20

2.8K 794 102
                                    

Junkyu tahu bahwa sesuatu telah terjadi antara Doyoung dan Asahi. Ia dapat melihat Asahi yang terus berusaha menghindari Doyoung dan Doyoung yang juga selalu mengawasi gerak-gerik Asahi.

"Lo ngapain ke kamar Yedam?"

Asahi refleks menghentikan langkahnya kala mendengar pertanyaan Junkyu. Laki-laki itu menghela napas berat, kemarin Doyoung, sekarang Junkyu. Kenapa mereka selalu menggangu Asahi?

"Bukan urusan lo," jawab Asahi singkat. Junkyu sendiri berdecak sebal, merasa tak dihargai, ia lalu menahan bahu Asahi.

"Urusan gue lah, lo kenapa sih akhir-akhir ini jadi nyebelin?"

"Bukan urusan lo, Kak."

"Lo nggak percaya sama gue?" tanya Junkyu tiba-tiba. Asahi mengernyit mendengarnya. "Percaya atau nggak itu mah urusan gue, Kak."

"Percaya atau nggak itu juga urusan gue. Lo kenapa nggak bisa jawab?"

Asahi lagi-lagi menghela napasnya berat. "Gue nggak tahu. Gue nggak bisa percaya seratus persen sama elo maupun Doyoung."

"Gue nggak percaya sama lo."

Asahi mendelik sebal mendengar ucapan Junkyu. "Kenapa lo nggak percaya sama gue?"

"Kenapa juga gue harus percaya sama elo?" tanya balik Junkyu sembari tersenyum miring.

"Terserah." Asahi hanya melirik singkat tak perduli pada Junkyu. Lalu melanjutkan langkahnya ke kamar Yedam, membuka gagang pintu seakan-akan sang empunya sudah mengijinkan.

"Lo.. mau cari sesuatu tentang Yedam?" tanya Junkyu.

"Ngapan nanya? Katanya lo nggak percaya sama gue."

"Yedam punya luka kan?" kata Junkyu yang membuat Asahi lagi-lagi mendelik. "Tahu dari mana lo?"

"Dia punya luka yang belum sembuh di kakinya, dan kayaknya pelakunya tahu itu makanya kaki Yedam adalah hal pertama yang diserang," jelas Junkyu serius.

"Bisa aja pelakunya orang yang dekat sama Yedam," ujar Asahi.

"Hmm, emang bisa aja."

"Terus menurut lo siapa?" tanya Asahi.

"Hampir semua dari kita, karena Yedam orangnya baik ke semua orang. Gue nggak bisa pastiin."

"Yedam pernah bilang sesuatu ke gue."

"Apa?"

"Yedam," Asahi melipat bibirnya ke dalam. "Dia punya buku diary yang disimpan di kamarnya."

"Terus hubungannya apa sama si pelaku?" bingung Junkyu.

"Emang nggak ada, gue cuman mau tahu rahasia dia aja," ujar Asahi yang buat Junkyu melotot kaget.

"Jangan gila, ngapain sih lo."

"Emang kenapa? Kita sekarang aja udah buka-bukaan tentang masa lalu kan? Kenapa gue nggak boleh cari tahu rahasia Yedam?"

"Dia udah mati, Asahi. Kenapa lo iri sama orang yang udah mati.." Junkyu berujar lirih, memperhatikan dengan sendu punggung Asahi yang masih mencari buku diary Yedam dilaci-laci.

"Asahi, gue mau tanya sesuatu. Lo ada apa sama Doyoung?"


































































"KAK YOSHI!"

Haruto berteriak kaget saat ada bola basket berlumpur yang terlempar begitu saja ke arah Yoshi, sampai-sampai laki-laki itu terhuyung.

Crafty | Treasure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang