ferell.

"Iya, Aca bertahan kok, tapi Aca gabisa jamin Aca bisa bertahan sampe kapan. Ini masalah hati kak.Lupain kalo emang dia belum lupa sama masa lalunya, "

"Aca pamit ke kantin dulu, " ucap Aca kemudian berlalu pergi meninggalkan keempatnya dengan perasaan bingung.

"Bener kak? " tanya Caca pada Ferdian tiba-tiba dan langsung diangguki oleh Ferdian.

"Tapi ka Leo udh ga ada rasa kan? " tanya Mayang memastikan.

Mayang melirik Farrel seperti meminta jawaban atas pertanyaannya.

"Gua kagak tau, gua bukan cenayang! "final Farrel melihat tatapan mematikan dari Mayang.

Sedangkan Aca, yang mereka fikir ke kantin, Aca diam-diam mengikuti Leo dan Dwi yang melakukan perkenalan lingkungan.

" Ini ruangan musik, "

"Ini ruangan OSIS, "

"Ini taman sekolah, "

"Ini-----"

Ucapan Leo ketika menerangkan ruangan terhenti karena celetukan dari Dwi yang membuatnya diam.

"Aku masih suka kamu, " ucap Dwi menahan pergelangan tangan Leo.

"Gua udah enggak! lanjut, atau gua tinggalin lo disini? " balas Leo ketus yang langsung menghempaskan tangannya yang dipegang oleh Dwi.

"Le tapi? "

"Dwi plis, gua udah punya pacar! " tekan Leo sekali lagi yang akhirnya membuat Dwi diam.

Sedangkan  tak jauh di belakang sana Aca mengembangkan senyumannya ketika melihat perlakuan Leo pada Dwi. Dan bagaimana cara Leo membelanya sebagai pacar di hadapan Dwi.

"Udah, kalo masih bingung, lo bisa cek mading! " ucap Leo lalu langsung pergi meninggalkan Dwi.

Leo berjalan menyusuri koridor dengan jawah flat dan tatapan datar kepada siapapun.

Bahkan tak banyak pula anak dari kelas sepuluh maupun kelas sebelas yang sekedar menyapanya tapi tak di gubris sekalipun oleh Leo.

"Kakakk? " teriakan melengking dari seseorang yang mampu membuat senyuman tipis keluar dari bibir Leo.

Leo tetap berjalan seolah-olah tak mendengar teriakan dari Aca.

"LEONARDO? "

Teriakan keras Aca dengan namanya panggilan tanpa embel-embel kak membuat langkah kaki Leo terhenti dan berbalik.

"Siapa yang ngajarin kek gitu? " tanya Leo dingin.

"Habisnya, kakak dipanggil ga berhenti-berhenti! " balas Aca ragu.

"Jangan diulangin lagi ya cantik? " ucap Leo lembut dengan membelai halus pipi Aca.

Jangan tanyakan bagaimana kondisi hati Aca saat ini, sudah dapat dipastikan Aca sudah ingin terbang.

"Kak itu siapa? " tanya Aca yang berniat mengulik tentang Dwi.

"Temen lama aku, " balas Leo apa adanya dan tanpa takut sekalipun.

"Aca cuma takut kakak balik sama dia, " gumam Aca kecil bahkan sangat kecil.

"Hah apa? " tanya Leo, karna dia sempat mendengar gumaman Aca, hanya saja dia kurang jelas dengan ucapan Aca.

"Enggak kok kak, "

"Gaada yang perlu lo khawatirin, gua ada disini sama lo kok Ca! " ucap Leo mengetahui isi kepala Aca.

Sedangkan Aca hanya mengangguk samar, walaupun dalam hatinya ragu dan tidak yakin dengan perkataan yang dikatakan Leo.


Halowww! apa kabar?

Vote and komennya jangan lupaa><

Sumpah aku males nulis, karna gada komen dan banyakan siderssss

FAKE SMILE BAD BOY! [End]Where stories live. Discover now