Sunshower Skit: Uang Jajan Arthur

19.2K 2.1K 24
                                    

Pagi itu, Alta baru saja menyiapkan sarapan ketika Arthur turun ke ruang makan masih dalam balutan piama. Tampaknya anak sulungnya itu sudah mencuci muka dan menggosok gigi karena sudah terlihat segar meski belum mandi.

"Kenapa gak sekalian mandi, Sayang?" tanya Alta. Memberikan sendok nasi agar Arthur bisa mengisi piringnya.

"Mau berenang, Ma."

Alta bergumam, menyetujui, kemudian duduk di kursinya dan menyendokkan nasi goreng dan fillet ayam yang dimarinade. Ibu yang tengah hamil itu memperhatikan Arthur yang makan sembari melamun, menatap kolam renang. "Ayah pergi, Ma?"

"Iya, sudah berangkat," jawab Alta, merujuk pada Erky yang berangkat pagi-pagi sekali karena hendak menuju bandara, lalu mulai makan. Tetapi, satu celetukkan Arthur membuat Alta tersedak, "Yah ... Arthur mau minta uang padahal."

Mencoba mengatur napas, lalu meminum air putih miliknya, Alta bertanya pada bocah yang baru duduk di taman kanak-kanak itu, "Uang? Buat apa, Arthur?"

"Biar punya uang aja. Arthur gak punya uang buat di sekolah." Alta mengerjap bingung, karena diantar-jemput dan disediakan makan siang oleh sekolah, Alta tidak tahu apa yang akan dibeli Arthur jika diberi uang jajan.

Namun, Arthur menjelaskan kemudian, "Temen Arthur ada yang bawa uang, Ma. Warnanya yang merah, 'seratus ribu rupiah' tulisannya. Kata Kila bisa beli es krim banyak."

Alta tertawa kecil mendengarnya. "Memang kalau beli es krim banyak-banyak, Arthur bisa habiskan? Gak akan sakit gigi? Nanti dicabut gigi lagi, mau?" goda Alta, mengingatkan anak sulungnya itu mengenai kejadian dua bulan lalu ketika giginya harus dicabut karena memakan terlalu banyak permen. Senyum Alta semakin terkembang ketika melihat bibir Arthur mengerucut. "Gak usah beli es krim. Mau punya uang aja, Ma!"

Sang ibu tidak menjawab permintaan Arthur, hanya mengulum senyum dan meminta Arthur menghabiskan sarapannya. Begitu selesai, Alta meminta Mbok untuk tidak membereskan tempat tidur Arthur dan memanggil putranya untuk duduk di pangkuannya. "Sini, Sayang."

"Mau uang ...." Arthur masih merajuk ketika dinaikkan ke pangkuan Alta.

"Kila dapat uangnya dari siapa?" tanya Alta sembari menyisir rambut Arthur yang sedikit acak-acakan.

Arthur berpikir sejenak. "Dikasih Nenek Kila."

Alta tersenyum, tebakannya benar. Mengenal orang tua salah satu teman Arthur itu, Alta pikir orang tua Syakila tidak pernah memberikan uang tunai langsung pada anaknya. "Mama kasih Arthur uang, tapi Arthur harus beresin tempat tidur sendiri."

"Kan, diberesin Mbok," sanggah Arthur cepat. Tertawa kecil, Alta mencubit pipi Arthur. "Kalau gitu uangnya Mama kasih ke Mbok."

"Ih, Mama! Buat Arthur!" seru bocah laki-laki itu dengan bibir yang cemberut. Alta mencium rambut Arthur dengan gemas. "Kan, Mbok yang beresin kasur Arthur."

"Kila gak beresin tempat tidur sendiri, tapi dapat uang," gerutu Arthur dengan kesal, tangannya terlipat di depan dada.

"Ini uangnya Ayah, Ayah tadi berangkat kerja subuh, loh, biar dapat uang," jelas Alta. "Mbok juga beres-beres kamar Arthur untuk biar dapat uang tiap bulan."

Arthur tidak lagi terlihat kesal walau bibirnya masih mengerucut. "Arthur gak bisa lipat selimutnya."

Mencium Arthur sekali lagi sebelum menurunkannya dari pangkuan Alta, wanita itu menanggapi, "Mama bantu lipat selimutnya."

"Ma," panggil Arthur sewaktu mereka berjalan menuju kamar Arthur. Alta menggumam, menandakan bahwa dia mendengarkan anaknya. "Ayah di kantor beresin tempat tidur biar dapat uang?"

Alta menahan tawa membayangkan Erky membereskan tempat tidur dengan kemeja dan jas lengkap alih-alih bertemu dengan klien. Menahan senyum melihat anaknya yang kebingungan, Alta menjawab, "Nanti coba Arthur tanya Ayah, ya."

Sunshower ✔Where stories live. Discover now