6

3.3K 842 105
                                    

"Aduh si bontot ditinggal sendirian."

Jihoon memijat keningnya dan menatap Junghwan yang sedang berada di depan pintu.

"Lo beneran nggak papa nih ditinggal sendirian?" tanya Jihoon khawatir.

''Nggak papa, Kak. Ya ampun, Junghwan udah besar juga." Junghwan tertawa melihat raut wajah Jihoon yang nggak tega buat ninggalin dia.

"Gue khawatir, sumpah. Lo nanti telpon Yoshi aja ya, dia juga bentar lagi pulang. Misal kalau sepuluh menit dia belum pulang, telpon gue, oke?"

Junghwan mengangguk saja. Jihoon sebenarnya berat sekali meninggalkan Junghwan sendirian, tapi ia harus pergi kerja. Toh, nggak mungkin kan Junghwan diajak? Dikira anak TK, pasti atasan Jihoon bakalan ketawa. Mending ketawa doang, kalau dipecat gimana? Dikira orang gila bawa anak umur 16 tahun ke tempat kerja.

"Tenang aja, Kak. Lo nggak lihat badan gue kekar gini? Penjahatnya pasti kalah sama gue," kata Junghwan lagi menenangkan.

Sekarang masalahnya semua orang pergi, Jeongwoo sama Haruto kerja kelompok sama temen-temennya, Doyoung nggak tahu ke mana, Jihoon malas bicara pada orang itu. Lalu Jaehyuk dan Asahi juga pergi, katanya ada urusan penting. Kalau Junkyu lagi ngelamar cari kerjaan. Sedangkan Hyunsuk sama Mashiho pergi ke pasar, belanja.

"Ya udah, bener lho ya, nggak apa-apa?"

Junghwan mengangguk meyakinkan. Jihoon menatap Junghwan sebentar sebelum akhirnya melangkah pergi. Namun langkahnya tertahan karena ucapan Junghwan,

"Kak... Lo sayang ya sama gue?" tanyanya dengan nada lirih. Sedangkan Jihoon yang ada di sana melotot.

"Ngomong apa sih lo? Jelas lah gue sayang. Kalau nggak sayang nggak mungkin sekarang lo ada di rumah ini, Junghwan," jawab Jihoon lalu berbalik arah, mendekati Junghwan.

"Lo ngapain khawatirin gue, harusnya kan lo lebih khawatirin diri lo sendiri. Semenjak terjadi pembunuhan, gue ngerasa jadi beban karena nggak bisa bantu apapun. Gue ngerasa kalian menjaga gue kebih ekstra, bukan gue nggak suka, tapi harusnya kalian jaga diri sendiri," Junghwan menundukkan kepalanya.

Jihoon yang mendengar itu menghela napasnya.  "Junghwan, kita di sini tuh saling jaga. Kita di sini kan berteman, bersahabat. Masak iya kita lebih mentingin ego kita?"

Junghwan tersenyun tipis mendengar ucapan Jihoon. "Maaf ya, Kak."

"Untuk apa?"

"Sekarang sampai besok," katanya.

Jihoon yang mendengar itu mengernyitkan dahinya, namun, tak lama ia tersenyum dan mengangguk. "Gue juga minta maaf."

Setelah itu Jihoon benar-benar pergi, menyisakan Junghwan yang kesepian.

"Kak Yoshi lama banget."

















































































"Aduh, gue tuh mau ngelamar kerja. Lo seriusan ngapain sih buntutin gue muluk?"

Junkyu menatap keheranan Doyoung yang sedang mamainkan tali hoodienya. "Lo gabut? Mending pulang jagain Junghwan, kata Jihoon dia sendirian."

"Dih, nyuruh," balas Doyoung.

"Lo ada dendam sama gue ya? Atau lo sekarang mau bunuh gue?" tanya Junkyu curiga.

Doyoung memutar bola matanya malas."Ya elah, kayaknya pikiran lo cuman bunuh-bunuhan doang ya, Kak."

"Ya iyalah, nggak mungkin setelah semua yang terjadi pikiran gue cuman dangdutan."

Crafty | Treasure ✔Where stories live. Discover now