9

3K 853 243
                                    

"Jihoon, lo udah baikkan?"

Yoshi memberikan sebuah segelas teh hangat pada Jihoon. Jihoon sendiri hanya menghela napasnya. Sejujurnya ia sadar bahwa sikapnya kepada Junkyu terlalu berlebihan. Hyunsuk mati bukan karena Junkyu, tapi karena orang lain. Sekarang harusnya ia tak boleh terlalu terbawa suasana dan fokus mencari si pelaku.

"Kayaknya lo harus minta maaf deh sama Junkyu. Gue lihat dia sakit hati banget, ya maksud gue bukan gue nyalahin lo. Tapi... seenggaknya jangan bikin masalah lain sementara masalah ini belum selesai. Hubungan lo sama Doyoung merenggang, masak hubungan sama Junkyu juga mau merenggang?" ujar Yoshi lalu menepuk pundak Jihoon menyemangati.

"Kak Hyunsuk nggak ada dan gue sekarang kesepian banget. Sekarang gue ngerasa kalau ada nyawa-nyawa yang menjadi tanggung jawab gue, dan jujur gue terbeban sangat."

Yoshi tersenyum tipis melihat Jihoon yang menunduk. "Tenang aja, kan ada gue. Lo juga bisa kok andalin gue," katanya.

"Makasih," ujar Jihoon.

Yoshi tersenyum saja lalu mendudukkan diri di sebelah Jihoon. "Lo ada curigain orang nggak?" tanyanya. "Berbagi aja sama gue, karena gue ada hal yang mau dibagi juga ke elo."

Jihoon nampak berpikir sebentar sebelum menjawab, "gue awalnya curiga Doyoung karena sifat dia yang lama-lama makin aneh. Tapi setelah Kak Hyunsuk mati dibunuh, gue ngerasa lagi mungkin aja bukan Doyoung. Gue ngelihat gimana nangisnya Doyoung di makam Kak Hyunsuk dan gimana deketnya dia sama Kak Hyunsuk jadi gue rasa Doyoung nggak mungkin bunuh Kak Hyunsuk."

"Tapi, dia bisa aja acting?"

"Iya, gue juga mikir gitu. Tapi, kayaknya enggak."

"Gimana kalau misalnya Doyoung bunuh Kak Hyunsuk karena terpepet atau terpaksa? Manusia mana pun bisa ngelakuin hal nekat kan kalau terpojok?" ujar Yoshi.

"Maksud lo Doyoung mungkin aja bunuh Kak Hyunsuk karena Kak Hyunsuk tahu sesuatu tentang dia?" tanya Jihoon memastikan.

"Iya."

"Terus dia nangis di makam Kak Hyunsuk itu karena nyesel dan ngerasa bersalah untuk Kak Hyunsuk?"

"Mungkin aja, feeling gue doang sih." Yoshi mengendikan bahunya.

Jihoon terdiam sebentar sebelum akhirnya melirik Yoshi sedikit. Ia menggigit bibir bawahnya, jadi mana yang harus ia percaya? Feeling Yoshi atau perasaan Jihoon sendiri?

"Terus lo mau kasih tahu gue sesuatu apa?"

Yoshi tersenyum samar mendengar pertanyaan Jihoon, ia lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Jihoon, berbisik,

"Junghwan bilang Doyoung juga ada di atap waktu Yoonbin jatuh saat itu."




















































































"Asahi."

"Apa?"

"Bentar."

Junkyu mengambil beberapa pensil miliknya di kamar lalu berlari memberikannya pada Asahi yang berada di depan pintu kamar Junkyu.

"Apa nih?" tanya Asahi bingung sama kelakuan random Junkyu.

"Itu buat lo."

"Iya, maksud gue buat apa?"

Junkyu menggaruk tengkuknya canggung. Ia menatap Asahi lewat matanya seakan-akan memberi tahu Asahi sesuatu.

"Masih ada beberapa barang yang mau gue kasih sih."

Crafty | Treasure ✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें