19. UGD

69.7K 6.9K 126
                                    

"Don't you come here thinking you ballin', ain't down for it. You seem like trouble to me."

Trouble - Iggy Azalea ft. Jennifer Hudson

***

"Maaf, aku gak bisa nganter, maaf banget."

Erky menghela napasnya, menatap mobil, yang sudah dilengkapi dengan supir, menanti. "Iya, gak apa-apa. Kamu hati-hati di jalan, jangan terlalu banyak pikiran. Nanti udah sampai aku telepon."

"Iya, kamu ... Kamu hati-hati juga," terdengar suara Alta yang hampir pecah di akhir kalimatnya.

Setelah itu Erky mengucap salam perpisahan dan memutuskan panggilan telepon. "Mana bisa gue pergi kalau kaya gini," gumamnya, matanya,  yang sedang menatap layar ponsel dengan tampilan daftar panggilan yang memunculkan kontak Alta di panggilan paling akhir, dialihkan ke Rio dan orang tuanya.

Seharusnya Alta ada, berdiri diantara mereka. Izin untuk menginap sehari di Jakarta bersama keluarga Erky dan juga Rio sudah di tangan, hanya saja, jika semesta tidak mengizinkan, mau apa lagi. Setelah menarik napas panjang, Erky bangkit, mendahului yang lain dan masuk ke mobil terlebih dahulu. "Ayo, berangkat."

Terlihat Rio, Anna, dan Riezky saling menatap satu sama lain sebelum ikut masuk ke dalam mobil. Erky menatap pintu rumahnya, enggan melihat satu tempat kosong yang seharusnya diisi oleh Alta.

"Ke rumah sakit—"

Tiga orang bersuara sekaligus. Ketika Erky mengalihkan pandangan pada tiga orang tadi, tawa pecah di dalam mobil. Lalu, mereka menatap cowok yang sedang galau, duduk sendiri di belakang tersebut. "Ngerti, kok," ujar Rio, yang sepertinya sedang jadi juru bicara, mendahului orang tua Erky yang sama-sama sedang tersenyum sambil menatapnya. Erky tersenyum lebar, merasa sedikit lega bahwa ia bisa bertemu Alta sebelum meninggalkannya ke Jakarta.

Seperti yang sudah direncanakan, seharusnya Alta ikut dan dijemput oleh Erky sore ini, tepat pukul tiga. Namun, sangat mendadak, divisi logistik memberi kabar bahwa anggota panitianya tertabrak mobil sewaktu akan memesan peralatan sound system. Tidak parah, namun panitia tersebut tidak sadarkan diri dan harus dilarikan ke UGD. Otomatis, Alta, sebagai ketua panitia, langsung menuju rumah sakit di Jalan Kebon Jati tersebut.

"Sebentar, ya, Mah, Yah," Erky berkata setelah turun dari mobil. "Gue ikut." 

Rio menyusulnya, meluncur keluar dari mobil dan mereka segera menuju UGD, namun baru saja sampai di instalasi, terdengar keributan di depan ruangan. Terlihat sepasang suami-istri sedang memarahi seseorang yang menundukkan badannya di depan mereka. Ketika mendekat, terlihat sang istri sedang memarahi cewek yang memakai kaos abu tersebut, yang masih menundukkan badannya. "Kamu ini gimana, liat anak saya sekarang! Siapa yang mau tanggung jawab kalau anak saya kenapa-kenapa! Gimana biaya operasinya!"

Ternyata sang suami hanya berusaha menenangkan istrinya, mencoba menghentikan teriakkannya, namun terlihat, lelaki itu memiliki kepanikannya sendiri dan usaha menenangkan istrinya pun hanya seperti setengah hati. "Udah, Bu, tenang dulu. Dokter, kan, bilang gak ada luka serius."

"Saya akan tanggung jawab semua biaya di sini, juga ganti rugi untuk anak ibu ke depannya." Akhirnya gadis yang memakai kaos abu itu bangkit, namun tanpa ia kembali tegak berdiri pun, Erky tahu, gadis yang berambut pendek tersebut adalah Alta.

Matanya menatap lurus, tegas, ke arah pasangan tersebut. "Hah? Emang kamu punya apa, mau jamin ganti rugi. Jangan sombong kamu, memangnya bapak kamu yang punya mall? Kepala bank? Punya hotel?"

"Keluarga saya memang gak kaya, bukan berarti saya akan mangkir dari tanggung jawab. Saya punya cukup tabungan jika itu hanya untuk biaya perawatan anak ibu, kecuali ibu minta yang lain-lain."

Sunshower ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang