8

3K 843 153
                                    

"Bukan orang ini yang lo lihat pas lo nemuin mayat Yedam?" tanya Asahi menatap bingung Jaehyuk.

"Bukan, beneran. Memang sih tingginya mirip, tapi gue yakin perawakan mereka beda."

Asahi dan Jaehyuk menatap komputer Asahi dengan serius. Asahi meminta pada Kim Taehyung, polisi muda itu untuk memduplikatkan atau meng-copy lagi file cctvnya. Yang lainnya tahu? Tentu saja tidak.

Lalu apakah Asahi percaya pada Jaehyuk? Sebenarnya ia pun tak bisa yakin seratus persen. Tapi toh Jaehyuk selama ini tak macam-macam padanya. Lagian, jika Jaehyuk benar-benar musuh bagi Asahi, bukankah Asahi harus mengawasinya dari dekat.

"Kemarin lo juga bilang pelakunya dua."

"Iya, tapi.." Jaehyuk nampak tak yakin meneruskan ucapannya.

"Ngomong aja, nggak papa," kata Asahi santai.

"Gue nggak tahu, tapi gue sempet lihat dia lari sambil telponan dan bilang kalau 'misi clear'."

"Lo tahu suaranya?"

"Sayangnya nggak terlalu jelas. Jadi gue kurang yakin."

Asahi terdiam sebentar sebelum menghela napasnya. "Lo bilang orang itu perawakannya kayak Kak Junkyu?"

"Iya, tapi sebenernya gue bohong," ujar Jaehyuk yang bikin Asahi bingung tujuh keliling.

"Gue tahu kok pelakunya ada di sana, jadi gue asal tuduh aja," ujar Jaehyuk lagi.

"Sebenarnya gue nggak yakin dia mirip siapa, soalnya dia pakai boot tinggi. Awalnya gue sih mikir itu beneran Kak Junkyu karena tingginya benar-benar mirip. Tapi ternyata gue lupa fakta kalau dia pakai boot tinggi."

"Terus lo percaya sama Kak Junkyu?" tanya Asahi.

"Nggak ada yang gue percaya selain lo. Bisa aja memang itu Kak Junkyu, dia nyuruh orang lain bunuh Yedam," jawab Jaehyuk.

Asahi mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Ia lalu kembali menatap komputernya dan mencari sesuatu di sana.

"Jae, mau tahu sesuatu nggak?" tanya Asahi tiba-tiba.

"Kalau lo search nama Kak Jihoon di sana," Asahi menunjuk situs pencarian umum.

"Lo bakalan nemuin fakta yang mengejutkan," lanjutnya.

Jaehyuk mengernyit bingung. "Apa?"



































































"Park Jihoon, anak pembunuh berantai, Park Jiwon."




































































"Nggak usah pegang-pegang lo."

Junkyu mengerjapkan matanya kala Jihoon tiba-tiba menepis tangannya dengan kasar. Padahal Junkyu niatnya cuman mau bantuin beresin rumah.

"Sana lo, mending ke kamar aja. Dengerin headphone," usir Jihoon sekaligus menyindir.

"Lah, apaan sih, njir. Gue kan cuman mau bantu," ujar Junkyu yang nggak mau kalah, hendak merebut sapu dari tangan Jihoon.

Jihoon yang melihat itu mendengus. "Lo ganggu, Kyu. Mending lakuin hal yang berguna deh sana, cari kerja kek. Lo nganggur gini terus malah jadi beban tahu nggak di sini, apalagi sekarang Kak Hyunsuk nggak ada."

Crafty | Treasure ✔Where stories live. Discover now