t i g a p u l u h d u a

1.2K 204 35
                                    

_ Jika kembali tidak memungkinkan, apakah kita bisa berteman? _
|
|
|
|
[Happy READING]

Masalah Leo dan keluarganya sudah usai, sekarang yang ada di pikiran Leo hanya bagaimana tentang Aca dan hubungannya.

Seperti saat ini, hari sudah menjelang malam, dan Leo baru saja kembali ke rumahnya.

Sedangkan Deo dan Sintia yang sedang menonton TV kaget dengan kedatangan Leo, dengan wajah lusuh.

"Sini duduk dulu, " ajak Sintia menepuk nepuk tempat duduk di sebelahnya.

Leo langsung duduk dan memeluk Sintia.

Sama dengan kebanyakan ibu lainya, Sintia langsung tau bahwa Leo sekarang lagi memiliki masalah yang belum bisa dia ceritakan secara rinci.

"Kenapa? " tanya Sintia.

Leo tidak menjawab melainkan dia hanya menggeleng.

"Hiks, Leo bodoh, hiks, dia pergi, "

Sintia ataupun Deo kaget melihat seorang bad boy yang dingin kini malah menangis.

"Cewek baik itu? " tebak Deo.

Leo langsung menagangguk pelan mendengar ucapan Deo.

"Sudah seharusnya dia pergi, itu karena ulahmu sendiri, biarkan dia mencari kebahagiaan nya, dan jika kebahagiaannya itu bersama sahabatmu, tidak usah cemburu, "

"Ingat dia pernah memperjuangkanmu bersungguh-sungguh, tapi malah kamu sia-siakan, "

"Kamu tidak bisa menahan seseorang untuk terus ada di sampingmu,"

"Jangan salahin Farrel lagi, dia tidak salah. Logikanya Farrel yang kenal duluan dengan cewek itu, tapi ngerelain buat kamu, "

"Sekarang gantian, kamu harus ngerelain cewek itu buat Farrel. Anak baik gaboleh egois ya, "

"Kamu tau? Titik terhebat mencintai seseorang yaitu melepaskan dia untuk kebahagiannya, "

Sintia menasehati Leo panjang lebar yang membuat Leo menjadi berfikir sejenak.

"Apa harus gua relain Aca?" batin Leo.

"Leo ke kamar duluan, "

Leo langsung ke kamarnya dan mengistirahatkan dirinya. Langit langit kamar menjadi tempat dia melamunkan Aca.

"Iya, gua cowo bodoh, iya gua bodoh Ca, gua udah nyia-nyiain cewek se-tulus Lo, "

"Kalaupun gua bisa ngulang waktu itu, gua ga bakalan kek gitu Ca, "

"Kalaupun lo bisa balik sama gua, gua ga bakal nyakitin Lo lagi, "

"Gua ga tau lagi Ca harus gimana, "

"Apa gua mati aja biar lo bahagia? "

Leo berbicara pada dirinya sendiri meski tak ditanggapi sama sekali.

Sedangkan di sana, Farrel sudah gercep di rumah Aca, dengan embel-embel mengajari Aca les matematika.

Tetapi siapa sangka dengan Farrel yang hanya ingin lebih dekat dengan Aca.

"Ca? "

"Hm? "

"Gaada niatan buka hati lagi gitu?" tanya Farrel.

Aca diam, dan memandang lurus kedepan. Jika ditanya, dia sudah tidak suka pada Leo, dan saat ini dia sudah nyaman dengan Farrel.

Tapi dia juga memikirkan bagaimana jika Leo sakit hati, ketika mantan pacarnya malah memilih berpacaran dengan sahabat baiknya.

"Jujur! "

Aca melihat Farrel dan mengerjap polos. "Harus jujur? " tanyaa Aca.

"Harus! "

"Kalo engga jujur? "

"Ya dapet dosa lah, " jawab Farrel.

Aca terkekeh mendengar jawaban Farrel, ya iya dia tau dapet dosa tapi bagaimana bisa seorang es batu bisa luluh dan se-enteng itu berbicara.

"Jujur, Aca nyaman kak sama kakak, "

"Yessss!"

"Tapi, Aca juga mikirin, gimana perasaan kak Leo pas tau Aca jadian sama kakak, sedangkan posisinya Aca sebagai mantan dan kakak sebagai sahabat, " papar Aca yang membuat Farrel tersenyum tipis.

"Bahkan disaat lo udah di sakitin, dan di rendahin Lo masih mikirin perasaan Leo, " gumam Farrel tersenyum tipis.

Baca cerita ke empat aku, atau kita musuhan?

Btw ini udh mau end beneran!

Tengkiyuuuuu🙂

FAKE SMILE BAD BOY! [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora