12

2.7K 827 163
                                    

"Ya udah, gue ikut Kak Junkyu."

Semuanya menatap Asahi dengan kaget, termasuk Junkyu sendiri. Laki-laki itu kerasukan makhluk apa?

"Asahi, nggak usah ngadi-ngadi lo," ujar Jaehyuk menggenggam lengan Asahi, tidak memperbolehkannya untuk ikut Junkyu.

"Kalian are fucking hypocrites."

Semuanya dibuat kaget dengan umpatan yang keluar dari mulut Doyoung. Laki-laki ramping itu meludah kasar di jalan.

"Kalian pikir gue nggak tahu kebusukan kalian semua? Ya silahkan bersikap sok suci dan munafik kayak gitu, asalkan jangan di depan gue. Gue mual," kata Doyoung lagi.

"Kak, bukannya kata-kata lo keterlaluan ya? Kata-kata lo kasar banget," sahut Junghwan, ia menatap Doyoung dengan tatapan sinis.

"Kenapa? Lo tersinggung?" Doyoung menaikkan kedua alisnya menantang.

"Lah elo sendiri, Doy?" Yoshi yang sedari tadi tidak banyak bicara akhirnya menatap Doyoung.

"Selama ini gue selalu diem aja lihat kelakuan lo yang kurang ajar. Tapi sekarang gue kayaknya nggak bisa. Lo bilang kita semua munafik kan? Terus gimana dengan elo?" tanya Yoshi mendekat pada Doyoung yang melipat kedua tangannya di depan dada.

"Lo ada kan di atap waktu Yoonbin jatuh? Bahkan lo ada di sana sebelum Yoonbin datang."

Semuanya terkejut mendengar penuturan Yoshi, tentu saja kecuali Junkyu dan Jihoon.

"Lo ada di sana?" tanya Jeongwoo kaget.

Doyoung yang mendengar itu tertawa remeh. "Emang, baru tahu lo?" katanya.

"Gue juga tahu siapa aja yang ada di sana," katanya lalu tersenyum miring. "Yang pasti orang itu lagi panik sekarang."

"Siapa?" tanya Haruto penasaran.

"Ya elo tahu lah siapa, bukannya kalian udah kenal dekat banget?" ujar Doyoung menekankan kata dekat.

Jihoon menghela napasnya lelah. "Lo nggak perlu bertele-tele, Doy. Tinggal kasih tahu aja kenapa sih?"

"Tanya sama Kak Junkyu, gue udah kasih tahu dia."

Semua atensi yang awalnya menatap Doyoung tiba-tiba beralih menatap Junkyu.

"Siapa?" tanya Jihoon mendekat pada Junkyu.

"Nggak tahu," balas Junkyu lalu tak lama melirik Doyoung.

"Sebenernya gue kaget sih kenapa pembunuhnya bodoh banget nggak bunuh gue,"  Doyoung lalu tertawa kecil. "Padahal gue tahu banyak loh tentang dia."

"Udah cukup!"

Haruto berteriak marah, ia lalu mendekat pada Doyoung dan menatapnya tajam. "Lo punya hati nggak sih? Lo nggak lihat udah berapa teman kita yang mati? Bukannya mau nemuin pembunuhnya dengen cepet, lo malah bersikap kayak tadi?" katanya.

"Ya nggak seru dong kalau langsung gue kasih tahu."

"Apa lo bilang?" Haruto langsung menarik kerah Doyoung. Teman-temannya yang ada di sana terkejut dan lelah di waktu yang bersamaan. Lagi-lagi pertengkaran.

"Ya nggak seru dong, Haruto. Rakyat-rakyat munafik kayak lo pada itu yang harus cari pelakunya. Buktiin dong kalau bisa nangkep mafia itu sendiri tanpa bantuan orang kotor kayak gue," Doyoung tersenyum miring, ia lalu melirik seseorang di sana,
























































Crafty | Treasure ✔Where stories live. Discover now