14

2.7K 787 49
                                    

"J-Jeongwoo?"

Doyoung mendekati tubuh Jeongwoo dengan ragu-ragu. Laki-laki itu mengerjapkan matanya saat melihat luka-luka di tubuh Jeongwoo.

"J-Jeongwoo?" panggil Doyoung sekali lagi, memastikan apakah Jeongwoo masih dapat meresponnya. Doyoung melepaskan tali yang mencengkram leher Jeongwoo dan segera menggendong tubuh Jeonggwo. Laki-laki itu tampak sudah tidak bernapas, namun Doyoung tetap berlari menggendong Jeongwoo untuk membawanya ke rumah sakit.

Doyoung tak sengaja berpas-pasan pada Jihoon yang baru saja pulang. Jihoon menatap Doyoung sebentar sebelum matanya membulat.

"Turunin, lo apain Jeongwoo?!" tanya Jihoon marah, menarik kerah Doyoung.

"Gue nggak ngapa-ngapain, bangsat. Lepasin, gue mau bawa Jeongwoo ke rumah sakit!"

"Lo-"

"GUE BILANG LEPAS!"

Jihoon jelas terkejut dengan teriakan Doyoung, laki-laki itu lalu spontan melepaskan genggamannya pada kerah Doyoung dan membiarkan laki-laki itu pergi menggunakan taxi.

Jihoon beralih menatap tempat di sebelah tangga, di sana ada tali dan darah, yang dapat Jihoon tebak itu adalah darah Jeongwoo.

Ia melangkah takut-takut ke arahnya, laki-laki itu benar-benar pusing sekarang. Kenapa rasanya pembunuh itu benar-benar tak main-main? Jihoon bukan hanya takut karena teman-temannya akan mati, namun juga dirinya, sesungguhnya walaupun terkadang Jihoon merutuki hidupnya, tetap saja, ia belum siap mati sekarang.

"Kak, lo udah pulang-" Haruto tidak melanjutkan ucapannya kala melihat Jihoon yang hanya diam saja seperti orang yang dihipnotis.

"Kak, ada apa sih? Tadi gue denger suaranya Doyoung-" Lagi-lagi ucapan Haruto terpotong karena tiba-tiba saja Jihoon menatap tajam Haruto.

"K-kak ada apa sih? G-gue takut sumpah," ujar Haruto sembari pelan-pelan mengundurkan tubuhnya kala Jihoon mulai maju mendekat padanya.

"LO YANG BUNUH JEONGWOO?!" tanya Jihoon to the point langsung mencengkram kerah Haruto kasar. Ia menatap Haruto seperti ingin membunuh.

"K-kak, l-lo apa-apaan sih. S-siapa yang bunuh Jeongwoo," ujar Haruto terbata-bata kala Jihoon mulai mencekiknya.

"Nggak usah bohong lo!"

"K-kak, lo m-mau bunuh gue ya?"

"BANYAK BACOT LO, KENAPA SIH LO NGGAK MAU JUJUR AJA?"

Di sela-sela cekikan Jihoon, Haruto mengernyit bingung, sedetik kemudian ia lalu menendang tulang kering Jihoon membuat laki-laki itu mengaduh.

"Lo apa-apaan sih, Kak? Kenapa sekarang tiba-tiba nuduh gue pembunuhnya?" tanya Haruto.

"L-lo, LO! GUE TAHU SEMUANYA TENTANG LO!" kata Jihoon lagi sembari memegangi kakinya yang sakit habis ditendang Haruto.

"Tahu apa lo tentang gue?" tanya Haruto terkekeh sinis.

"Cuman lo satu-satunya yang punya alasan bunuh-bunuh kita orang."

"Masak?" Haruto menatap Jihoon dengan tatapan mengejek.

"Lo...." Jihoon menatap marah Haruto, merasa terhina dengan ekspresi wajah Haruto untuk dirinya, ia menunjuk tepat di depan wajah Haruto,






























































































Crafty | Treasure ✔Where stories live. Discover now