Epilog

5.7K 842 194
                                    

Matanya mengerjap pelan saat sinar cahaya menembus perisainya dan menganggu tidurnya. Asahi berdecak, namun tak lama akhirnya mengernyit bingung, menyadari sesuatu, ada yang salah.

"Ini di mana?"

Ia bergumam sembari mengucek matanya. Terakhir yang Asahi ingat, ia ada di rumah sakit untuk mengobati lukanya yang cukup serius. Setelah kejadian itu, Asahi rutin untuk check up, entah itu kesehatan fisik maupun mentalnya.

"Kamar?" gumam Asahi, ia ada di kamarnya sekarang. Padahal jelas Asahi sudah pindah rumah, tentu saja, tinggal di rumah yang lama akan membuatnya merinding setiap saat.

Seakan-akan teringat sesuatu, Asahi langsung buru-buru mengecek tubuhnya.

"Sial."

Asahi mengumpat saat tak menemukan luka sedikitpun di tubuhnya. Ia sehat total.

Ting!


Asahi mengecek ponselnya yang berdenting, saat ingin membuka pesan dari seseorang. Ia tiba-tiba saja salah fokus pada tanggal yang tercantum di ponselnya. Matanya membulat.







17 September 2013.





Asahi dengan gemetar membuka pesan dari seseorang yang harusnya ditemuinya pada hari itu.



Kak Yoonbin
Asahi, kita ketemu di atap
aja biar pada nggak curiga.
Gue bawa buku buat jaga-jaga
kalau ada yang tanya.

Asahi terkekeh tak percaya, ini tak mungkin kan? Laki-laki itu buru-buru turun dari ranjangnya dan keluar, namun sebuah suara mengejutkannya.

"Jangan pernah mengubah skenario yang ada."

Asahi melihat sekeliling kamarnya, ia mendapati seorang laki-laki dengan tudung hitamnya tersenyum miring. Asahi bahkan tidak dapat melihat wajahnya sama sekali.

"Kamu pikir mengungkapkan pelakunya akan sangat mudah? Silahkan saja, tapi dirimu yang di masa depan akan mati."

Asahi menggeram saat laki-laki itu terkekeh.

"Selamatkan satu orang untuk melanjutkan misimu. Atau, kamu bisa merubah skenarionya untuk membuat kematian yang lainnya teracak."

"Kamu juga dapat diam saja dan membiarkan skanario berjalan sama persis seperti sebelumnya. Persis seperti apa yang kemarin terjadi, maka kamu juga akan selamat, SENDIRIAN."

"Atau misal juga kamu mau jadi pahlawan? Silahkan korbankan dirimu untuk mengungkapkan pelakunya."

"Itu saja peraturannya~"

Orang tersebut terkekeh sebelum akhirnya menghilang. Asahi terdiam, apakah Doyoung juga mengalami ini?

Persetan dengan itu, Asahi buru-buru melanjutkan langkahnya dan keluar dari kamarnya. Namun, baru saja pintu kamarnya ia buka, tiba-tiba Asahi dikejutkan oleh Junkyu yang berdiri di kamarnya hendak mengetuk pintu, mata laki-laki itu setengah tertutup.

"Asahi gue ijin tidur di kamar lo ya," ujarnya lebih seperti orang bergumam.

Asahi hanya mengangguk dan melanjutkan langkahnya, ini semua sama persis pada hari kejadian di mana Yoonbin jatuh dari atap. Dan Asahi, ia tidak pernah mau mempercayai ini semua.

Di ruang televisi ia mendapati Yedam dan Jihoon yang sedang adu mulut.

"Ibu gue hamil gue 17 tahun, njir."

"Gila, bahaya dong. Masak hamil sampai 17 tahun? Kata dokter kan harusnya cuman 9 bulan paling lama."

"Maksudnya Ibu gue hamil gue pas umur 17 tahun, tolol."

Crafty | Treasure ✔Where stories live. Discover now