3

4.1K 961 183
                                    

"Ujian lo lancar, Dam?"

Jaehyuk dan Yedam sekarang dalam perjalanan pulang dari bioskop. Udah mau sampai rumah sih, tapi Jaehyuk memutuskan untuk mampir ke super market untuk beli susu pisang. Daripada Yedam di mobil sendirian, mending dia ikut Jaehyuk. Masih ngeri bor setelah Yoonbin ditemuin meninggal gitu aja, Yedam jadi takut ke mana-mana sendirian. Sebenarnya Yedam juga nggak nyaman untuk bersama-sama dengan Jaehyuk, dari tadi aja dia berusaha menghindar dengan mamainkan ponselnya. Tapi seenggaknya ikut Jaehyuk lebih baik dari pada sendirian.

"Iya," jawab Yedam singkat tanpa mau melanjutkan topik.

Jaehyuk menghentikan langkahnya, otomatis Yedam yang ada di sebelahnya juga ikut menghentikan langkahnya.

"Kenapa, Kak?"

Jaehyuk menatap Yedam sebentar sebelum menghela napasnya. "Yedam, gue tahu lo takut deket-deket sama gue. Kelihatan tahu dari tadi lo berusaha untuk ngejauhin gue. Kenapa sih? Lo curiga gue yang bunuh Yoonbin?" tanyanya.

Yedam hanya dapat menggaruk tengkuknya canggung. "Nggak gitu, Kak."

"Terus kenapa? Lo sendiri dari tadi sadar kan kalau keadaannya canggung banget gara-gara lo?"

Sekarang gantian Yedam yang menghela napasnya. "Iya-iya, gue minta maaf."

Masalahnya, Yedam hanya bersikap waspada saja. Ia masih tidak bisa menghilangkan kecurigaannya pada Jaehyuk. Karena sejujurnya, walaupun tampak polos, Jaehyuk itu sedikit menakutkan.

"Kak, gue dua hari lalu dicegat sama preman di dekat sini," ujar Yedam tiba-tiba curhat, berusaha menghilangkan suasana canggung yang dibuatnya. Jaehyuk yang denger, langsung kaget. Kagetnya ngegas.

"YANG BENAR? WAH GILA LO!"

"Bukan gue Kak yang gila, tapi premannya," sahut Yedam dengan tatapan datarnya.

"Wkwkw, iya, tapi dia nggak ngapa-ngapain lo kan?"

"Dia bawa gunting Kak, tapi karena gue orangnya sigap dan reflek gue bagus. Otomatis gue langsung keluarin batu. Gila nggak tuh, untung banget loh."

"Batu apa njir?"

"Batu gunting kertas, Kak. Wkwkwk." Yedam ngakak sendiri sama lawakannya, beda sama Jaehyuk yang mukanya udah berubah, mukanya jadi sebelas dua belas sama ular kobra.

"Santai Kak, canda doang. Nggak mungkin lah ada preman yang nyegat gue, mereka udah insecure dulu lihat muka gue."

"Mau gue tabok, Dam? Muka lo kayak cicak kejang-kejang tahu nggak?"
































































"Asahoy."

Mashiho datang dengan sebuah gelas susu pisang di tangannya. "Mau nggak, sayang? Buatan Mashiho yang baik, mini, dan imut ini? Gue buat pakai cinta loh."

Asahi hanya memasang tampang datar, padahal dalam hati udah mau muntah.

"Kenapa?"

"Lo di atap nggak takut kayak Yoonbin, jatuh, terbang dari atap?" tanya Mashiho.

"Kenapa harus takut? Toh kita semua juga bakalan mati nantinya," sahut Asahi yang langsung bikin Mashiho shock sekaligus merinding.

Mashiho menggeleng-gelengkan kepalanya lalu memukul lengan Asahi dengan manja, ya kayak ala-ala Ibu komplek.

"Ih, Asahi kok ngomong gitu? Berarti lo percaya dong Yoonbin dibunuh?" tanya Mashiho lagi.

Asahi terdiam sebentar sebelum akhirnya memilih mengendikan bahunya acuh. Ia rasa bercerita kepada Mashiho tentang apa yang ada di pikirannya bukan hal yang benar.

Crafty | Treasure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang