Prolog

15.1K 1.6K 358
                                    

"Ibu gue hamil gue 17 tahun, njir."

"Gila, bahaya dong. Masak hamil sampai 17 tahun? Kata dokter kan harusnya cuman 9 bulan paling lama."

"Maksudnya Ibu gue hamil gue pas umur 17 tahun, tolol."

"Ya makanya ngomong tuh yang jelas. Gue mana bisa ngerti."

"Ya kan otak lo pinter, kenapa nggak nyampe." ujar Jihoon sebal, ia lalu menendang paha Yedam yang sedang fokus mengambil remote televisi menggunakan kakinya.

"Aduh, hampir aja keambil. Si monkey ini malah ganggu," keluh Yedam dengan kurang ajarnya.

Nggak ada yang kasihan sih kalau Jihoon di kurang ajarin, yang ada malah seneng. Ya gimana ya, orangnya aja emang demen di kurang ajarin :(

"Heh, gue lebih tua dari lo," ujar Jihoon kesal, rasanya ia ingin menjambak rambut Yedam ke belakang.

"Jaman sekarang ngomongin umur, lebih tua lah, lebih muda lah. Sekarang itu yang penting punya ilmu dan otak yang kayak gue, cerdas, masalah selesai."

Yedam tersenyum tanpa dosa menatap Jihoon. "Gue tanya nih umur manusia rata-rata berapa?"

"Nggak tahu," jawab Jihoon datar.

"Makanya sekolah. Sekarang gue tanya lagi, lo tahu nggak kegantengan gue dapetnya dari mana?"

"Nggak tahu."

"Makanya sekolah. Lagi nih gue tanya umur Pak Jokowi sekarang berapa?"

"Nggak tahu."

"Makanya sekolah-"

"Stop, sekarang giliran gue tanya." Jihoon menyela perkataan Yedam. "Sekarang gue tanya, lo tahu nggak dulu mantan pacar lo selingkuhnya sama siapa?"

"Ya nggak tahu lah, dendam gue sama mantan gue tuh."

"Nggak tahu kan? Lo mau tahu jawabannya?"

Yedam mengangguk. Ia menatap Jihoon seakan-akan menunggu jawaban dari laki-laki itu.

"Sama gue lah! Makanya jangan sekolah terus. Pacar selingkuh sama gue aja nggak tahu." Lalu Jihoon tertawa.

"Bacot."

Wajah Yedam seketika langsung berubah datar, laki-laki itu mengambil remote yang sudah ada di kakinya dan melemparkannya tepat mengenai mulut Jihoon.

"Anak babi emang."

"Kenapa sih?"

Yoshi datang dengan wajah bantalnya lalu duduk di sebelah Jihoon yang lagi cekik-cekikkan sama Yedam. Tumben sekali, biasanya Yedam memilih diam dan mengabaikan.

Sedangkan di dapur, Haruto mendudukkan dirinya di meja makan setelah baru saja pulang dari mini market. Di dapur sendiri, ada Jeongwoo yang sedang nggoreng telur dan berakhir gosong.

"Gue baru mau makan siang, tapi telornya gosong," curhat Jeongwoo sembari membuang telor gosong tersebut di tong sampah.

"Terus?" Haruto merespon asal sembari mengeluarkan isi makanan yang dibelinya tadi.

"Nggak bisa dimakan dong, nyet. Gitu aja pakai nanya."

"Oh."

"Ngeselin ya lo jadi manusia."

"Ngeselin ya lo jadi hewan," balas Haruto tak mau kalah.

"Maksud lo gue hewan?"

"Lagian ngapa sih, telor gosong aja ribet. Toh itu juga kembaran lo, lihat deh kulit lo sama telor gosongnya itu, sebelas dua belas. Terus lo dengan tidak berperi ke Jeongwoo-an ngebuang tuh telor ke sampah. Lo pikir dia nggak sakit hati? Kalau dia berakhir di tong sampah, harusnya lo juga," cerocos Haruto. Jeongwoo yang mendengarnya sudah ingin melempar Haruto pakai wajan yang pantatnya gosong itu.

Crafty | Treasure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang